5 Fakta Menarik Anak Rambut Gimbal di Dieng, Diyakini Titipan Dewa
Merdeka.com - Dieng adalah sebuah dataran tinggi yang indah di Pulau Jawa. Nama “Dieng” berasal dari kata Bahasa Kawi “di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” yang bermakna dewa. Dengan demikian, secara harfiah Dieng berarti tempat bersemayam-nya para dewa.
Selain terdapat peninggalan masa lampau, di sana terdapat pula beragam kebudayaan leluhur yang masih dilestarikan hingga sekarang, salah satunya acara ruwatan rambut gimbal.
Di Dieng, tradisi ruwatan atau pemotongan rambut gimbal rutin dilaksanakan pada saat bulan Suro atau peringatan tahun baru Islam. Selain itu, acara itu juga rutin dilakukan setiap bulan Agustus.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Siapa yang masih memiliki rambut gimbal di Desa Sikunang? 'Sudah termakan usia. Sudah banyak yang lepas,' kata Mbah Herman, salah satu pria dewasa yang hingga kini rambutnya masih tua. Kalau Mbah Herman sendiri menyebut dirinya sebagai 'Gembel Tua'.
-
Mengapa tradisi ini dilestarikan? Tradisi itu dilestarikan untuk mengenang penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig.
-
Kenapa Tari Dolalak masih dilestarikan di Purworejo? Masyarakat Purworejo masih terus melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang dengan cara mengadakan event setiap tahunnya
-
Bagaimana cara Festival Kedawung Ngesti Luhung melestarikan budaya Cirebon? “Kami berusaha untuk menyeimbangkan antara globalisasi dan modernisasi dan itu bisa tertanam dengan adanya kearifan lokal,“ katanya .
-
Apa saja peninggalan sejarah dari Gunung Jali Tebon? Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
Sebelum melakukan tradisi ini, sang anak yang hendak dipotong rambut gimbal-nya harus melewati serangkaian prosesi ritual yang panjang. Berikut ini adalah 5 fakta menarik anak rambut gimbal di Dieng.
Diyakini Titipan Dewa
©2020 Merdeka.com
Masyarakat setempat percaya kalau anak-anak berambut gimbal di Dieng merupakan titipan dewa. Dewa itu bernama Nyai Dewi Roro Ronce yang merupakan abdi dari ratu Laut Selatan, Nyai Roro Kidul.
Oleh Nyai Roro Ronce, bocah itu kemudian dititipkan kepada Kiai Kaladete yang merupakan salah seorang tumenggung yang ditugaskan untuk mempersiapkan pemerintahan di dataran tinggi Dieng pada masa menjelang kemunculan Kerajaan Mataram pada abad ke-14.
Konon, Kiai Kaladete hingga kini masih bersemayam di Telaga Balai Kambang Dieng.
Diperlakukan Istimewa
©2020 Merdeka.com
Karena dianggap sebagai titipan dewa, anak-anak berambut gimbal di Dieng diperlakukan lebih istimewa dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Perlakuan yang berbeda inilah yang membuat anak-anak berambut gimbal di sana cenderung lebih ekspresif, eksploratif, dan lebih manja.
Puncaknya, pada hari sebelum pemotongan rambut, mereka dipersilakan membuat satu permintaan kepada orang tua mereka. Permintaannya bisa berwujud apapun. Biasanya, orang tua menanyakan permintaan sang anak mendekati hari ruwat atau pemotongan.
Hal itu dilakukan untuk antisipasi kalau permintaan anak ternyata berubah seiring berjalannya waktu.
Permintaan Unik-unik
©2020 Merdeka.com
Dilansir dari Liputan6.com, permintaan anak-anak berambut gimbal yang hendak menjalani proses ruwat biasanya beragam. Ada anak yang minta dibelikan barang mewah, ada yang mintanya aneh-aneh, dan ada pula yang permintaannya sangat sederhana dan mudah dipenuhi.
Anindita Purbaningrum (6), meminta sate telur puyuh tiga tusuk dan sate ayam dua tusuk. Sekilas permintaan itu terdengar sederhana. Hanya saja dia ingin membeli makanan itu di depan rumah sakit.
Ada pula Laela Handayani (6). Dia meminta sebuah tablet yang ada gambar apelnya. Setelah ditelusuri, ternyata yang dimaksud Laela adalah I-Phone.
Sementara itu permintaan sederhana dikeluarkan Nadhira Thafana Pramarsetyo (4). Dia hanya minta dibuatkan ikan goreng.
Kembali Gimbal Setelah Ruwat
©2020 Merdeka.com
Walaupun diyakini dapat membebaskan rambut anak dari gimbal, namun ada pula rambut anak yang kembali menggimbal setelah dipotong. Dilansir dari Liputan6.com, pada suatu hari, tepatnya beberapa bulan setelah proses ruwat, ada anak yang sepeda mininya mengalami kerusakan. Sang orang tua kemudian membelikannya sepeda dengan warna yang berbeda. Tapi sang anak tidak antusias dengan sepeda barunya itu.
Mendadak, sang anak menderita panas tinggi. Setelah lewat seminggu, anak itu sembuh. Namun di kepalanya kembali muncul rambut gimbal.
Lalu ada pula seorang anak yang minta dipotong rambutnya dengan keinginan tertentu. Namun setelah diruwat, rambut gimbalnya tetap tumbuh. Setelah diselidiki baru diketahui ternyata barang permintaan sang anak dibeli dari uang mbahnya, bukan dari uang orang tuanya.
“Permintaannya, kalau harus orang tua yang membeli ya harus dengan uang orang tuanya. Tidak bisa digantikan dengan uang mbahnya,” kata Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dieng Aryadi Darwanto dikutip dari Liputan6.com.
Potong Gimbal Tanpa Ritual
©2020 liputan6.com
Menurut Slamet Budiono, Kepala Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, ada saja orang-orang yang mencoba memotong rambut anak gimbal tanpa ritual. Selain itu, pemotongannya juga tidak didasari oleh keinginan sang anak.
Namun saat gunting didekatkan di kepala, konon anak berambut gimbal itu akan terpelanting tanpa sadar. Gunting jatuh dengan sendirinya dan para orang tua akan jatuh terlempar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun sudah dipotong dan diruwat, beberapa anak rambut gimbalnya tetap tumbuh hingga menginjak dewasa.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaSetiap hari, ada orang datang untuk mengambil air di batu lesung ini.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaRekomendasi wisata Dieng yang bisa dijadikan referensi liburan Anda bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaSebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaGunung Rinjani, memikat para pendaki dengan daya tariknya di Pulau Lombok. Mitos dan misteri Gunung Rinjani telah menyatu erat dengan budaya lokal. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaDieng Culture Festival rencananya akan digelar akhir Agustus tahun ini.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum 8 destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Lombok selain pantai.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaSanggul rambut jadi salah satu budaya Indonesia yang fenomenal, ketahui lebih lanjut yuk.
Baca SelengkapnyaJambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang.
Baca Selengkapnya