Jadi Ibu Kota Kerajaan Mataram Kuno, Begini Peradaban Temanggung di Masa Lalu
Merdeka.com - Dikelilingi deretan pegunungan, wilayah Temanggung memiliki pesona alam yang indah. Dari sana pula, terdapat hasil alam berupa kopi dan tembakau yang namanya sudah terkenal di penjuru negeri. Maka tak heran apabila di masa lalu, Temanggung memiliki peradaban yang besar.
Menurut Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Dr. Purwadi, pada tahun 732 Masehi, Kerajaan Mataram Kuno didirikan di wilayah Temanggung. Saat itu, pusat kerajaan tersebut menjadi pusatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
Waktu itu, budaya literasi dibuka selebar-lebarnya untuk semua kalangan. Di sana pula, kajian sejarah, antropologi, kemanusiaan, kemasyarakatan, tata negara, dan keagamaan terus dikembangkan. Berikut selengkapnya:
-
Apa keunggulan kopi Temanggung? Kualitas kopi Temanggung telah teruji hingga ke kancah dunia karena memiliki ciri khas serta cita rasa khusus.
-
Di mana kopi Temanggung dibudidayakan? Kopi merupakan komoditas andalan Kabupaten Temanggung setelah tembakau. Selain bertani tembakau, para petani Temanggung juga menanam kopi.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-
Mengapa kebun teh Gunung Dempo terkenal? Kualitas daun teh yang bernilai tinggi membuat aktivitas perdagangan teh meluas dengan sendirinya.
-
Bagaimana perkebunan teh Gunung Dempo mempertahankan kesan klasik? Dengan mengandalkan fasilitas kuno, tentu menambah kesan klasik dan kental sekali dengan nilai sejarah sekaligus berbeda dari pabrik-pabrik teh yang ada di Indonesia.
-
Siapa yang memperkenalkan tembakau di Temanggung? Berdasarkan cerita tutur masyarakat, tradisi ini dimulai oleh seorang tokoh setempat bernama Ki Ageng Makukuhan.'Suatu ketika Ki Ageng Makukuhan ini sakit. Dalam sakit itu ia mendapat wahyu untuk memetik daun yang ditanam dari hasil butiran benih itu. Setelah itu dipetik dan digunakan untuk pengobatan beliau,' kata Budayawan Temanggung, Sutopo.
Diteruskan Secara Turun Temurun
©Temanggungkab.go.id
Pengembangan ilmu pengetahuan di pusat Kerajaan Mataram Kuno dilakukan secara turun temurun. Setelah sebelumnya dilakukan oleh Raja Sanjaya, penerusnya, Rakai Panangkaran juga mengembangkan ajaran ini.
Saat itu, strategi di zaman Rangkai Panangkaran adalah mengambil ajaran yang terlupakan pada masa silam. Ajaran itu kemudian diolah mengikuti perkembangan zaman dan diajarkan oleh para ahli serta sarjana kenamaan.
“Rakai Panangkaran cukup berhasil meningkatkan harkat martabat negeri. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya,” kata Purwadi mengutip dari Kagama.co.
Zaman Keemasan
© Borobudur and Prambanan Temple Tour
Kerajaan Mataram Kuno mencapai masa keemasan saat dipimpin Rakai Pikatan pada tahun 840. Menurut Purwadi, saat itu sang raja sangat memperhatikan keamanan dan ketertiban wilayah kekuasaannya. Salah satu peninggalan bersejarah dari masa Rakai Pikatan yang dapat dirasakan hingga kini adalah keberadaan Candi Prambanan.
“Tatkala pasukan dari Dinasti Balaputra Dewa menyerang wilayahnya, Rakai Pikatan tetap dapat mempertahankan kedaulatannya. Bahkan bala tentara penyerang dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan,” jelas Purwadi.
Harus Mau Berkorban
Setelah kepergian Rakai Pikatan pada tahun 855, Mataram Kuno dipimpin oleh Rakai Kayuwangi. Sebagai seorang raja, Rakai Kayuwangi sadar bahwa dia punya tugas untuk memakmurkan, mencerdaskan, dan melindungi warga negara Temanggung.
Lanjut pada tahun 882-899, Mataram punya raja baru, yaitu Rakai Watu Humalang. Pada saat itu, sang raja tak lelah untuk membicarakan ilmu. Namun saat punya kemahiran tertentu, Watu Humalang enggan menampakkannya pada orang lain.
“Raja harus mau berkorban demi rakyatnya. Merasakan kenikmatan setelah rakyatnya bahagia. Hal demikian yang diucapkan sinuwun Rakai Kayuwangi saat memberi pengarahan di Pesanggrahan Gunung Telomoyo pada tahun 857. Beliau adalah raja yang menjunjung tinggi etika berbudi bawa laksana,” pungkas Purwadi dikutip Merdeka.com dari Kagama.co pada Selasa (6/4). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keindahan alam wisata Temanggung menawarkan pesona yang memukau bagi para pengunjung.
Baca SelengkapnyaKomoditas pertanian tembakau dan kopi di Lumajang berpotensi jadi sumber cuan besar. Simak selengkapnya
Baca SelengkapnyaDahulu Cianjur pernah maju saat menjadi ibu kota Jawa Barat, komoditas kopi dan tehnya jadi andalan Eropa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.
Baca SelengkapnyaSelain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.
Baca SelengkapnyaSalah satu daya tarik utama di Magelang adalah Candi Borobudur, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang menjadi salah satu candi Buddha terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaBekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaKota ini terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Baca SelengkapnyaWisata Tawangmangu telah kesohor sejak zaman Belanda ketika berkunjung ke wilayah Solo Raya.
Baca SelengkapnyaKeindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca Selengkapnya