Panen Cuan dari Jual Mi Pakai Bajaj, Pemuda Jaksel Ini Raup Omzet hingga Rp100 Juta Per Bulan
Meski menggunakan gerobak bajaj, nyatanya usaha yang ia jalankan berbuah manis. Selama 2 bulan berjualan, ia bisa meraup omzet hingga Rp100 juta per bulan.
Bajaj ini bukanlah angkutan umum yang dulu biasa dijumpai di jalanan ibu kota. Namun, kendaraan roda tiga ini justru merupakan gerobak mi. Di balik dagangan mi unik itu, ada sosok pemuda kreatif yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) bernama Satria Dinata.
Meski tak lazim karena memakai gerobak bajaj, nyatanya usaha yang ia jalankan bisa berbuah manis. Selama 2 bulan berjualan, ia mampu meraup omzet hingga Rp100 juta per bulan.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
-
Bagaimana penjual onde-onde ini sukses? Saat azan berkumandang ketika tengah berjualan, dirinya akan bergegas untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tersebut.'Asal tidak tinggalin salat, kalau lagi melayani pembeli terus azan ya saya tinggal. Alhamdulillah pembeli mengerti dan mau gimana, orang yang ngasih rame atau sepinya ini Allah,' kata dia.
-
Bagaimana Rusdi berjualan mi ayam? Berjualan dengan Gerobak Dorong Mengutip kanal YouTube Boengkoes, Senin (15/1), Rusdi biasanya berjualan mi ayam dengan gerobak dorong. Rusdi biasa berjualan secara berpindah-pindah, mulai dari SD Raffles, sampai lapangan yang mengadakan pasar ramai.
-
Bagaimana Pak Beno memasarkan mi nya? 'Kita mengenalkan produk dengan cara masak keliling. Bahkan saya sampai menggratiskan orang makan mi ini sampai 3.000-an lebih,' kata Pak Beno
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Kenapa dia jualan pizza di Bajaj? Dari keinginan belajar yang kuat, ia berkesempatan belajar cara membuat menu serta saus dan mencoba berjualan pizza dengan menggunakan bajaj listrik.
Satria pun membagikan tips suksesnya, meski hanya berjualan makanan di bajaj dan sering mengalami kegagalan. Bocorannya, ia turut mengikuti pola tren industri kuliner yang saat ini tengah digandrungi.
Seperti apa kisah inspirasinya? Yuk, belajar dari sosok Satria Dinata, seorang pemuda yang sukses di bidang usaha kuliner dengan bermodalkan bajaj.
Mencoba Peruntungan di Bidang Kuliner
Diungkap Satria, pengalamannya berjualan menu bakmi baru berjalan selama dua bulan. Itupun banyak proses yang harus ia lalui, sebelum mencapai titik seperti sekarang.
Salah satunya adalah melalui berbagai percobaan, di mana usaha sebelumnya yakni fesyen sempat ia jalani dan kini memilih fokus di bakmi bajaj karena dianggap berpeluang besar.
“Usaha bakmi bajaj ini sudah berjalan selama dua bulan, sebelumnya sempat usaha baju,” ujar Satria dalam program Berani Berubah di kanal YouTube Liputan6, dikutip Merdeka.com, Selasa (22/10).
Jual Bakmi Sehat
Mi yang dijual Satria sangat istimewa. Selain bertema Asian dengan menu andalannya bakmi Hongkong, dirinya juga menjaga kulitas dan kandungan gizi dari menunya.
Sebagai lulusan ahli gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB), produk yang dihasilkan tidak serta-merta harus lezat. Namun, kandungan gizi tetap perlu diperhatikan sebagai salah satu nilai tambah dari kualitas yang dijajakan.
“Kebetulan background saya ahli gizi, jadi enggak pake MSG sama sekali tapi diganti kaldu yang dikristalkan. Ini juga sama sekali enggak pakai garam,” katanya.
Bajaj Jadi Ikon
Penggunaan bajaj bukan tanpa alasan. Dirinya mengaku ingin menjadikan gerobak anti-mainstreamnya ini sebagai ikon dari produk bakminya. Bajajnya pun bukan sembarang bajaj, karena sebelumnya sudah dimodifikasi dengan diberi peralatan masak hingga lemari penyimpan produk.
Bajaj yang dipakai juga higienis, sehingga produk bakmi yang dijual tetap terjaga kebersihannya yang tentunya beperngaruh pada rasa.
“Jadi kami coba pakai konsep, bakmi pakai bajaj, dan si bajaj ini yang jadi ikonnya jadi punya nilai plusnya,” terang Satria.
Kunci Sukses Bakmi Bajaj
Ditambahkannya, berjualan bakmi memakai bajaj mampu menjadi pembeda dari usaha serupa lainnya. Bajaj sebagai kendaraan ciri khas Jakarta di masa silam kembali ia hadirkan agar makin unik.
Selain itu, dirinya juga menangkap peluang dengan berpindah dari satu kafe ke kafe lainnya. Cara ini akan membantu Satria menjaring pasar. Usahanya pun terbukti ampuh, karena ratusan porsi bisa ludes dalam satu hari.
“Untuk di weekend 100 sampai 200 porsi bisa terjual, sedangkan weekday itu 100 porsi. Sebulan itu, omzetnya lumayan, bisa di angka Rp50 sampai Rp100 juta per bulannya,” ungkap Satria.
Disukai Pelanggan
Penggunaan bajaj juga terbukti mampu menarik pelanggan, terlebih jika di wilayah tempat berjualannya yakni Jalan Prapanca Raya, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan belum dijumpai usaha serupa.
Salah satu pelanggan bernama Yazid mengaku menyukai cita rasa bakmi Hongkong yang disajikan. Ia juga kagum dengan konsep bajaj yang ikonik.
“Karena di Jalan Prapanca ini belum ada bakmi ya, terus gerobaknya juga unik kan,” katanya.
Jajakan Menu Bakmi yang Berbeda
Sebagai salah satu strategi marketing, Satria tidak sekedar menjual bakmi biasa. Ia menjajakan aneka variasi menu tersebut mulai dari bakmi Chinese, bakmi Bangka hingga bakmi Hongkong.
Mengutip Instagram Bakmie Tiga Roda, jenis mi juga tersedia yang biasa dan karet dengan sensasi unik dan lezat. Bagi penyuka pedas, ada juga bakmi chili oil yang kini tengah viral. Topingnya juga berbeda, mulai dari jamur merang, daging cincang hingga ayam panggang.
Untuk harganya dibanderol mulai dari Rp20 ribu hingga Rp40 ribuan, dengan isian toping yang bervariasi dan melimpah.
Dalam menjalankan usahanya, Satria tidak sendiri, dirinya turut berkolaborasi dengan rekannya agar bisa terus berkembang.