Ajarkan Nilai Kepemimpinan, Ini 4 Makna Filosofis Lagu "Gundul-Gundul Pacul"
Merdeka.com - Lagu “Gundul-Gundul Pacul” konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga. Sama seperti lagu lain yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga waktu itu, lagu “Gundul-Gundul Pacul” mengandung makna filosofis yang dalam.
Dilansir dari Jogjaprov.go.id, kata “Gundul” dalam lagu itu memiliki arti kepala yang tak memiliki rambut. Jika kepala dimaknai sebagai kehormatan dan rambut dimaknai sebagai mahkota atau keindahan kepala, makna “gundhul” di sini dimaknai sebagai kehormatan tanpa mahkota.
Sedangkan kata “pacul” di sini diartikan sebagai alat petani yang terbuat dari lempeng besi yang melambangkan orang-orang bawah atau para petani. Dari dua arti kata itu, sebenarnya apa makna dari lagu “Gundul-Gundul Pacul” secara kepemimpinan? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Sunan Giri ciptakan lagu Cublak-cublak Suweng? Pada masa itu Sunan Giri melakukan dakwahIslam di Indonesia khususnya pulau Jawa melalui jalur kebudayaan.
-
Kenapa Sunan Kalijaga membuat lagu Lir Ilir? Disebutkan bahwa Sunan Kalijaga menggunakan lagu Lir Ilir sebagai media dakwah agama Islam.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah dengan lagu Lir Ilir? Sunan Kalijaga menggunakan lagu Lir Ilir sebagai media dakwahnya dengan cara menyelipkan ajaran Islam dalam lirik lagu yang berbahasa Jawa.
-
Bagaimana cara Sunan Kalijaga menggunakan Gamelan Kodok Ngorek? Biasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan. Karena sudah ada sejak tahun 1500 masehi, maka kondisinya sudah tidak utuh. Beberapa bagiannya terlepas dengan kayu yang keropos.
-
Kenapa Sunan Gunung Jati gunakan gamelan dalam dakwah? Agar pertunjukannya terlihat, masyarakat kemudian diminta untuk memperdalam agama Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
-
Siapa nama asli Sunan Kudus? Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung.
Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul
©YouTube/Solite Kids
Dilansir dari iain-surakarta.ac.id, walaupun konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga, penciptaan lagi ini dinisbatkan pada R.C Hardjosubroto, seorang komposer karawitan di era 1950-1970. Seiring waktu, lagu inipun populer terutama di kalangan anak-anak Jawa. Berikut liriknya:
Gundul-gundul pacul-cul, gembelenganNyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelenganWakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Ajarkan Nilai Kepemimpinan
©YouTube/Solite Kids
Bait pertama lagu Gundul-Gundul Pacul mengandung makna seorang pemimpin yang lupa bahwa dia sedang mengemban amanah rakyat. Di sana ada kata “gembelengan” yang memiliki arti besar kepala, sombong, sembrono, dan tidak serius dalam menggunakan kehormatannya.
Oleh karena itulah dapat diartikan bahwa secara keseluruhan bait pertama lagu itu menggambarkan tentang seorang pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah rakyat. Alih-alih, dia justru menggunakan kekuasaan, kedudukan, dan kehormatannya untuk berbangga-bangga diri.
Kedudukan Pemimpin di tengah Rakyat
©YouTube/Solite Kids
Sedangkan pada bait kedua lagu ini terdapat kata “nyunggi wakul” yang berarti membawa bakul nasi di atas kepala. Bakul merupakan simbol kesejahteraan rakyat. Dalam konteks negara, di dalam bakul terdapat kekayaan negara, sumber daya alam, pajak, dan sebagainya. Oleh karena itu kata “nyunggi wakul” dapat dimaknai bahwa kepala yang merupakan kehormatan berada di bawah bakul yang dimaknai sebagai kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks kepemimpinan dalam bernegara, bait ini mengungkap makna bahwa kedudukan pemimpin berada di bawah bakul rakyat. Namun tetap saja para pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan peran kepemimpinannya.
Tumpah Berceceran
©YouTube/Solite Kids
Sedangkan pada bait kedua terdapat kata “wakul ngglimpang” yang berarti bakul yang diletakkan di atas kepala tadi jatuh. Lalu berikutnya ada kata “segane dadi sak ratan” yang berarti nasi yang berada di bakul tadi ikut tumpah dan berceceran ke mana-mana. Dalam konteks kepemimpinan bernegara, dimaknai bahwa jika seorang pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan amanah, yang terjadi adalah dia jatuh dan segala sumber daya, kekayaan negara, dan lain sebagainya akan tumpah.
secara keseluruhan lagu “Gundul-Gundul Pacul” berisi peringatan bahwa pemimpin negara tidak boleh sembrono dan seenaknya sendiri dalam menjalankan amanah. Pemimpin yang sembrono akan membuat seluruh tatanan dan aturan masyarakat rusak dan menyebabkan kondisi negara menjadi tak terkendali. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arti lagu Gundul-Gundul Pacul memiliki makna historis yang dalam budaya Jawa.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca SelengkapnyaMedia dakwah berupa lagu pun dipilih Sunan Kalijaga agar mudah diterima oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan adanya lagu dolanan.
Baca SelengkapnyaSunan Giri dikenal sebagai pencipta lagu anak yang andal
Baca SelengkapnyaPantun Sunda berbeda dengan karya sastra Melayu, dan bisa digunakan untuk kegiatan ruwatan.
Baca SelengkapnyaNgagotong Lisung jadi kesenian khas Sukabumi yang membawa semangat persatuan.
Baca SelengkapnyaKarya sastra Raja Ali Haji ini menjadi salah satu warisan nasihat yang masih cukup relevan sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaBiasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.
Baca SelengkapnyaLagu Kembang Gadung jadi salah satu tembang Sunda kuno yang masih dinyanyikan. Auranya kuat dan membawa suasana sakral bagi pendengarnya
Baca SelengkapnyaCigawiran digunakan oleh ulama di Kabupaten Garut untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu agama kepada para santrinya.
Baca SelengkapnyaNenek moyang Sunda zaman dahulu menginginkan tanah kelahirannya aman dan tidak diambil bangsa asing.
Baca Selengkapnya