Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dekat dengan Rakyat, Ini Kisah Soemitro Kolopaking saat Jadi Bupati Banjarnegara

Dekat dengan Rakyat, Ini Kisah Soemitro Kolopaking saat Jadi Bupati Banjarnegara Soemitro Kolopaking. ©Cagarbudayambanjar.id

Merdeka.com - Sepulang dari pengembaraannya keliling Eropa, pada tahun 1915 Soemitro Kolopaking Poerbonegoro pulang ke tanah air dengan membawa segudang pengalaman. Di tanah air, ia kemudian masuk sekolah kepolisian dan bertugas sebagai seorang polisi di Kota Bandung.

Pada tahun 1926, Soemitro diangkat menjadi Bupati Banjarnegara menggantikan ayahnya. Soemitro terkenal dengan Bupati Banjarnegara tiga zaman, yaitu zaman kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa Republik Indonesia.

Selama menjabat sebagai Bupati, Soemitro dikenal dekat dengan rakyat, khususnya warga Banjarnegara yang tinggal di pedesaan. Lantas bagaimana kisah Soemitro saat menjadi Bupati Banjarnegara?

Turun ke Desa-Desa

soemitro kolopaking

©Cagarbudayambanjar.id

Pada waktu itu, Kabupaten Banjarnegara terbagi atas 250 desa dan 50 penatusan. Sebagai bupati, Soemitro membina hubungan baik dengan desa-desa dan menciptakan rasa persaudaraan. Bahkan sering kali ia mengadakan kunjungan pribadi yang sifatnya sangat rahasia. Penduduk yang dikunjungi secara pribadi biasanya dipilih dari setiap penatusan sebanyak 1-3 orang.

Karena sifatnya rahasia, Soemitro berpakaian sederhana dalam kunjungan itu. Datang tanpa menyertakan pengawal, dia ke rumah warga dengan berjalan kaki sejauh 5-10 km dengan membawa sedikit oleh-oleh seperti kue, tempe keripik, dan lain-lain.

Dilansir dari Cagarbudayambanjar.id, kunjungan itu selalu mengejutkan sehingga banyak orang berdatangan untuk melihat wajah bupatinya. Dalam kunjungan itu, Soemitro tidak banyak bicara melainkan mendengar laporan-laporan tidak resmi dari mulut rakyatnya.

Perintis Kerajinan Keramik di Banjarnegara

soemitro kolopaking

©Cagarbudayambanjar.id

Di samping dekat dengan rakyat, Soemitro ternyata seorang juru penerang pertanian yang berhasil. Bahkan dia menjadi perintis kerajinan keramik di Banjarnegara. Waktu menjadi bupati, ia berhasil menemukan sebuah desa yang memiliki tanah liat yang bagus untuk kerajinan. Ia kemudian memeriksakan tanah liat itu ke Bandung dan meminta penjelasan lengkap tentang kemungkinan pemanfaatannya.

Pada tahun 1933, Prof. van Vollenhaven, Guru Besar Universitas Leiden, Belanda, berkunjung ke Banjarnegara dan menemui Soemitro. Prof. van Vollenhaven merupakan salah satu sosok idola Soemitro dan juga mendapat julukan Bapak Ilmu Hukum Adat di Indonesia. Dalam perbincangan itu, Prof. van Vollenhaven menyampaikan pesan yang isinya ternyata tak jauh berbeda dengan apa yang pernah dinasehatkan oleh orang tua Soemitro.

Pada waktu itu, van Vollenhaven berpesan agar tidak terlalu mendewakan pangkat yang tinggi, tak terlalu bangga dengan trah kebangsawanannya, dan tidak mengejar popularitas kosong. Pada April tahun 1933, sang Guru Besar itu meninggal dunia setelah memberikan pesan-pesan terakhir pada Soemitro.

Falsafah Hidup Soemitro

soemitro kolopaking

©Cagarbudayabanjar.id

Menurut Soemitro, kehidupan manusia itu seperti hukum spiral, kadang naik kadang turun. Oleh karena itu, ia berpesan bahwa setiap orang hendaknya belajar sendiri dengan cara mengamati sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Baginya, belajar tidak selalu pada guru saja, melainkan juga pada petani, maupun “wong cilik” yang tinggal di pedesaan. Selain itu menurutnya tolong-menolong merupakan kewajiban hidup seseorang.

Dalam hal ini dia selalu memegang ucapan ucapan Dr. dms. Albert Schweiter dan Rabindranath Tagore sebagai berikut:

“Kalau saat dalam kesulitan hidup saya ditolong dengan kerelaan hati oleh orang lain, wajiblah seumur hidup saya ingat akan kebaikan itu. Kalau saya mendapat kesempatan untuk menolong orang lain yang berada dalam kesengsaraan, janganlah saya membicarakan jasaku itu, bahkan saya harus cepat-cepat melupakannya. Mengapa? Sebab bantuan itu tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kewajiban hidup.” (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Orang Sembarangan, Leluhur Kabupaten Bojonegoro Ini Ternyata Keturunan Kerajaan Majapahit dan Pajang
Bukan Orang Sembarangan, Leluhur Kabupaten Bojonegoro Ini Ternyata Keturunan Kerajaan Majapahit dan Pajang

Leluhur Kabupaten Bojonegoro merupakan keturunan Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Pajang.

Baca Selengkapnya
Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama
Dr. Soetardjo Kertohadikusumo, Anggota Volksraad yang Menjabat Gubernur Jawa Barat Pertama

Ia juga merupakan salah satu tokoh dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Baca Selengkapnya
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda

Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.

Baca Selengkapnya
Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Raden Adipati Ario Niti Adiningrat yang Pernah Jadi Bupati Surabaya Selama 22 Tahun
Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Raden Adipati Ario Niti Adiningrat yang Pernah Jadi Bupati Surabaya Selama 22 Tahun

Ia adalah buah hati anak Raden Toemenggoeng Ario Soerjodiningrat, Bupati Probolinggo.

Baca Selengkapnya
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi
3 Fakta Bojonegoro Kota Penting bagi Jawa Timur Sejak Dulu, Pernah Jadi Ibu Kota Provinsi

Gubernur pertama Jawa Timur merupakan salah satu tokoh penting di Bojonegoro.

Baca Selengkapnya
Kisah Raden Ario Soerjo, Gubernur Pertama Jawa Timur yang Dibunuh Secara Tragis
Kisah Raden Ario Soerjo, Gubernur Pertama Jawa Timur yang Dibunuh Secara Tragis

Tokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya
Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo
Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo

Dengan hampir seluruh wilayahnya yang berada di daerah pegunungan, Wonosobo menawarkan pesona alam yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner
Mengenal Sosrodiningrat, Anak Bangsawan Solo yang Terkenal Cerdas dan Visioner

Ia adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik

Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan

Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Keren dari Sang Ayah, Ini Kisah Hidup Harsono Tjokroaminoto Pernah Disekap hingga Jadi Penasihat Panglima Soedirman
Tak Kalah Keren dari Sang Ayah, Ini Kisah Hidup Harsono Tjokroaminoto Pernah Disekap hingga Jadi Penasihat Panglima Soedirman

Ia melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ada di Mana Soeharto Saat  Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda
Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda

Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.

Baca Selengkapnya