5 Fakta Elang Jawa, Burung Legendaris Asal Tanah Jawa yang Terancam Punah
Merdeka.com - Burung Elang Jawa adalah salah satu spesies endemik yang hanya terdapat di Pulau Jawa. Konon, lambang Burung Garuda yang menjadi lambang Negara Indonesia terinspirasi dari burung ini. Ini dikarenakan pada masa perjuangan dulu burung ini banyak dijumpai pada hutan-hutan di kawasan Pulau Jawa.
Seiring pembangunan pesat yang terjadi di Pulau Jawa, kini spesies endemik itu terancam punah. Dilansir dari Liputan6.com, banyak pemburu liar yang tak bertanggung jawab menculik anak Elang Jawa yang masih kecil dan belum bisa terbang dari sangkarnya.
Selain itu, kawasan hutan yang kian menyempit dan sifat biologis hewan yang hanya bertelur dua tahun sekali juga memicu kelambatan perkembangbiakan Elang jawa. Berikut fakta seputar Elang Jawa yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (1/4/2020).
-
Mengapa burung garuda digunakan sebagai lambang negara? Burung garuda digunakan sebagai lambang negara karena ini merupakan raja dari segala burung yang melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis dilihat dari sayapnya yang mengembang.
-
Dimana habitat Elang Jawa? Habitat alami Elang Jawa meliputi hutan-hutan pegunungan, hutan primer, dan hutan sekunder di dataran tinggi.
-
Dimana habitat elang jawa di Jawa Timur? Sementara di Jawa Timur, dijumpai di Gunung Bromo, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Meru Betiri.
-
Di mana elang Jawa tinggal? Habitat yang disukai elang jawa adalah ekosistem hutan hujan tropis yang selalu hijau, mulai dari dataran rendah hingga daerah yang lebih tinggi dengan ketinggian mencapai 2.200 meter dan kadang-kadang 3.000 meter di atas permukaan laut.
-
Dimana Burung Paruh Kodok ditemukan di Indonesia? Di Indonesia, Burung Paruh Kodok dijumpai di beberapa tempat. Di dalam Taman Nasional Gunung Merapi, penampakannya pernah tercatat di daerah Tegalmulyo Klaten, Ngargomulyo Magelang, Bukit Plawangan, dan Bukit Turgo.
-
Dimana elang Jawa dilepaskan? Pelepasan burung elang Jawa tersebut dilakukan di tempat latihan Kostrad tepatnya di Gunung Sangga Buana, Jawa Barat.
Ciri Khas Elang Jawa
2015 Merdeka.com
Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Elang Jawa merupakan salah satu spesies endemik di Pulau Jawa. Burung itu memiliki ciri khas berupa jambul di atas kepala dengan panjang 12 cm. Selain itu, sebagai spesies berukuran sedang, Elang Jawa memiliki tubuh dengan panjang 56-70 cm dan memiliki rentang sayap selebar 110-130 cm.
Elang Jawa memiliki bunyi nyaring yang tinggi. Burung yang memiliki nama ilmiah Spizaetus Bartelsi itu secara sekilas mirip dengan Elang Brontok baik dari suaranya maupun ketika ia terbang. Namun Elang Jawa memiliki warna yang lebih kecokelatan.
Habitat Elang Jawa
2015 merdeka.com/muchlisa choiriah
Pada zaman dahulu, Elang Jawa dapat ditemukan di hampir seluruh hutan-hutan lereng gunung yang ada di Pulau Jawa. Namun, selain daerah lereng gunung, keberadaan Elang Jawa sulit ditemukan. Habitat burung ini hanya sebatas berada di wilayah hutan primer dan daerah peralihan antara dataran rendah dan pegunungan.
Sementara itu, sebagai burung pemangsa Elang Jawa sering bertengger di pohon-pohon yang tinggi. Dilansir dari Indonesia.go.id, selain memangsa burung-burung kecil seperti Puai dan Walik, burung ini juga memangsa mamalia kecil seperti tupai, musang, bahkan anak monyet.
Populasi Elang Jawa
2019 Merdeka.com/Imam Buhori
Tidak diketahui pasti berapa jumlah populasi Elang Jawa yang masih hidup kini. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Menteri Kehutanan berjudul Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa pada tahun 2013, kemungkinan jumlah populasi maksimum burung itu hanyalah sebanyak 200 ekor.
Populasi Elang Jawa tidak bisa berkembang cepat karena burung itu merupakan tipe burung monogami yang hanya kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya. Kebanyakan penelurannya terjadi pada paruh pertama tahun, yaitu mulai dari Januari sampai Juli.
Terancam Punah
2019 Merdeka.com/Imam Buhori
Karena keberadaannya yang terancam punah, para ilmuwan berusaha melakukan konservasi atas burung ini. Walau begitu, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Hal ini disebabkan semakin rusaknya habitat hewan tersebut dan perburuan serta perdagangan illegal yang diyakini terus meningkat khususnya pada kota-kota besar di Jawa.
Dilansir dari jurnal yang berjudul Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa (2013), pada 2004 ada sebanyak 20 ekor Elang Jawa diperdagangkan pada beberapa pasar burung di Pulau Jawa. Pada tahun itu pula sebanyak 10 ekor Elang Jawa dikirim ke Korea Selatan melalui Jakarta dan 11 ekor dikirim ke Taiwan dan Singapura melalui Surabaya.
Dipilih Jadi Lambang Negara
Pada 1950, dilakukan sebuah sayembara untuk pemilihan lambang negara. Dari sayembara itu, dipilihlah rancangan Burung Garuda milik Sultan Hamid II dari Pontianak.
Dilansir dari Indonesia.go.id, rancangan itu mengalami perbaikan dan masukan dari Presiden Soekarno. Untuk membedakannya dengan Bald Eagle yang menjadi simbol negara Amerika Serikat, Presiden Soekarno kemudian menambahkan jambul di kepala garuda. Jambul di atas kepala identik dengan Elang Jawa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang memukau. Intip jenis burung endemik yang umum dijumpai.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaFakta tentang burung Kuau Raja yang sempat dinyatakan punah namun kini ditemukan kembali.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan proses pelepasan burung elang Jawa di alam.
Baca SelengkapnyaSelain memiliki penampilan unik, jalak kebo juga memiliki berbagai mitos yang melekat dalam budaya Indonesia.
Baca SelengkapnyaMirisnya, burung-burung endemik ini kian hari kian langka.
Baca SelengkapnyaHewan dengan nama latin Nisaetus Floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter.
Baca SelengkapnyaBurung Kuau Raja memiliki ciri khas ekor yang unik namun terancam punah.
Baca SelengkapnyaWilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.
Baca SelengkapnyaPerdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.
Baca SelengkapnyaKeberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya