Mengunjungi Masjid Tertua di Sragen, Didirikan pada Abad Ke-16
Merdeka.com - Masjid Butuh berada di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Masjid ini merupakan yang tertua di Sragen. Lokasinya berada di pelosok desa. Walau begitu, keberadaan masjid itu menyimpan sebuah sejarah yang besar.
Didirikan pada abad ke-16, lokasi masjid itu persis di tepi Sungai Bengawan Solo. Masih satu kompleks dari masjid itu, terdapat makam tokoh besar pada masanya.
Ialah Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang. Berikut sejarahnya:
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana masjid tertua di Bekasi berada? Bukti lain dari Lemah Abang sebagai gerbang agama Islam bisa dilihat dari keberadaan Masjid Syiarul Islam yang berdiri di Jalan Raya Lemahabang.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
-
Dimana Masjid Agung Banten berada? Masjid megah ini belakangan dikenal lewat menara putih ikoniknya yang berdiri persis di samping bangunan.
Dibangun Setelah Masjid Agung Demak
©YouTube/Piknik Yuuuk
Dilansir dari Nu.or.id, Masjid Butuh dibangun setelah Masjid Agung Demak selesai dibangun. Dulunya di dekat masjid itu terdapat bandar atau pelabuhan perahu untuk lalu lintas perdagangan.
Selain itu, terdapat pula peninggalan sampan yang dulu digunakan Joko Tingkir untuk mengarungi Sungai Bengawan Solo. Dulunya, masjid ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di Sragen.
“Konon dari masjid inilah penyebaran agama Islam kali pertama di wilayah Sragen dimulai. Sedangkan Ki Ageng Butuh adalah ayah Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang juga Raja Pajang,” kata Dewi, salah seorang penduduk setempat, dikutip dari Nu.or.id.
Kondisi Masjid Butuh
©YouTube/Piknik Yuuuk
Lokasi Masjid Butuh berada di tengah desa dan jauh dari keramaian. Halaman masjid dan lingkungan di sekitarnya tampak bersih sehingga membuat pengunjung yang datang merasa nyaman.
Bangunan serambi masjid berbentuk limasan dan struktur bangunan disusun menggunakan kerangka kayu jati berukuran besar.
Sakaguru masjid itu berjumlah empat dan memiliki tinggi 6 meter dengan ukuran sisi 30 cm. Di sekeliling empat sakaguru itu terdapat 12 pilar dengan ukuran tinggi 4 meter dan setiap sisinya memiliki ukuran 20 cm.
Makam Joko Tingkir
©YouTube/Piknik Yuuuk
Masih satu kompleks dengan Masjid Butuh, terdapat makam pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya alias Joko Tingkir.
Setelah menjadi Raja Pajang, Joko Tingkir menanggalkan kekuasaannya dan ingin mendekatkan diri pada Tuhan.
Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke kampung halaman orang tuanya yang berada di tepian Sungai Bengawan Solo, yang tak lain adalah tempat yang sekarang berdiri masjid Butuh ini. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaMasjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur
Baca SelengkapnyaTanah Minang memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan para ulama besar dalam menyebarkan Islam di sana.
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi tempat beribadah umat muslim pertama di Cirebon. Inisiator pembangunan adalah Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaKonon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca Selengkapnya