Mencari Jejak Stasiun Kereta Api Tua yang Hilang di Atas Bukit Semarang, Kini Hanya Menyisakan Peninggalan Ini
Peninggalan stasiun itu kini tampak tidak terawat.
Peninggalan stasiun itu kini tampak tidak terawat.
Mencari Jejak Stasiun Kereta Api Tua yang Hilang di Perbukitan Semarang, Kini Hanya Menyisakan Peninggalan Ini
Perbukitan kawasan perkebunan karet milik PTP Nusantara IX membentang di bagian selatan wilayah Kabupaten Semarang.
Dulu di antara perbukitan itu, membentang jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Ambarawa, Tuntang, hingga Kedungjati.
Di jalur itu pula terdapat bekas stasiun-stasiun kecil yang dulunya menjadi tempat persinggahan singkat kereta api. Namun sayang, beberapa bangunan stasiun itu kini telah hilang tak berbekas.
-
Apa yang tersisa dari bangunan tua Semarang? Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa saja yang tersisa dari Stasiun Sedayu? Bangunan Stasiun Sedayu yang praktis kini tersisa hanyalah sebuah rumah dinas dengan model limasan. Rumah dinas itu memiliki dua bangunan yang terpisah dan dihubungkan dengan doorloop di sisi timur.
-
Kenapa Stasiun Semarang Gudang berhenti beroperasi? Namun aktivitas tersebut mengalami penurunan sejak tahun 2006. Stasiun Semarang Gudang akhirnya berhenti beroperasi. Para karyawan yang sebelumnya bekerja di stasiun tersebut kemudian dipindahkan bertugas di stasiun lain. “Dulu ada hampir 100 pegawai yang bekerja di sini. Karena waktu itu PT KAI minta kenaikan tarif tapi tidak disetujui Bu Sri, akhirnya aktivitas berhenti,“ kata Karjono, mantan pengawas kereta Stasiun Kemidjen.
-
Dimana letak Kota Lama Semarang? Lokasinya tak lain berada di pusat kota.
Di antara bangunan yang hilang itu adalah bekas Stasiun Gogodalem. Beberapa waktu lalu, tim dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe mencari jejak stasiun yang hilang itu.
Dilansir dari Wikipedia, Stasiun Gogodalem dibuka pada 21 Mei 1873 bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Ambarawa-Kedungjati. Stasiun itu ditutup pada tahun 1976 karena kereta api yang melewati stasiun itu kalah bersaing dengan moda transportasi lain.
Kini bangunan Stasiun Gogodalem sudah tidak ada. Namun ada beberapa peninggalan yang tersisa, di antaranya adalah sebuah sumur tua dan rumah dinas.
Sumur tua itu kondisinya memprihatinkan. Permukaannya telah ditumbuhi tanaman liar. Kini sumur itu sudah tidak digunakan lagi.
Dalam kesempatan itu, tim kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe bertemu dengan Kuri Wijiyono, seorang warga yang menjadi saksi hidup saat Stasiun Gogodalem masih aktif.
“Saya bahkan pernah naik kereta apinya. Saya dulu waktu sekolah di ST Bringin setiap pagi naik kereta. Itu sekitar tahun 1964 sampai 1967,” kata Kuri dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Peninggalan berikutnya adalah rumah dinas yang dulunya menjadi tempat tinggal pegawai kereta api. Kini rumah dinas itu masih berdiri.
Tapi karena tidak pernah digunakan, rumah itu tampak tak terawat dan suasananya menjadi menyeramkan.
Pintu dan daun jendela tertutup rapat. Cat-cat tembok mengelupas di sana-sini.
Tim YouTube Jejak Tempo Doeloe coba masuk untuk menelusuri bagian dalam rumah tersebut. Rumah dinas itu terdiri dari tiga kamar di bagian depan, tengah, dan belakang. Konon bagian depan kamar itu adalah ruang utama dengan jendela yang menghadap langsung ke dalam.
Sedangkan kamar tengah langsung tembus ke pintu belakang. Di kamar tengah ada pintu lagi yang menuju ke kamar belakang.
Kini semua kamar itu tidak menyisakan perabotan apapun melainkan hanya sebuah ruang kosong yang tak terawat.