Kisah Mbah Slamet, Saksi Hidup Letusan Merapi Tahun 1930
Merdeka.com - Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Gunung itu meletus dalam jangka waktu 4-5 tahun sekali. Letusan dalam skala besar akan terjadi dalam periode 100 tahun sekali.
Sebelum letusan besar tahun 2010, Gunung Merapi juga pernah meletus besar di tahun 1930. Peristiwa itu mengakibatkan sebanyak 1.400-an orang meninggal dunia. Letusan di tahun 1930 itu tercatat sebagai letusan Merapi yang paling banyak memakan korban jiwa.
Salah satu saksi hidup letusan besar itu adalah Mbah Slamet (96 tahun). Dilansir kanal YouTube Jogja Plus pada 7 Agustus 2021, warga Tunggularum, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Sleman itu menceritakan peristiwa kelam itu.
-
Siapa saja yang menjadi korban letusan Marapi? Data 75 orang pendaki itu merupakan data dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat berdasarkan sistem booking online.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan letusan Marapi terjadi? 'Data terbaru ada 22 korban dalam keadaan meninggal dunia, 1 orang dalam pencarian yang hingga keberadaannya belum diketahui dan 52 orang selamat,' jelas Kepala Basarnas Padang Abdul Malik saat konferensi pers, Rabu (6/12).
-
Siapa yang meramalkan letusan Gunung Slamet? Ramalan Jayabaya, seorang raja kuno di Pulau Jawa, diduga pernah meramalkan kemungkinan meletusnya Gunung Slamet. Masyarakat sekitar Gunung Slamet mempercayai ramalan ini karena Jayabaya dianggap memiliki kecerdasan spiritual dan kebijaksanaan yang tinggi.
-
Siapa yang meninggal di Gunung Marapi? Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat menyebabkan 22 pendaki ditemukan meninggal dunia.
-
Kapan Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi.'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
Kisah Desa yang Hilang
©YouTube/Jogja Plus
Mbah Slamet mengatakan, sewaktu Merapi meletus pada tahun 1930, guguran material letusan mengalir ke arah barat daya. Waktu itu warga Desa Ngori, Genteng, dan Gentong yang masuk di wilayah Kabupaten Magelang mengungsi ke Tunggul.
Sementara banjir lahar dan lelehan lava mengalir melalui jurang Kali Bathang. Inilah yang membuat Desa Bathang yang berada tak jauh dari jurang itu lenyap tak bersisa hingga kini.
“Lahar itu kemudian mengalir sampai ke dekat Mantingan, Kadiluwih, Muntilan. Jurang itu dulunya dalam tapi kemudian rata sampai sekarang. Letusannya keras dan alirannya mirip adonan tepung panas,” kata Mbah Slamet.
Letusan Tahun 1960
©YouTube/Jogja Plus
Selain letusan besar Merapi tahun 1930, Mbah Slamet juga menjadi saksi bisu letusan Merapi di tahun 1961. Dia mengatakan bahwa letusan yang terjadi di tahun 1961 juga terbilang besar. Pada saat itu, ia ikut mengungsi bersama warga lain hingga bisa selamat dari dua letusan itu.
“Letusan tahun 1960 saya juga melihatnya. Waktu itu kita disuruh mengungsi karena letusannya besar. Saya waktu itu juga disuruh lelaku ke utara dusun. Pokoknya semua diminta untuk menyelamatkan diri,” kata Mbah Slamet dikutip dari kanal YouTube Jogja Plus.
Pesan Mbah Slamet pada Anak Muda
©YouTube/Jogja Plus
Walaupun sudah berusia lanjut, Mbah Slamet tetap bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dia masih tangkas berladang, memanjat pohon, dan mengupas buah kelapa.
“Pesan saya pada yang muda, bersabarlah, menerima, dan berserah diri pada yang kuasa. Umur panjang pendek itu berkat dari Yang Kuasa. Kita hanya sebatas menjalani. Itu prinsip saya,” pungkas Mbah Slamet. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena erupsi, Ridho bersama dua teman lainnya pun terpisah dari rombongan.
Baca SelengkapnyaGunung dengan aktivitas vulkanik paling tinggi di Pulau Sumatera ini tak lepas dari mitos
Baca SelengkapnyaBerikut uraian setiap peristiwa erupsi Gunung Marapi yang tercatat BNPB.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca SelengkapnyaHanya satu catatan terkait letusan Gunung Krakatau yang dibuat oleh orang pribumi. Tulisan itu berjudul “Syair Lampung Karam”.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaNolianus menceritakan detik-detik sebelum terjadi letusan.
Baca SelengkapnyaBegini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaTugu ini dibuat untuk seorang pendaki asal Kota Padang bernama Abel Tasman yang tewas karena terjebak erupsi.
Baca SelengkapnyaSejauh ini ada 10 korban jiwa akibat erupsi gunung api tersebut.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca Selengkapnya