Mencicipi Sate Kelinci Mbah Kromo Khas Kulon Progo, Sudah Berjualan Sejak Awal Era Presiden Soeharto
Walaupun sudah berusia 85 tahun, Mbah Kromo tetap sehat dan semangat menjual sate kelinci
Di Kota Wates, Kabupaten Kulon Progo, terdapat sebuah kuliner legendaris bernama Sate Kelinci Mbah Kromo. Lokasinya tepat di seberang Taman Budaya Kulon Progo.
Melalui sebuah video yang diunggah pada 23 November 2023 lalu, pemilik kanal YouTube Makan Keliling berkesempatan untuk mengunjungi warung makan tersebut.
-
Kapan Sertu Sarijo berjualan sate? 'Saya buka dari jam setengah lima sampai malam,' terangnya.
-
Dimana Sate Sapi Pak Kempleng awalnya dijual? Dikutip dari kanal YouTube J. Christiono, nama asli Pak Kempleng adalah Pak Sakimin. Ia merintis berjualan sate dengan berkeliling Kota Ungaran sejak tahun 1960-an. Namun pada tahun 1972 Pak Sakimin meninggal dunia. Usaha itu kemudian diteruskan oleh putra keduanya, Pak Mulyono.
-
Di mana sate pertama kali populer di Indonesia? Diperkirakan Ponorogo menjadi kota pertama sate mulai populer dan menyebar.
-
Kapan Soeharto makan singkong rebus? Di tengah perbincangan, tiiba-tiba pelayan Istana datang membawakan kudapan.Haryono melihat makanan yang disuguhkan: Singkong rebus.
-
Kenapa sate Pak Kempleng terkenal? Tak hanya di Semarang, ketenaran Sate Pak Kempleng sudah sampai di Istana Negara. Pada waktu itu, sate sapi tersebut menjadi menu utama bagi Presiden Soeharto dan Presiden Habibie. Produk sate sapi itu juga pernah dikirim hingga ke Amsterdam, Belanda.
-
Makanan kesukaan Soeharto? Wader atau ikan teri memang makanan kesukaan Soeharto.
Kesibukan aktivitas di warung makan itu terlihat begitu kentara. Dalam kesempatan itu, pemilik kanal YouTube Makan Keliling berkesempatan bertemu langsung dengan Mbah Kromo. Dengan mengenakan baju batik dan kopiah di kepala, Mbah Kromo tampak sedang mengipas sate dengan kipas anyaman bambu yang ia miliki.
Lantas seperti apa cerita di balik berdirinya warung kuliner legendaris itu? Berikut selengkapnya:
Sudah Jualan Sejak Era Awal Pemerintahan Soeharto
Mbah Kromo mengatakan, ia sudah berjualan sate kelinci sejak era awal Presiden Soeharto, tepatnya sejak tahun 1967. Sudah berjualan sejak lama, Mbah Kromo sudah punya pelanggan tetap yang kebanyakan merupakan orang-orang yang telah berusia lanjut.
“Di sini ramainya kalau pas tanggal gajian dan pembagian dana pensiun,” ujar Mbah Kromo.
Mbah Kromo sendiri sekarang sudah berusia 87 tahun. Walau usianya telah lanjut, ia masih tampak sehat dan bersemangat menjalani hari-hari di warung.
Menu yang Dijual
Mbah Kromo biasanya libur berjualan setiap hari Minggu. Di warungnya, ia tak hanya menjual sate kelinci, namun juga tongseng kelinci. Daging kelinci sebagai bahan olahan utama ia beli secara mentah.
Pada masa awal berjualan, Mbah Kromo berjualan dengan cara berkeliling menggunakan gerobak makanan. Mbah Kromo berjualan sate kelinci antara pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Namun biasanya jam 12.00 dagangannya telah habis terjual.
“Biasanya yang datang ke sini itu rombongan. Sering kali rombongan yang datang ke sini jumlahnya sampai 15 orang,” ujar Mbah Kromo dikutip dari kanal YouTube Makan Keliling.
Rasa Sate Kelinci
Menurut pemilik kanal YouTube Makan Keliling, tongseng kelinci Mbah Kromo memiliki rasa yang gurih dan kuahnya tidak asin. Sementara itu untuk sate kelinci sekilas terlihat seperti sate kambing dengan bumbu kecap.
“Ini kalau dari dua masakan ini, kalau yang sate mengingatkan ke sate kambing, kalau tongsengnya mengingatkan ke tongseng ayam Sudimoro yang ada di Bantul,” ujar pemilik kanal YouTube Makan Keliling.
Satu porsi sate kelinci dan tongseng kelinci masing-masing dibanderol dengan harga Rp30 ribu. Harga itu sudah termasuk nasi dan juga minuman teh atau jeruk.