Mengenal Syekh Subakir, 'Waliyullah' Penakluk Tanah Jawa Sebelum Era Wali Songo
Merdeka.com - Awal mula penyebaran agama Islam di pulau Jawa selalu diidentikkan dengan peran Wali Songo. Oleh mereka, agama Islam diajarkan kepada seluruh lapisan masyarakat Jawa yang saat itu menganut ajaran Hindu dan Buddha.
Namun sebelum era Wali Songo, dakwah Islam sebenarnya telah dimulai oleh Syekh Subakir. Dilansir dari Tubankab.go.id, Syekh Subakir merupakan seorang ulama dari Persia yang diutus ke tanah Jawa dalam rangka menyebarkan ajaran Islam.
Baca juga: Mengenal Yajuj Dan Majuj Dalam Al Quran
-
Bagaimana Walisongo menyebarkan Islam di Jawa? Walisongo menggunakan berbagai cara dakwah yang inovatif dan adaptif terhadap budaya lokal. Metode dakwah mereka yang bijaksana dan inklusif memungkinkan Islam diterima dengan baik oleh masyarakat yang sebelumnya menganut kepercayaan Hindu, Buddha, dan animisme.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Bagaimana Wali Songo menyebarkan Islam? Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam.
-
Mengapa Gus Baha menekankan bahwa Islam sudah ada di Jawa sebelum Wali Songo? Ia menegaskan, 'Sunan Ampel wae ngajine teng Paseh Aceh mriko,' yang menunjukkan bahwa Islam sudah berkembang di berbagai daerah di Indonesia sebelum menyebar ke Jawa.
-
Bagaimana Gus Baha menjelaskan bahwa Islam sudah ada di Jawa sebelum Wali Songo? Gus Baha juga menjelaskan silsilah Sunan Ampel, salah satu tokoh Wali Songo yang terkenal sebagai penyebar utama Islam di Jawa. Sunan Ampel adalah anak dari Ibrahim Asmari dan cucu Jumadil Kubro, yang keduanya telah lebih dulu berada di Indonesia. 'Sunan Ampel adalah keturunan Ibrahim Asmari dan Jumadil Kubro, yang sudah ada di Indonesia. Tidak mungkin Sunan Ampel menjadi wali pertama jika kedua leluhurnya sudah ada di sini,' tambahnya.
-
Bagaimana cara Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali penyebar agama Islam? Sunan Kalijaga merupakan salah satu Walisongo, sembilan wali penyebar agama Islam paling berpengaruh di Pulau Jawa.
Dia sendiri diutus oleh Sultan Muhammad I dari Kekaisaran Ottoman di Turki pada tahun 1404 M. Tak sendiri, Syekh Subakir bersama sang paman yang juga merupakan generasi awal Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim, yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gresik
Di kemudian hari, sepak terjang Syekh Subakir dalam menyebarkan ajaran Islam dikenal luas oleh masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan selain sebagai pendakwah, dia juga memiliki kekuatan yang bisa mengusir para lelembut yang mendiami pulau itu. Berikut kisah selengkapnya:
Kedatangan Syekh Subakir di Pulau Jawa
©Historyofjava.com
Dilansir dari Tubankab.go.id, sebelum Syekh Subakir, ternyata sudah banyak ulama-ulama yang dikirim ke Pulau Jawa. Namun mereka pulang dengan tangan hampa.
Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa saat itu masih kuat dalam memeluk kepercayaan lama. Masih banyak yang menyembah benda-benda, arwah leluhur nenek moyang, dan lain sebagainya.
Oleh karena itulah mereka mendapat tantangan berat dan hanya sanggup mengislamkan segelintir orang saja. Karena dikenal akan kesaktiannya, Syekh Subakir kemudian diutus untuk menginjakkan kaki di Pulau Jawa dan berdakwah Islam di sana.
Kelebihan Syekh Subakir
©Pegawaijalanan.com
Dilansir dari Historyofjava.com, Syekh Subakir juga seorang pengusaha ulung. Selain itu dia punya kelebihan lainnya seperti ahli rukyah dan ahli ramalan. Hal inilah yang konon membuat banyak bangsa jin merasa segan dan menyingkir ke daerah Alas Roban, Gunung Merapi dan Laut Selatan.
Selain itu Syekh Subakir konon memiliki batu hitam yang memiliki kekuatan magis. Di tanah Jawa, batu itu konon ditancapkan di Gunung Tidar, Magelang.
Batu itu dipercaya memiliki kekuatan gaib yang bisa membuat bangsa jin bergejolak dan akhirnya melawan Syekh Subakir. Namun pertarungan itu akhirnya bisa dimenangkan oleh Syekh Subakir.
Ahli Lingkungan
©Magelangkota.go.id
Selain memiliki kesaktian, ternyata Syekh Subakir merupakan ahli ekologi atau ahli lingkungan. Ia melarang masyarakat untuk membuat sumur di kawasan Gunung Tidar. Waktu itu, larangan membuat sumur bertujuan agar sumber mata air di bawah Gunung Tidar tidak menjadi kering.
Saat itu dipercaya, di dalam Gunung Tidar terdapat sumber mata air yang besar. Jika salah dalam membuatan lubang sumur dapat menyebabkan banjir besar yang bisa menenggelamkan penduduk yang tinggal di sekitarnya.
Pulang ke Persia
©Tubankab.go.id
Kisah kesaktian Syekh Subakir membuatnya menjadi terkenal dan masyarakat sangat fanatik terhadapnya. Karena kefanatikan itu bisa mengganggu ketauhidan masyarakat Jawa, Syekh Subakir akhirnya memutuskan kembali ke Persia pada tahun 1462 M.
Namun hingga kini, petilasannya tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Salah satunya berada di Gunung Tidar. Hingga kini, sosoknya begitu melegenda di kalangan masyarakat Jawa dan sering dikaitkan dengan hal-hal yang mistis.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosoknya sudah menyebarkan ajaran Islam di Kediri jauh sebelum era Wali Songo.
Baca SelengkapnyaUlama ini datang ke Tuban jauh sebelum era Wali Songo
Baca SelengkapnyaCara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaMetode Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Baca SelengkapnyaSimak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca SelengkapnyaSosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon
Baca SelengkapnyaSunan Gresik tidak hanya seorang tokoh agama. Ia juga seorang pedagang, tabib, serta pemimpin yang ramah dan toleran.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Islam ke Indonesia didasarkan pada tiga teori. Terdapat pula tokoh-tokoh penting dalam proses penyebarannya.
Baca SelengkapnyaOrang Bali awalnya tak mengenal istilah Wali Pitu.
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaCirebon dulunya hanya sebuah musala kecil. Bagaimana kisahnya?
Baca SelengkapnyaPerjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki
Baca Selengkapnya