Ketua DPRD DKI: Interpelasi Bukan untuk Menjatuhkan Gubernur
Merdeka.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo, Edi Marsudi, menegaskan rencana interpelasi yang digulirkan sejumlah anggota DPRD bertujuan meminta penjelasan Gubernur terkait sejumlah temuan BPK. Dia menegaskan interpelasi bukan semata-mata untuk menjatuhkan Anies Baswedan sebagai Gubernur.
"Interpelasi itu hak bicara anggota dewan. Bukan fraksi loh, anggota dewan. Kita mempertanyakan hasil audit BPK. Temuan-temuan itu dari A-Z apa sih, kok bisa begini?" kata dia kepada wartawan, Jumat (20/8).
Menurut dia, ada sejumlah hal yang hendak ditanyakan terkait temuan dan rekomendasi BPK. Misalnya ada PNS yang masih diberikan gaji padahal sudah meninggal dunia.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Kenapa ahli waris pegawai PPNPN mendapatkan santunan? Santunan tersebut merupakan bukti hadirnya negara memberikan kepastian hak jaminan sosial kepada seluruh pekerja Indonesia, baik pekerja Penerima Upah maupun Bukan Penerima Upah.
-
Kenapa mantan karyawan dapat uang? Dia percaya bahwa setiap mantan karyawan, baik yang pensiun, mengundurkan diri, atau meninggal, berhak mendapat bagian uang tersebut.
-
Apa itu pertanyaan? Definisi dari pertanyaan adalah sebuah ekspresi keingintahuan seseorang akan sebuah informasi yang dituangkan dalam sebuah kalimat tanya.
-
Mengapa DPR meminta audit PMN? 'Komisi XI DPR RI akan meminta BPK RI melakukan Audit Kinerja LPEI dan bisnis model yang baru guna memastikan keberlanjutan kinerja LPEI,' ujarnya.
"Ini untuk kepentingan pemerintah daerah bukan kepentingan pribadi anggota dewan. Mempertanyakan hak anggota dewan, bukan mau menjatuhkan Pak Gubernur. Bukan itulah tujuan kita. Mempertanyakan saja," lanjut dia.
Hal lain yang juga akan ditanyakan, lanjut dia, soal pembayaran Formula E yang rencananya bakal digelar pada Juni 2022 mendatang. "Masalah kelebihan bayar Formula E sedang berjalan makanya kita pertanyakan dalam hak interpelasi nanti. Itu akan dijawab di situ. Akan terang benderang lah," ungkap dia.
Politisi PDIP ini mengaku, belum mengetahui secara pasti jumlah anggota dewan yang ingin mengajukan interpelasi. "Sedang berjalan. Saya kan tidak tahu. Itu hak mereka," tandas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia juga menyoroti potensi tumpang tindih antara kebijakan daerah dan kebijakan pusat.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Rudianto tidak menjelaskan lebih jauh perihal perkara yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaKent meminta Pemprov DKI Jakarta lewat Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) untuk menjaga aset milik negara.
Baca SelengkapnyaAnggota dewan menyesalkan adanya pemecatan serentak.
Baca Selengkapnya"Kemarin agak sedikit ya, tapi ada yang meninggal ya," kata Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto
Baca SelengkapnyaPuluhan guru honorer menyampaikan keluh kesahnya kepada Komisi X DPR karena tak kunjung diangkat menjadi PPPK.
Baca SelengkapnyaReinkarnasi dinasti itu berefek langsung atau tidak langsung terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRieke menegaskan agar Tapera dibatalkan atau ditunda, hingga masalah tersebut diselesaikan
Baca SelengkapnyaPDIP menyampaikan rencana pengajuan hak angket dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnsar sudah diperiksa oleh penyidik terkait kasus tersebut di Mapolda Kepri, Sabtu (16/12/2023).
Baca SelengkapnyaWTP ini kelima kalinya diterima KPK. BPK tak menemukan permasalahan signifikan yang berdampak kepada kewajaran penyajian LK KPK.
Baca SelengkapnyaPendataan ulang guru honorer tersebut untuk bisa memastikan jumlah tenaga pendidik mulai dari guru honorer, PNS dan P3K yang masih aktif.
Baca Selengkapnya