Mengunjungi Masjid Kauman Sragen, Masih Ada Kaitan dengan Keraton Solo
Merdeka.com - Masjid Kauman merupakan masjid bersejarah di Sragen yang didirikan pada 1840 Masehi. Pada saat masjid itu didirikan, wilayah Sragen masih masuk ke dalam wilayah Kasunanan Surakarta.
Pada masa itu, Masjid Kauman Sragen merupakan bangunan penanda batas wilayah kekuasaan Keraton Surakarta. Meskipun sudah mengalami renovasi berkali-kali, sejumlah bagian peninggalan masa-masa pembangunan awal masjid itu masih tersisa.
“Masjid ini didirikan oleh ulama dari Bojonegoro bernama Kiai Zainal Mustofa. Dia ditugaskan oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk penyiaran agama Islam di daerah yang dulu disebut sebagai Bumi Sukowati,” kata Drs. Arkanuddin Masruri, Takmir Masjid Kauman Sragen, dikutip dari ANTARA.
-
Kapan Masjid Kuno Kaujon dibangun? Mengutip Youtube Mang Dhepi yang biasa memuat soal budaya dan sejarah Banten, di sana tertulis tahun pendiriannya pada 1936.
-
Kenapa Masjid Kuno Kaujon dibangun? Namun niat membangun masjid sebagai tempat tetap terlaksana, karena masyarakat bahu membahu dan melakukan perlawanan terhadap pihak Belanda yang sempat menolak.
-
Siapa yang membangun Masjid Kuno Kaujon? Kemudian ada juga bangunan peninggalan zaman kolonial di sekiran Sungai Cibanten yang dibangun untuk sarana menyebarkan agama Islam, yakni Masjid Kuno Kaujon, Masjid Kenari dan Masjid Agung Banten Lama.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
Lalu apa saja keunikan masijd itu? Berikut selengkapnya:
Tentang Bangunan Masjid
©YouTube/MTATVDocumentary
Arkanuddin mengatakan, bila tampak dari luar, Masjid Kauman Sragen tampak tak berbeda jauh dari masjid-masjid kebanyakan di Sragen. Bangunan itu berarsitektur khas Jawa dengan bentuk bujur sangkar dan atap bersusun dengan bahan material baru.
Sementara itu di bagian dalam masjid, ada sejumlah bagian bangunan yang sebenarnya sudah berumur tua seperti empat buah pilar berbahan kayu jati yang dipertahankan sejak masjid itu berdiri pada 1840.
“Memang bentuk bangunan di sini tidak terlepas dari Kasunanan Surakarta. Bentuk gapuranya saja terinspirasi dari Persia, seperti yang ada di Keraton Surakarta,” kata Arkanuddin.
Mimbar Bersejarah
©YouTube/MTATVDocumentary
Beberapa fasilitas di Masjid Kauman Sragen masih terjaga keasliannya. Salah satunya adalah mimbar bersejarah yang masih digunakan hingga kini. Mimbar berwarna hijau itu ukurannya memang cukup kecil, namun keberadaannya sudah selama ratusan tahun sejak masjid itu awal-awal digunakan.
“Jadi mimbar ini diperbaharuinya cuma dicat saja. Tapi aslinya memang seperti ini. Makanya banyak orang yang tidak berani mengubah mimbar ini,” kata Arkanuddin dikutip dari kanal YouTube MTATVDocumentary.
Ada Ruang Perpustakaan
©YouTube/MTATVDocumentary
Bagi jemaah yang suka membaca buku, di masjid itu ada sebuah ruang khusus perpustakaan. Buku-buku yang tersedia di sana berasal dari wakaf para jemaah. Selain itu wakaf Al-Qur'an juga diberikan dari pemerintah.
“Selain itu di sini kegiatannya banyak sekali. Ada pengajian, TPA, kemudian pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, kuliah Ahad pagi, kuliah bakda Subuh, dan juga ada kajian agama,” kata Arkanuddin.
Masih di dalam kompleks masjid, terdapat makam pendiri dan pemelihara Masjid Kauman. Menurut Arkanuddin, keberadaan makam-makam itu merupakan wujud kesetiaan para pelaku sejarah masjid itu kepada agama Islam dan Keraton Surakarta meskipun tugas mereka telah berakhir karena takdir memisahkan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa
Baca SelengkapnyaPanggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaBegini kisah unik Masjid An Nawier yang sudah ada sejak abad ke-18 di Tambora Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.
Baca SelengkapnyaGubernur hingga perusahaan swasta menyerahkan hewan kurban di masjid ini
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaKebenaran bahwa masjid itu didirikan oleh pasukan Mataram masih diragukan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca Selengkapnya