Kisah Hendi Nur Seto, Petani Milenial Beromzet Puluhan Juta Berkat Melon Premium
Merdeka.com - Tidak seperti kebanyakan sarjana pada umumnya, Hendi Nur Seto, pria asal Temanggung, Jawa Tengah ini kembali pulang ke desa. Pria lulusan Universitas Jenderal Soedirman ini mencoba peruntungan dengan menjadi petani di desanya.
Langkah yang diambilnya berbuah manis. Hendi sukses menjadi seorang petani milenial dengan bercocok tanam secara hidroponik. Dua tanaman utamanya adalah melon premium dan melon Korea.
"Ada 2 jenis buah. Melon Japanese dan Melon Korea,” ujar Hendi Nur Seto kepada merdeka.com saat mengikuti acara Bazaar UMKM Brilian yang digelar BRI Regional Office (RO) Yogyakarta, Jumat (16/06).
-
Kenapa Hendi kembangkan melon? Hendi prihatin banyak petani tembakau yang hidupnya terlilit hutang. Para petani tembakau itu butuh modal besar untuk menanam tembakau. Namun sering kali hasil panen yang mereka peroleh jauh dari harapkan.'Makin ke sini makin luar biasa permainannya. Jadi produk tembakau seperti dimonopoli. Kita tahu sendiri harga rokok tinggi, cukainya tinggi, tapi petani di sini menjual tembakau dengan harga rendah,' kata Hendi saat ditemui Merdeka.com di rumahnya pada Jumat (19/4).
-
Kapan Hendi mulai tanam melon? Hendi mulai mencoba bertani melon pada tahun 2020. Pada awal-awal, melon berhasil tumbuh dan berbuah, namun ternyata hasilnya tidak disukai pasar. Lalu dia coba varietas lain.
-
Dimana melon kuning ditemukan? Cantaloupe atau melon kuning merupakan salah satu jenis melon yang banyak dikonsumsi di seluruh dunia.
-
Dimana melon populer di Indonesia? Melon adalah buah yang populer di musim panas karena rasa segar dan manisnya.
-
Bagaimana cara panen melon? Pertanian melon di dalam rumah kaca yang dikelola Hendi dan para petani lain bisa tiga kali panen dalam setahun. Satu rumah kaca biasanya bisa menghasilkan satu ton melon dengan total harga Rp25 juta. Bila semua proses berjalan lancar, periode yang dibutuhkan dari masa tanam hingga panen adalah 80 hari.'Kendala dalam bertani melon ini adalah hama penyakit seperti kutu-kutuan. Kalau perawatannya ekstra biasanya aman. Tapi waktu awal-awal merintis banyak gagalnya, karena masih banyak percobaan,' ujar Hendi.
-
Dimana petani hidroponik di Indramayu ini menanam melon? Rohmat kini membangun green house di rumahnya untuk membudidayakan tanaman buah bercita rasa manis itu.
Melon yang ditanamnya tersebut ternyata mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat lantaran rasanya yang sangat manis dan dagingnya tebal.
"Ini tadi tidak ada 1 jam melonnya langsung habis. Tadi bawa 2,5 kwintal," cerita Hendi.
Di kampungnya, Hendi menjadi Ketua Klaster Melon Premium beranggotakan 200 petani. Ada sekitar 16 ribu tanaman di lahan seluas kurang lebih 0,5 hektar.
"Kita ada 16 green house atau 16 ribu tanaman di sawah seluas 1,6 x 300 atau sekitar 0,5 hektar. Seminggu kita bisa panen 1 ton," ujarnya.
Dalam 1 bulan, omzet dari menanam melon ini mencapai puluhan juta rupiah.
Jadi Primadona Saat Bazar
Klaster Melon Premium menjadi primadona saat berlangsungnya Bazar UMKM Brilian BRI RO Yogyakarta. Tak membutuhkan waktu banyak, belum sampai 1 jam buka, melon yang menjadi produk utama habis terjual. Banyak pengunjung yang tak kebagian.
Regional CEO BRI Yogyakarta John Sarjono mengunjungi stand bazar Melon Premium, dan mencicipi buah melon segar yang dagingnya berwarna merah oranye. Saking sukanya dengan melon milik Hendi Nur Seto, John Sarjono mencicipi berkali-kali.
"Ini antara tester dan doyan," kata John Sarjono disambut tawa pengunjung yang hadir.Kepada wartawan usai membuka acara bazar, John juga sempat memuji Klaster Melon Premium yang dipinpin Hendi Nur Seto.
©2023 Merdeka.com
"Mereka sudah diundang ke Jakarta. Tadi saja tidak ada 1 jam mereka laku hampir 200 kwintal," kata John.
John menambahkan, justru saat ini Klaster Melon Premium kewalahan menerima permintaan dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Mereka sekarang malah kerepotan memenuhi permintaan bukan hanya Jogja dan Jateng, tapi juga di tempat-tempat lain," imbuhnya.
2 Tahun Dibina BRI
Hendi mengatakan, Klaster Melon Premium telah 2 tahun menjadi binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program Desa Brilian. Selama dibina BRI, banyak yang telah didapatkan, khususnya pelatihan-pelatihan.
“Kita mendapatkan pelatihan-pelatihan. Termasuk jadi Desa Brilian, dan diajak pameran-pameran seperti hari ini,” kata Hendi.
Bahkan, klaster yang dia pimpin pernah mendapatkan dana hibah senilai Rp50 juta dari BRI.
"Pas ulang tahun BRI kami diundang ke kantor pusat BRI di Jakarta. Kami juga dapat dana CSR Rp50 juta dari BRI," ungkap Hendi.
Bertemu Presiden Jokowi
Tak cuma diundang ke kantor BRI Jakarta, ternyata berkat Klaster Melon Premium miliknya, Hendi Nur Seto bahkan sampai bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan tersebut terjadi saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan Program Food Estate Hortilultura di Temanggung, Jawa Tengah tahun lalu."Saya menyampaikan potensi pertanian yang ada di desa dan permasalahannya," ujar Hendi menceritakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi bersama dengan petani lainnya.Setelah mendapatkan keluh kesah dari para petani, Presiden Jokowi langsung merespons dengan cepat. "Pak Presiden langsung memberikan solusi-solusi. Cepat sekali," tutup Hendi Nur Seto.
©2023 Merdeka.com
Program Food Estate atau perkampungan industri pangan adalah sebuah program jangka panjang pemerintahan Indonesia, yang berguna untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Program Food Estate ini memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup hortikultura tanaman pangan, perkebunan, bahkan peternakan dalam suatu kawasan tertentu. Program ini dilakukan atas kerjasama Kementerian Pertanian dengan Pemerintah Daerah di beberapa kabupaten di IndonesiaFood estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi yang berbasis hortikultura, perkebunan, peternakan dan tanaman pangan, di suatu kawasan. Program Food Estate ini akan menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024, yang di sebut-sebut sebagai program super prioritas untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan berat mencapai 5,8 kilogram, buah melon hasil budidaya mereka tercatat sebagai yang terberat di Indonesia
Baca SelengkapnyaBudidaya itu dikembangkan di dalam sebuah greenhouse bernama Lumbung Mataraman Kedungpoh.
Baca SelengkapnyaHendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaKemarau panjang jadi bencana bagi petani karena tidak bisa menanam padi. Hal ini tidak terjadi dengan petani Jombang. Mereka justru cuan puluhan juta.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaRahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaHeru mengelola lahan sebesar 1 hektar. Lahan tersebut dibelikan orang tua Heru untuk dikeloanya.
Baca SelengkapnyaHeru Winoto jatuh cinta dengan dunia pertanian karena orang tuanya petani. Kini ia punya satu hektare lahan cabai. Dari modal Rp15 juta kini untung Rp125 juta.
Baca SelengkapnyaSempat susah dapat kerja, pemuda 26 tahun ini memutuskan jadi petani melon. Kini penghasilannya mencapai Rp45 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSerunya berkunjung ke kebun melon organik di Bojonegoro, bisa incip sepuasnya tanpa bayar.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.
Baca SelengkapnyaGeregetan karena orang tuanya selalu rugi akibat gagal panen, pemuda ini berinisiatif menanam melon di lahan sempit depan rumah dan omzetnya capai jutaan rupiah
Baca Selengkapnya