Melihat Eksistensi Kesenian Lengger di Desa Banjarwaru Cilacap, Sudah Jadi Bagian dalam Kehidupan Masyarakat Petani
Keberadaannya sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat agraris petani.
Lengger merupakan kesenian masyarakat yang berkembang di kawasan Banyumas Raya. Keberadaannya sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat agraris petani. Pada tahun 1970-an, Lengger sering dijadikan sebagai ujub atau nazar. Saat itu, banyak masyarakat yang percaya bahwa jika mereka tidak menyelenggarakan kesenian lengger, maka itu akan berdampak buruk bagi kehidupan mereka.
“Lengger itu sudah berkembang sedemikian rupa. Bahkan kami melihat lengger yang asli itu sudah tidak tampak lagi,” kata Darno, akademisi dan peneliti Lengger, dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa tradisi unik di Desa Linggawangi? Desa Linggawangi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki tradisi unik. Pria dan wanita (jejaka dan gadis) saling menggoda di area sawah agar tertarik satu sama lain.
-
Bagaimana Desa Cengungklung mengembangkan agrowisata? 'Pemdes yang membiayai melalui dana desa, BUMDes manajemennya, karang taruna pelaksananya di lapangan. Kami semua sudah terkoordinasi dan sepakat mengembangkan potensi desa agar semakin dikenal,' ujar Mukid saat ditemui Merdeka.com, Rabu (24/4/2024).
-
Dusun Malangbong punya keunikan apa? Berkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an. Dusun Malangbong di Desa Panjang, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur belakangan mencuri perhatian.
-
Apa daya tarik utama dari Desa Bantarkuning? Ciri utama dari desa ini adalah jalan kecilnya yang berada di tengah jalan dan diapit oleh area persawahan. Jalannya dibuat dari beton, dan sudah cukup rata serta nyaman dilalui. Menikmatinya cukup dengan bersepeda, berkendara motor atau lebih asyik berjalan kaki. Di ujung, deretan pegunungan juga seolah menjadi pagar yang berderet rapi.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjaga lingkungan melalui Kelekak? Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
Berikut selengkapnya:
Bagian dari Kehidupan Masyarakat Petani
Salah satu desa yang masih kental kesenian Lengger adalah Desa Banjarwaru. Desa ini terletak di Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Di Desa Banjarwaru, Lengger sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat petani. Menjelang masa tanam, mereka akan mengadakan kesenian Lengger. Saat panen, mereka pun juga akan menyelenggarakan kesenian Lengger.
“Tahun 1970-an itu masa kejayaan Lengger. Karena tahun 1965-1970 itu hampir tidak ada pertunjukan sama sekali. Bahkan pada tahun 1970, kebangkitan Lengger di Banjarwaru sempat menjadi ‘viral’ pada masa itu,” ungkap Darno.
Masa Kejayaan Penari Lengger
Pada masanya, banyak kelompok petani di Banjarwaru yang memiliki kesenian Lengger. Bahkan dalam satu desa, ada 14 kelompok Lengger yang aktif. Ranti Sutarjo Hadi, salah satu penari Lengger asal Banjarwaru, mengatakan bahwa Lengger di desanya memiliki ciri khas dibandingkan dengan Lengger dari daerah Banyumas Raya lainnya.
Sementara itu Maryono, salah seorang pemain musik Lengger mengatakan bahwa pada masa lalu alat musik untuk memainkan Lengger masih berupa calung, gendang, dendem, kenong, dan gong tiup. Sementara saat ini kebanyakan musik lengger sudah dikombinasikan dengan alat musik modern seperti gamelan, drum, organ, dan sebagainya.
Punden Lengger
Dulu pentas Lengger dilakukan siang malam. Kadang pentas itu berlangsung sampai pagi. Di Banjarwaru ada sebuah punden yang sering dijadikan tempat untuk mementaskan Lengger. Masyarakat percaya apabila mereka bermain Lengger di sana maka ruh Melati akan masuk ke penari Lengger berikutnya.
“Itu akan terjadi terus-menerus. Ketika ruh Melati masuk ke Lengger siapa, lalu penari Lengger itu meninggal. Nanti dia akan masuk ke Lengger berikutnya. Sampai terakhir yang kemasukan indangnya Melati adalah Mbak Kami. Setelah itu tidak ada cerita bahwa indangnya Melati masih mengalir ke Lengger-Lengger berikutnya,” kata Darno dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.
Campur Tangan Makhluk Gaib
Maryono mengatakan, indang merupakan semacam makhluk gaib yang mengayomi sebuah kesenian. Untuk mengundangnya perlu dibuatkan sejumlah sesaji.
Ia melanjutkan, indang yang ada di punden Lengger di antaranya Indang Mawar, Indang Kantil, dan Indang Melati. Untuk mengundangnya, perlu disertakan tiga jenis bunga yang sesuai dengan nama indang itu.
“Apabila mau ada pentas Lengger, sesaji ini akan kami serahkan pada yang berkuasa (bahureksa) di punden itu. Minta keselamatan serombongan kepada Allah SWT melalui para leluhur yang ada di punden itu,” ujar Maryono.
Krisis Regenerasi
Sama dengan kebanyakan kesenian tradisional lain, saat ini, Lengger Banjarwaru sedang mengalami krisis regenerasi. Selain alat musiknya sudah tidak murni musik tradisional, para anak muda di sana juga sudah jarang yang ingin mempelajari kesenian Lengger.
Begitu lulus SMA, mereka lebih memilih merantau menjadi pekerja migran ke luar negeri seperti Taiwan dan Hongkong yang gajinya besar. Belum lagi saat ini kesenian Lengger mulai jarang dipentaskan karena minat masyarakat yang juga sudah beralih ke kesenian modern.
“Jadi perlu ada keikutsertaan pemerintah bagaimana memberikan fasilitas kepada para pelaku seni karena tanpa partisipasi pemerintah, para pelaku seni ini akan melakukan tindakan seenaknya yang penting laku. Masa bodoh apakah mereka itu melestarikan kesenian lokal atau tidak,” tutup Darno dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.