Dua Putri Solo Terkunci di Dalam Keraton, Begini Kondisi Terbarunya
Merdeka.com - Sejak Kamis (11/2) malam, kedua putri Kraton Surakarta, GKR Wandansari (Putri Pakubuwono XII) dan GKR Timoer Rumbai (Putri Pakubuwono XIII, raja saat ini), serta tiga abdi dalem terkunci di dalam Keputren Keraton Surakarta.
Suami GKR Timoer, KPH Eddy Wirabhumi mengatakan bahwa istrinya masuk ke dalam keraton saat hendak menemui tamu dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Tamu dari BPK itu kemudian diarahkan masuk ke bangunan utama keraton melalui pintu utama.
“Namun ternyata mereka masuk ke Sasana Putro (kediaman PB XIII) yang ada di sisi barat. Sedangkan Gusti Moeng dan Gusti Timoer beserta tiga abdi dalemnya berada di dalam Keputren. Mereka ke sana karena ingin menengok tempat tinggalnya dulu. Tetapi saat mau keluar keraton, ternyata sejumlah akses pintu keluar telah dikunci,” ungkap Eddy dikutip dari Merdeka.com pada Jum’at (12/2).
-
Masalah apa yang dialami warga di rumah Tuginem dan Windarti? Semua warga yang tinggal pada tujuh rumah di lingkungan itu mengaku kesulitan mendapatkan air bersih dan listrik.
-
Apa yang terjadi pada Keraton Surabaya? Sayangnya, pada tahun 1625, Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram.
-
Dimana letak Keraton Surakarta Hadiningrat? Ini merupakan tempat bersejarah yang menyimpan beragam budaya kerajaan yang masih berjalan hingga detik ini.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
-
Siapa saja yang mendapat gelar dari Keraton Surakarta? Berikut Merdeka telah merangkum deretan artis yang juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Penyanyi solo Rossa mendapatkan gelar spesial dari Keraton Surakarta, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Sri Rossa Swaraloka. Gelar ini didapat Rossa lantaran dirinya dinilai sangat ahli dibidang bernyanyi. Judika menyandang gelar sebagai KRH Kencananingrat dari Keraton Surakarta. Gelar kehormatan ini didapat Judika lantaran dirinya disebut tak meninggalkan budaya Indonesia selama menjadi penyanyi. Nadine Chandrawinata, mantan Puteri Indonesia 2005 juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Ia diketahui menyandang status sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggun Diah Kusumaningrum. Kanjeng Mas Ayu Wartaningrum menjadi gelar spesial yang disandang oleh Najwa Shihab. Gelar ini didapat Najwa pada acara ulang tahun naik tahta ke-4 Paku Buwono XIII Sinuhun Tedjowulan, Sabtu, 3 Juli 2010. Selain Najwa Shihab, Soraya Haque juga menerima gelar kehormatan pada acara yang sama. Keduanya sama-sama mendapat gelar dari Keraton Surakarta pada 3 Juli 2010. Syahrini diketahui juga memiliki gelar spesial Keraton Solo, yaitu Kanjeng Mas Ayu. Pengageng Sasana Pustaka, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger jadi pemimpin upacara penobatannya kala itu.
-
Apa saja yang direvitalisasi di Keraton Surakarta? “September mulai minggu depan sudah tender, target Juni 2024 jadi,“ kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming dikutip dari ANTARA pada Selasa (4/7). Gibran mengatakan bahwa revitalisasi Keraton Surakarta akan dimulai dari bagian luar terlebih dahulu, yaitu kawasan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.
Lalu bagaimana kondisi kedua putri raja itu di dalam keraton? Berikut selengkapnya:
Putri yang Terkurung
©Instagram/@gkrtimoer
Melalui akun Instagramnya, GKR Timoer sempat mengunggah video bagaimana kondisinya yang terkurung di dalam Keputren Keraton Surakarta. Dia menulis unggahan kumpulan foto dan video itu dengan caption “Putri yang terkurung versi 2”.
Dalam unggahan itu diperlihatkan bahwa di luar keraton banyak polisi sedang berjaga. Sementara dia yang tinggal di dalam keraton harus rela terkurung dalam kondisi listrik mati sehingga penerangan di dalam hanya berasal dari lilin kecil.
“Mati lampu. Sengaja dimatikan saudara-saudara. Gelap gulita, dan mereka sengaja mematikan lampu. Supaya apa? Supaya putri yang terkurung versi kedua tidak betah,” kata GKR Timoer dalam video yang diunggahnya itu pada Jum’at (12/2).
Tidak Dikirimi Logistik
©Instagram/@gkrtimoer
Pada pagi harinya, mereka tetap tidak bisa keluar dan tidak pula dikirimi logistik untuk makan. Oleh karena itu, mereka terpaksa memetik daun singkong yang ada di pekarangan Keputren agar tetap bisa makan.
“Karena tidak dikirimi logistik ya makan seadanya. Ada daun singkong ya kita masak daun singkong. Bisa membayangkan nggak, anak raja seperti ini,” ungkap GKR Timoer.
Dapat Kiriman dari Kapolres
©Instagram/@gkrtimoer
Setelah menunggu sekian lama, pada akhirnya dua putri beserta tiga orang abdi dalem itu bisa menikmati makan enak pada malam harinya. Mereka mendapat kiriman dari Kapolres Solo berupa nasi ayam beserta beberapa bungkus camilan. Atas kiriman itu mereka mengucapkan terima kasih.
“Dapat kiriman dari Kapolres yang ngirim Kapolsek. Alhamdulillah bisa makan enak saudara-saudara,” kata GKR Timoer melalui unggahan story-nya.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov Jateng berjanji akan membantu perbaikan rumah korban terdampak kebakaran.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kebakaran itu juga menyebabkan enam unit rumah hangus terbakar.
Baca SelengkapnyaBeberapa hari lalu, KRL Jogja-Solo mengalami gangguan dan mati mesin saat beroperasi. Sempat mati, begini kelanjutan nasib penumpang KRL Jogja-Solo.
Baca SelengkapnyaKorban diduga merupakan mantan Bupati Jembrana, Bali, periode 1980-1990 yaitu Ida Bagus Ardana dan istrinya, Bu Ardana
Baca SelengkapnyaUntuk bisa sampai ke warung itu, pengunjung butuh berjalan kaki selama satu jam melewati jalan menanjak yang curam dan dipenuhi batu.
Baca SelengkapnyaViral Ibu-ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Dihadang Aparat Saat Bertemu Jokowi, Ini Penjelasan Istana
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut motif bunuh diri tersebut masih proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaSaat kebakaran terjadi, pemilik rumah bersama orang tua kedua korban berangkat ke desa lain untuk mengikuti acara adat Tarik Batu.
Baca SelengkapnyaPenemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di rumahnya, Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara membuat geger warga.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaSebelas rumah di Rokan Hilir, terbakar, Kamis (13/7) dini hari. Tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa itu, termasuk dua penyandang keterbelakangan mental.
Baca SelengkapnyaTidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran rumah warga ini
Baca Selengkapnya