Kisah Perjuangan Muflih Fathoni, Mahasiswa Berprestasi yang Kesulitan Saat Cari Kerja
Merdeka.com - Menyandang predikat sebagai lulusan berprestasi tak menjamin seorang mahasiswa bisa lancar masuk ke dunia kerja. Itulah yang dirasakan betul oleh Muflih Fathoni.
Selepas menyelesaikan studi, lulusan Diploma III Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY itu berkali-kali tidak diterima bekerja di salah satu bengkel resmi kendaraan sebagai Service Advisor. Pada akhirnya, ia pun bekerja sebagai Surveyor Leasing.
Namun karena tidak memiliki passion dengan pekerjaan itu, dia kesulitan mengikuti tuntutan kerja. Kurang dari dua tahun bekerja di sana, target nasabahnya tidak terpenuhi.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Kenapa Lesti tidak lulus kuliah? Lesti diketahui pernah menempuh pendidikan kuliah di jurusan Public Relation atau Hubungan Masyarakat. Akan tetapi, Lesti tak lulus mata kuliah Bahasa Inggris di jurusan tersebut. 'Gimana nih anak PR engga bisa bahasa Inggris,' ujar Boy William kepada Lesti di acara YouTube Nebeng Boy.
-
Apa masalah sarjana dalam mencari kerja? Meskipun tingkat pengangguran laki-laki di Amerika Serikat tergolong rendah dibandingkan beberapa dekade terakhir, Colflesh termasuk di antara laki-laki yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, atau bahkan berhenti mencari pekerjaan.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Apa yang menyebabkan hilangnya pekerjaan di industri otomotif? Pengurangan jumlah pekerja ini sebagian besar disebabkan oleh sistem penggerak mobil listrik yang memerlukan lebih sedikit komponen dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional.
-
Kenapa universitas tergiur program magang? Selain itu, Djuhandani juga mengimbau kepada pihak universitas jangan mudah tergiur dengan program magang di luar negeri yang bisa untuk menaikan akreditasi.
Padahal saat itu, istrinya yang hanya seorang guru honorer di salah satu SMK Negeri di Kapanewon Ngawen sedang mengandung anak pertama mereka. Kondisi tersebut membuatnya merasakan kesulitan finansial.
“Saya akhirnya dirumahkan karena sudah dua kali dapat SP karena antara penjualan dengan nasabah saya tidak tepat waktu dalam pembayaran,” ungkap Muflih dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (29/10). Berikut kisah selengkapnya:
Raih Gelar Internasional
©2020 liputan6.com
Semasa menjalani studi kuliah, Muflih sebenarnya merupakan mahasiswa berprestasi. Hobinya melakukan riset sederhana membuatnya dilirik oleh para dosen pembina di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang Rekayasa Teknologi. Unit kegiatan itu memiliki ambisi untuk bisa mengikuti kompetisi Internasional.
Gayung bersambut, pada Mei 2014 dia bersama puluhan tim lain dikirim UNY untuk mengikuti lomba Green Car Competition di Korea Selatan. Pada akhirnya, selama seminggu perlombaan, mobil yang berbulan-bulan ia rakit bersama anggota tim lainnya meraih peringkat satu dan tiga untuk kategori akselerasi.
“Di masa-masa krisis menjelang pengumuman kami satu tim hanya diam sambil zikir, tegang sekali. Tapi begitu pengumuman, lagu Indonesia Raya bisa dinyanyikan di kompetisi. Atas capaian kami rasanya bangga dan terharu sekali,” kenang Muflih.
Gelar Kedua
© Japan-magazine.jnto.go.jp
Sekembalinya ke tanah air, Muflih sebenarnya sudah meminta izin ke dosen pembimbingnya di UKM itu untuk tak lagi mengikuti kompetisi karena dia ingin fokus menyelesaikan studi. Tapi waktu itu dosen pembimbingnya justru marah karena ada kompetisi di Jepang yang harus diikuti pada tahun 2015. Sempat dilema, akhirnya Muflih memilih untuk ikut berkompetisi bersama anggota tim lain.
Untuk mengikuti kompetisi itu, Muflih bersama anggota tim lainnya merancang sebuah mobil yang diberi nama Garuda F15. Mobil itu dapat melaju hingga kecepatan 120 km/jam dengan kekuatan mesin 45 tenaga kuda (HP).
“Garuda F15 menggunakan mesin 1 silinder 600 cc. Pemilihan materi dan komponen 80 persen bahan lokal dan mudah didapat. Capaian prestasi dari karya ini waktu itu adalah menjadi runner-up pendatang baru terbaik,” ungkap Muflih.
Sulit Cari Kerja
©Liputan6.com/Johan Tallo
Pada awal 2016, Muflih berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat mahasiswa berprestasi. Namun predikat itu nyatanya tak menjamin dia mudah memperoleh kerja. Sekitar setengah tahun dia harus berjuang mencari kerja dan di sela-sela itu dia menjadi buruh lepas supir angkut barang untuk Event Organizer di Jogja.
Setelah sempat bekerja sebagai surveyor leasing selama hampir dua tahun, dia akhirnya diajak bergabung oleh temannya dari tim Garuda UNY untuk menekuni usaha persewaan dan servis alat berat. Meskipun saat menjadi mahasiswa dia bermimpi bakal mudah mendapatkan pekerjaan, namun untuk saat ini dia tak muluk-muluk memasang target.
“Tanpa pikir panjang kondisi butuh mepet walaupun nglaju ke Sleman tapi tidak saya pikir. Yang penting kebutuhan anak dan istri tercukupi. Masalahnya kalau sekarang sudah kepepet butuh,” kata Muflih dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (29/10). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kisah pria yang berkali-kali gagal tes TNI-Polri namun kini bisa kerja bareng petinggi RI.
Baca SelengkapnyaKegagalannya itu justru mengantarkannya pada pintu keberuntungan lainnya.
Baca SelengkapnyaCerita salah satu kadet mahasiswa Unhan yang berhasil lolos seleksi setelah dua kali gagal.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah perjuangan driver ojek online banting tulang setiap hari demi lulus jadi Sarjana.
Baca SelengkapnyaWanita ini mengaku sudah menganggur selama dua tahun.
Baca Selengkapnya"Orang miskin gak usah macem-macem pakai kuliah segala" kata-kata hinaan dari seseorng yang memacu semangatnya.
Baca SelengkapnyaDemi bisa mewujudkan cita-cita sebagai seorang TNI, segala usaha dilakukan olehnya bahkan sampai rela menjadi tukang ojek.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaKisah ini mengingatkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
Baca SelengkapnyaSesampainya di rumah, adiknya yang baru duduk di kelas 4 SD bahkan memberikan bucket jajan yang dibuat dengan mengumpulkan uang jajannya sendiri.
Baca SelengkapnyaSaat berada di puncak kekayaan, sindrom Orang Kaya Baru (OKB) membawanya kembali ke titik terendah.
Baca SelengkapnyaUlfa mampu membuktikan bahwa anak yang lahir dari keluarga ekonomi sederhana bisa bersaing dengan lulusan lainnya.
Baca Selengkapnya