Fakta Menarik Film Legendaris "Resia Boroboedoer", Kontrak Bintang Film Panas Tapi Gagal di Pasaran
Film ini menyebabkan produsen bangkrut karena tak mampu menutup biaya produksi
Film ini menyebabkan produsen bangkrut karena tak mampu menutup biaya produksi
Fakta Menarik Film Legendaris "Resia Boroboedoer", Kontrak Bintang Film Panas Tapi Gagal di Pasaran
Seksualitas merupakan salah satu unsur yang menjual nilai sebuah film bagi penontonnya. Bahkan beberapa tahun lalu, unsur-unsur seksualitas ini sangat menonjol di banyak film Indonesia, sebut saja film “Menculik Miyabi” (2010) maupun “Maling Kutang” (2009).
-
Kenapa film Pareh gagal balik modal? Uniknya dari film ini adalah dari segi teknis berjalan cukup sukses, akan tetapi dari segi biaya, Pareh justru gagal mengembalikan biaya produksi yang cukup besar dan membuat produsernya bangkrut.
-
Kenapa film Oeroeg diproduksi? Adapun film ini diketahui diproduksi oleh tim dari Belanda dengan kerjasama pihak Belgia dan Indonesia. Film ini diproduksi untuk untuk memperingati hubungan diplomatik yang baik antara Belanda dan Indonesia walaupun dahulu diwarnai dengan sejarah perang, penjajahan dan kolonialisme yang berkepanjangan.
-
Apa penghargaan yang diberikan untuk film terburuk? Golden Raspberry Award yang juga populer disebut Razzie Award adalah momen penghargaan tahunan di Amerika Serikat yang dipersembahkan untuk film-film terburuk.
-
Siapa yang membuat film 'Loetoeng Kasaroeng'? Loetoeng Kasaroeng menjadi film yang pertama kali dibuat di Indonesia dan diputar di Bandung. Film ini diproduksi oleh perusahaan "Java Film Company".
-
Kenapa film porno bisa bikin ekspektasi seks tidak realistis? 'Terlalu banyak menonton porno dapat menyebabkan seseorang memiliki ekspektasi yang tidak realistis mengenai citra tubuh, kinerja seksual, dan dinamika dengan pasangan,' ujar Niyatii N Shah, seorang ahli seksologi. Ekspektasi ini sering kali tidak sesuai dengan kenyataan, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan seksual.
-
Siapa yang bisa terpengaruh dengan ekspektasi tidak realistis dari film porno? 'Terlalu banyak menonton porno dapat menyebabkan seseorang memiliki ekspektasi yang tidak realistis mengenai citra tubuh, kinerja seksual, dan dinamika dengan pasangan,' ujar Niyatii N Shah, seorang ahli seksologi. Ekspektasi ini sering kali tidak sesuai dengan kenyataan, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan seksual.
Unsur seksualitas dalam dunia perfilman Indonesia itu sesungguhnya sudah ada sejak lama. Pada tahun 1928, Nancing Film Corporation, sebuah perusahaan kongsi China di Batavia, memproduksi sebah film bisu berjudul “Resia Boroboedoer” (baca: Rahasia Borobudur).
Film Resia Boroboedoer bergenre petualangan dan misteri. Nancing Film dengan berani mengontrak bintang film asal Shanghai yang terkenal berani dan sensasional bernama Olive Young.
Waktu itu Olive Young berusia 26 tahun. Ia cukup terkenal di dunia perfilman karena berani memainkan adegan yang pada saat itu dianggap sangat fulgar.
Saat itu, Olive Young berani beradegan ciuman dengan lawan mainnya. Selain itu, dia juga berani tampil dengan pose-pose menggairahkan di majalah-majalah.
Dalam film Resia Boroboedoer, Olive Young berani menampilkan kemolekan tubuh dengan kostum mirip bikini. Adegan tersebut merupakan adegan paling terbuka yang pernah ada dalam sebuah film Hindia Belanda pada masanya.
Film Resia Boroboedoer menceritakan tentang seorang gadis bernama Young Pei Fen datang dari Negeri Cina ke Jawa demi mencari benda berharga yang tersimpan di Candi Borobudur. Benda itu adalah sebuah toples berisi abu Budha Gautama.
Penjaga Candi bernama Gandha Soewasti, gagal melarang Young mencari benda itu. Saat itu, Young berselisih paham dengan Gandha. Bahkan teman Gandha sempat menyerang Young dengan ilmu hitam.
Di dalam candi, Young menemukan ruangan bawah tanah dan memasukinya. Tapi ternyata di dalam ruangan tersebut terdapat gas beracun.
Gandha pun menyelamatkan Young dan mengaku dulu berutang nyawa dengan ayah Young. Hal itu lantaran ayah Young telah menyelamatkan nyawa Gandha dari serangan bandit 30 tahun lalu.
Young kemudian membatalkan pencarian abu dan menjalani hidup sebagai seorang penjaga candi bersama Ganda.
Pada film tersebut Olive Young dibayar sebesar 2.000 gulden per bulan. Jumlah itu sangat besar pada masanya. Namun jumlah itu berbanding terbalik dengan kesuksesan filmnya.
Film ini gagal di pasaran dianggap tidak logis dan kualitas gambarnya sangat buruk. Para penontonnya juga mengecap buruk film itu karena dipenuhi adegan sensual.
Seorang kritikus film saat itu, Kwee Tek Hoy, menyebut banyak adegan yang tidak realistis dan masuk akal dalam film tersebut.
Dia mempertanyakan bagaimana seorang Young bisa berkomunikasi dengan orang Jawa yang tidak bisa berbahasa mandarin.
Film Resia Borobudur menjadi yang pertama dan terakhir bagi Nancing Film Corp. Setelah rilis film tersebut, perusahaan itu bangkrut karena hasil pendapatan film tidak mampu menutupi biaya produksi.
Honor Olive yang sangat besar begitu memberatkan. Belum lagi perusahaan itu juga membangun sebuah studio film yang sangat besar di Mangga Besar, Batavia.