Diwariskan Turun-Temurun, Ini Kisah Bu Parjiyem Pertahankan Usaha Keripik Belut
Merdeka.com - Pada masanya, daerah persawahan di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, banyak dihuni hewan belut. Pada waktu itu, banyak warga yang berburu belut terutama pada malam hari. Dalam semalam satu orangnya bisa mendapat 3-4 kilogram belut.
Tapi itu dulu. Kini zaman telah berubah. Keberadaan belut sawah kian menyusut. Dalam semalam, para pemburu tak sampai mendapatkan setengah kilogram belut. Hal itulah yang membuat mereka akhirnya tak lagi berburu belut.
©IstimewaNamun makin langkanya bahan baku tak menyurutkan para produsen kuliner belut Godean menjalankan usahanya. Hal ini pula yang dilakukan Bu Parjiyem (45), pemilik usaha keripik belut “Sinar Sawah”.
-
Dimana belut banyak di konsumsi? Pada makanan Jepang, belut merupakan hidangan yang cukup mahal dan bergengsi. Di Indonesia, masakan belut hadir dalam bentuk lebih sederhana dengan rasa yang tak kalah lezatnya
-
Siapa yang sukses dengan usaha peyek belut? Fitri Puji Lestari, seorang pengusaha peyek belut asal Bantul, Yogyakarta mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih kesuksesan.
-
Apa itu Mangut Belut? Dibalut kuah santan yang kental, kuliner ini cocok dinikmati saat perut lapar. Kuliner ini juga memiliki nilai gizi yang tinggi . Belum lagi tekstur dagingnya yang lembut membuat mangut belut ini semakin terasa gurih.
-
Di mana Keleng beternak jangkrik? Peternak bernama Keleng, warga Desa Sei Semayang ini memanfaatkan halaman rumahnya untuk budi daya jangkrik.
-
Kenapa belut Jepang diburu? Belut Jepang, atau unagi, merupakan hidangan yang populer di Jepang. Permintaan yang tinggi dari masyarakat Jepang dan wisatawan menyebabkan harga belut Jepang naik.
-
Siapa yang bisa mendapatkan manfaat dari belut? Bagi mereka yang ingin menjaga berat badan sehat atau membangun otot, konsumsi belut dapat menjadi tambahan protein yang baik dalam diet.
Parjiyem mengatakan bahwa usaha keripik belut yang ia kelola sudah diwariskan secara turun-temurun. Parjiyem sendiri mulai mengelola usaha itu setelah menikah pada tahun 2008. Sejak dikelola Parjiyem, omzet keripik belut “Sinar Sawah” terus membaik. Bahkan mereka bisa produksi 1,5-2 kuintal keripik belut dalam sehari.
©IstimewaNamun saat pandemi COVID-19, usahanya berhenti total. Omzetnya turun drastis. Bahkan terkadang dalam sehari Parjiyem tidak mendapat pemasukan sama sekali. Namun setelah pandemi berlalu, kondisi usahanya perlahan-lahan kembali pulih.
“Jadi pandemi itu membuat ekonomi kami benar-benar jatuh. Sekarang Alhamdulillah ada peningkatan lagi walaupun belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi. Mudah-mudahan ke depannya terus lebih bagus seperti sebelumnya,” ungkap Parjiyem saat ditemui Merdeka.com pada Jumat (16/6).
©IstimewaParjiyem mengatakan, pada saat masih dikelola orang tuanya, keripik belut hanya dijual di sekitar Pasar Godean. Omzetnya juga belum besar. Namun seiring waktu usahanya terus berkembang.
Di saat bersamaan, ketersediaan bahan baku belut di Godean tidak mampu lagi mencukupi untuk produksi sehari-hari. Mau tidak mau ia mengambil bahan baku dari Jawa Timur. Bahkan Parjiyem mengaku dalam beberapa tahun terakhir ia selalu mengambil bahan baku dari Jawa Timur, tidak lagi dari Godean.
“Sekarang bahan baku tambah mahal. Bisa dua kali lipat. Beda sama yang dulu saat masih lokal. Kalau dulu lokal bisa Rp20 ribu per kilo, sekarang Rp40 ribu,” keluhnya.
©IstimewaWalau harga bahan baku kian mahal, namun Parjiyem bertekad untuk meneruskan usaha keripik belutnya. Apalagi selama ini wilayahnya, Kecamatan Godean, merupakan sentra penghasil kuliner belut. Walau keberadaan hewan melata itu kini kian sulit diperoleh, namun ia tak ingin keberadaan kuliner belut di daerahnya hilang tak bersisa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai lulusan SD yang sebelumnya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan dan pekerja mebel.
Baca SelengkapnyaKuliner ini mendapatkan tempat tersendiri di hati warga asli Jogja
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaSoto ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman mbah buyut dari generasi saat ini
Baca SelengkapnyaJika bibit sapi biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor, bibit Sapi Gerumbungan bisa sampai Rp 11.000.000 per ekor.
Baca SelengkapnyaKampung adat ini masih menjalankan tradisi leluhur
Baca SelengkapnyaUsaha dulang batok ini sempat meraup omset hingga 35 juta perbulan.
Baca SelengkapnyaSup daging khas Betawi jadi hidangan yang sayang untuk dilewatkan saat mampir ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaKetersediaan bahan baku lele yang melimpah serta kandungan gizi yang baik membuat usaha tersebut terus berkembang.
Baca SelengkapnyaFitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
Baca SelengkapnyaGulo Puan merupakan kudapan manis dan gurih dari Palembang, Sumatra Barat. Makanan ini sudah tergolong langka karena bahan bakunya yaitu Kerbau Rawa yang hampir punah.
Baca SelengkapnyaSensasi manisnya lelehan gula aren bercampur aroma pandan di dalam mulut, menjadi ciri khas ketika mencicipi nikmatnya klepon.
Baca Selengkapnya