Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

6 Fakta Sayur Lodeh 'Tangkal Pageblug' Corona, Perintah Sultan HB IX untuk Usir Wabah

6 Fakta Sayur Lodeh 'Tangkal Pageblug' Corona, Perintah Sultan HB IX untuk Usir Wabah Sayur Lodeh dan Pageblug Virus Corona. ©2020 liputan6.com

Merdeka.com - Pada Sabtu (21/3) tersebar sebuah pesan berantai yang berisi perintah Sultan HB X kepada warga Jogja untuk membuat sayur lodeh dengan 7 warna, yaitu: kluwih, terong, kacang gleyor, kulit mlinjo, waluh, godong so, dan tempe.

Anjuran itu sengaja disebarkan agar Warga Jogja tidak terkena Virus Corona yang saat ini menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia tak terkecuali Yogyakarta.

Dilansir dari laman Kominfo.go.id, Humas Biro Umum dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji menegaskan poster yang disebarkan secara daring itu Hoaks. Mengenai pesan tersebut, Ditya mengatakan bahwa pesan tersebut bukanlah berasal dari Humas Pemda DIY maupun Keraton Yogyakarta.

Walau begitu, dahulu perintah memasak sayur lodeh pernah dilakukan Sri Sultan HB IX. Waktu itu, Sultan HB IX mengeluarkan perintah agar masyarakat membuat lodeh kluwih karena Yogyakarta sedang diserang sebuah wabah penyakit.

Anjuran Sultan HB IX Membuat Sayur Lodeh

sayur lodeh dan pageblug virus corona

2020 liputan6.com

Petro Dikromo, warga Kalibawang Kulonprogo bercerita bahwa ia dan banyak warga di tempatnya pernah mendapatkan perintah dari Sri Sultan HB IX untuk membuat sayur lodeh kluwih.

"Saya lupa dulu itu ada wabah apa. Tapi selain lodeh kluwih kami juga disuruh untuk menggoreng ikan asin dan ikan petek. Yang tak punya pohon kluwih bisa meinta tetangga," ujar Petro dilansir Liputan6.com, Jumat (20/3).

Warga Memasak Lodeh Kluwih Bersama

Begitu perintah sudah dikeluarkan, masyarakat harus segera melaksanakan perintah itu. Hal ini terjadi pada saat Sultan HB IX mengeluarkan perintah tentang pembuatan lodeh kluwih. Saat itu pula warga langsung berkumpul dan memasak bersama-sama. Di sana interaksi antar warga menjadi lebih semarak.

"Selain itu pertemuan antar warga itu membuat lingkungan jadi bersih. Lingkungan jadi bersih karena malu kalau ada tamu meskipun tetangga sendiri kalau rumah masih kotor," ujar Petro.

Tak Berani Naikkan Harga Kluwih

resep sayur lodeh

2020 Merdeka.com

Dilansir dari Liputan6.com, walaupun dulu warga berbondong untuk memasak lodeh kluwih, namun tak ada pedagang kluwih yang berani menaikkan harga. Hal itu dikarenakan waktu itu kluwih memang mudah didapat. Selain itu kluwih yang sudah dimasak tidak dikonsumsi sendiri, melainkan dibagikan kepada para tetangga.

Mengerjakan Perintah Sultan Membuat Warga Lebih Tenang

Perintah Sultan waktu itu memang dinilai tak masuk akal. Namun ketika sudah bisa mengerjakan perintah rajanya, warga Jogja akan merasa lebih tenang dan tak ada kepanikan.

"Selain perintah untuk membuat lodeh kluwih, waktu itu memang banyak perintah Sultan yang tidak masuk akal. Salah satunya adalah membuat dua buah ketupat yang diisi dengan beras kuning yang kemudian digantung di atas pintu. Paling sering adalah sewaktu ada tanda-tanda merapi akan batuk," ujar Petro dilansir Liputan6.com.

Bentuk Ikhtiar kepada Sang Pencipta

Dilansir dari Rri.co.id, warga Solo mulai membuat sayur lodeh untuk mengusir Virus Corona dari kota mereka. Sayur lodeh yang mereka buat dimasak dengan bahan tujuh rupa seperti buah kluwih, kacang panjang, terong, waluh, tempe, kulit mlinjo, dan godong so.

Menurut Sukarni (54) seorang warga Jatipuro, Karanganyar, membuat sayur lodeh merupakan cara yang diwariskan sejak zaman dulu ketika menghadapi suatu wabah.

"Ya ini pesan simbah-simbah dulu, kalau ada pagebluk (wabah) nyayur lodeh. Intinya hal ini dilakukan sebagai tawakkal dan ikhtiar pada sang pencipta," ujar Sukarni dilansir dari Rri.co.id, Minggu (22/3).

Makna Tujuh Sayuran

Menurut putri Paku Buwana XII, GKR Wandasari, tujuh bahan pada sayur lodeh itu memiliki makna yang berbeda-beda. Kluwih berarti memperhatikan keluarga, kacang panjang berarti di rumah jangan banyak bepergian yang tidak bermanfaat. Terong berarti teruskan beribadah yang rutin, kulit mlinjo berarti jangan hanya melihat kasat mata tapi melihat lebih dalam dan intropeksi diri.

Sementara itu waluh dimaknai sebagai jangan mengeluh dan lebih banyak bersyukur, godong so berarti lebih banyak berkumpul dengan orang soleh dan belajar bencana, serta makna tempe berarti sabar dan tangguh dalam menghadapi ujian.

"Sayur lodeh merupakan makanan sehari-hari orang Jawa yang semua macam bahannya memiliki makna dan bisa diterjemahkan sebagai bentuk permohonan," ujar GKR Wandasari dikutip Rri.co.id. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal
Mencicipi Hidangan Bubur Lodeh, Sajian Buka Puasa Khas Masjid Agung Kendal

Di balik keunikannya, penyajian makanan ini menyimpan makna filosofis

Baca Selengkapnya
6 Resep Sayur Lodeh Ala Rumahan yang Lezat & Bikin Nagih, Tonjolkan Cita Rasa Khas Nusantara
6 Resep Sayur Lodeh Ala Rumahan yang Lezat & Bikin Nagih, Tonjolkan Cita Rasa Khas Nusantara

Berikut resep sayur lodeh ala rumahan yang lezat dan bikin nagih serta tonjolkan cita rasa khas Nusantara.

Baca Selengkapnya
Cara Buat Sambal Hijau ala Rumah Makan Padang, Anti Langu dan Warnanya Segar
Cara Buat Sambal Hijau ala Rumah Makan Padang, Anti Langu dan Warnanya Segar

Sambal hijau Padang yang lezat bisa dibuat dengan mudah,begini tips untuk sambal hijau cerah dan nikmat

Baca Selengkapnya
7 Resep Sayur Nikmat untuk Turunkan Kolesterol, Mudah dan Praktis Bikinnya
7 Resep Sayur Nikmat untuk Turunkan Kolesterol, Mudah dan Praktis Bikinnya

Cobalah beberapa resep sayur ini di rumah, kamu bisa makan enak sekaligus menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Yuk, simak!

Baca Selengkapnya
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta
Melihat Prosesi Udhik-Udhik, Jadi Pembuka Rangkaian Peringatan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta

Mengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.

Baca Selengkapnya
10 Resep Buat Buka Puasa dan Sahur di Bulan Rajab, Praktis Dibuat
10 Resep Buat Buka Puasa dan Sahur di Bulan Rajab, Praktis Dibuat

Resep buat buka puasa dan sahur di Bulan Rajab ini praktis dibuat.

Baca Selengkapnya
7 Resep Aneka Takjil Simpel Untuk Buka Puasa, dari Rasa Segar hingga Gurih untuk Membatalkan Puasa
7 Resep Aneka Takjil Simpel Untuk Buka Puasa, dari Rasa Segar hingga Gurih untuk Membatalkan Puasa

Momen berbuka puasa adalah momen yang paling ditunggu-tunggu umat Islam di bulan Ramadan. Biasanya, takjil yang bervariasi dipilih banyak orang.

Baca Selengkapnya
Asal Muasal & Pengertian Istilah Takjil Berikut Hukum dalam Islam
Asal Muasal & Pengertian Istilah Takjil Berikut Hukum dalam Islam

"Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (Ajjalu) berbuka."

Baca Selengkapnya
Tidak Usah Direbus, Berikut Cara Membuat Sambal Hijau ala Rumah Makan Padang yang Harum dan Nikmat
Tidak Usah Direbus, Berikut Cara Membuat Sambal Hijau ala Rumah Makan Padang yang Harum dan Nikmat

Banyak yang bilang bahwa aroma dan kelezatan sambal hijau menjadi daya tarik utama dari masakan Padang yang diminati oleh banyak orang. Bagaimana sebenarnya

Baca Selengkapnya
Cara Orang Betawi Merayakan Iduladha, Masak Menu Tradisional sampai Jadi
Cara Orang Betawi Merayakan Iduladha, Masak Menu Tradisional sampai Jadi "Haji Gusuran"

Bagi masyarakat Betawi, lebaran haji atau hari raya Iduladha sama sakralnya dengan Idulfitri sehingga tak ingin dilewatkan begitu saja.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"

Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya