Desa di Dieng Ini Pernah Lenyap dalam Semalam, Begini Penampakannya Sekarang
Merdeka.com - Walaupun sudah lama berlalu, kisah tragisnya longsor Desa Legetang pada tahun 1955 yang menewaskan warga satu kampung masih terus dikenang hingga kini. Apalagi kisah itu mengandung pelajaran hidup yang begitu bermakna. Demi mengenang peristiwa itu, di tempat terkuburnya Desa Legetang dibuat sebuah tugu monumen yang menjulang tinggi.
Kini, lahan yang di bawahnya terkubur Desa Legetang telah banyak yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Saat tim YouTube Tedhong Telu mengunjungi tempat itu, para petani setempat sedang menggarap lahan pertanian mereka. Lalu bagaimana tanggapan mereka terkait peristiwa longsor di Desa Legetang? Berikut selengkapnya:
Kisah Nyata
-
Apa yang terjadi di Desa Legetang pada 17 April 1955? Kronologi hilangnya Desa Legetang bermula pada malam hari tanggal 17 April 1955. Di hari itu, Desa Legetang mengalami sebuah tragedi yang mengejutkan. Hujan deras mengguyur desa, menyebabkan banjir yang melanda wilayah itu.
-
Bagaimana warga Kampung Sigandul bersikap tentang longsor? 'Paling longsornya kecil-kecil itu. Kalau tahu bahaya longsor orang sini paling sudah pada lari semua. Pokoknya nggak ada rasa takut. Lagi pula semua sudah ada yang ngatur,' kata warga tersebut.
-
Kapan longsor di Kampung Kopen Lama terjadi? Namun pada tahun 2013, terjadi bencana tanah longsor yang membuat sejumlah rumah di kampung itu terkubur.
-
Apa yang terjadi di kampung mati lebak? Suasana sunyi begitu terasa saat memasuki wilayah kampung tersebut. Banyak bangunan yang ditinggalkan dengan kondisi rusak maupun utuh. Di sepanjang jalan menuju perkampungan, rerumputan dan ilalang tumbuh menjulang sehingga menguatkan kesan terbengkalai.
-
Bagaimana Desa Legetang lenyap? Namun, pemandangan yang mereka dapati membuat mereka terkejut. Gunung yang berada di dekat desa terbelah menjadi dua bagian, menyisakan sebuah lembah yang dalam. Hal yang lebih mengejutkan lagi, desa mereka telah tertimbun di dalam lembah tersebut.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
©YouTube/Tedhong Telu
Para petani yang tampak sedang menikmati hidangan makan siang saat itu, sepakat bahwa peristiwa lenyapnya Desa Legetang merupakan kisah nyata. Mereka mengatakan, peristiwa itu terjadi dalam waktu sekejap. Namun ada satu orang yang berhasil selamat dalam peristiwa itu.
“Desa Legetang itu memang ada. Tapi karena peristiwa itu semua penduduknya habis, cuma sisa satu orang. Tapi sekarang orangnya sudah meninggal,” kata salah seorang petani, mengutip dari kanal YouTube Tedhong Telu pada Kamis (8/9).
Sanak Saudara Ikut Meninggal
©YouTube/Tedhong Telu
Salah seorang petani lain yang juga berada di sana, mengatakan bahwa satu-satunya warga selamat dari peristiwa itu bernama Ibu Rana. Petani itu mengatakan tempat terkuburnya Desa Legetang tepat berada di bawah lahan pertanian miliknya. Ia sendiri mengaku bahwa saudara ayahnya dulu ikut menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
“Dulu bapak saya punya saudara di sini, punya enam anak, semuanya meninggal. Nggak ada yang kelihatan. Dicari nggak ada. Kekubur,” kata petani itu.
Tugu Peringatan
©YouTube/Tedhong Telu
Tepat di atas tanah tempat terkuburnya Desa Legetang, terdapat sebuah tugu peringatan. Di sekeliling tugu itu terdapat lahan kentang milik Amrudin. Amrudin percaya bahwa kisah tragis terkuburnya Desa Legetang memang benar-benar terjadi. Dari lahan miliknya dapat terlihat jelas Gunung Pengamun-Amun.
“Jadi longsoran gunung itu terbang dari sana lalu menimpa tempat ini. Kejadiannya mulai dari jam 11 jam 12 sudah habis,” kata Amrudin, mengutip dari kanal YouTube Tedhong Telu. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hilangnya Desa Legetang menjadi cerita rakyat yang menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaWarga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaMasih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Baca SelengkapnyaPada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni
Baca SelengkapnyaPrasasti ini sering dikaitkan dengan penemuan situs kampung kuno di Liyangan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaMenurut kepercayaan masyarakat setempat, Desa Kawar tenggelam dan kemudian berubah menjadi danau Lau Kawar.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kawasan sekitar dilanda hujan besar diikuti longsor.
Baca Selengkapnya