Bahagianya Nenek Suyati Bisa Berhaji Tahun Ini, Sudah Nabung 20 Tahun dari Jual Tempe
Merdeka.com - Suyati tengah melipat pakaian putih yang akan digunakannya untuk berangkat haji tahun ini. Raut sumringah tak bisa ia tutupi lantaran impiannya pergi ke tanah suci segera terwujud dalam waktu dekat.
Di balik kebahagiannya terdapat usaha dan kerja keras. Ia bersusah payah mengumpulkan uang dari usahanya sehari-hari, yakni berjualan tempe mentah. Lebih kurang 20 tahun, Suyati akhirnya bisa bernapas lega tatkala namanya masuk dalam prioritas keberangkatan oleh pemerintah.
“Menabung sedikit-sedikit dari hasil jualan tempe” begitu terangnya saat didatangi wartawan beberapa waktu lalu, mengutip kanal YouTube Fokus Indosiar, Selasa (23/5).
-
Kenapa Taiki jadi pengusaha tempe? Alasan terbesar Taiki menjadi pengusaha tempe karena dia mencintai makanan berbahan dasar kedelai dan ingin melestarikan kedelai lokal asal Jepang saja.
-
Siapa yang terbantu dengan bisnis tempe Taiki? “Di Jepang kan banyak orang berusia lanjut dan mereka kurang kuat ototnya, jadi mereka kurang bisa beraktifitas dengan baik.,“ kata Taiki. “Lalu bagaimana caranya supaya sehat, harus banyak makan protein. Tempe itu kan kedelai fermentasi ya, jadi gampang dicerna oleh tubuh,“ kata Taiki.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
Bersyukur bisa berangkat lebih cepat
Nenek asal Blora berangkat haji dari menabung selama 20 tahun ©2023 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Dirinya sempat tak menyangka keberangkatannya ke tanah suci bisa lebih cepat. Pasalnya ia sempat dijadwalkan berangkat beberapa tahun lagi. Namun keresahannya sirna setelah ia mendapat informasi akan berangkat di tanggal 20 Juni 2023 mendatang.
Suyati akan berangkat bersama 8 jemaah prioritas lansia lainnya yang ada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Seluruh persiapan sudah Suyati matangkan sehingga saat berangkat dirinya hanya tinggal fokus beribadah.
“Untuk daftar haji, dan ada (menabung) ini selama 20 tahun” kata lansia asal Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo itu.
Mendaftar tahun 2015
Sebelumnya ia berupaya mendaftar di tahun 2015 lalu untuk keperluan berangkat haji. Ia menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari keuntungan yang tak seberapa. Berkat ketekunan dan keyakinannya yang kuat, ibadah impian umat muslim itu berhasil ia dapatkan.
Di tahun keberangkatannya ini, Suyati genap berusia 88 tahun dan mengaku siap berangkat karena kondisi tubuhnya masih sehat.
Kebahagiaan juga turut dirasakan oleh sang anak karena ibunya bisa berhaji di tahun ini. Meski begitu sang anak mengaku khawatir lantaran kondisi fisik sang ibu yang sudah sepuh.
“Perasaannya senang, karena alhamdulillah mbah bisa berangkat haji di tahun ini dan kondisinya masih sehat. Khawatirnya karena sendirian dan sudah sepuh,” kata sang anak, Siti Mutiah. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka, ada seorang nenek berusia 99 tahun yang terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun, tak ada anggota keluarganya yang tahu bahwa nenek Ngatima akan pergi haji
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaHolipah menyisihkan uang dari berjualan mulai dari Rp10.000 sampai Rp20.000 untuk tabungan pergi haji.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaSempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Baca Selengkapnya