Penyebab Diare Setelah Demam pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Diare merupakan salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh setiap orang, tak terkecuali pada bayi. Kondisi yang membuat bayi sering buang air besar ini, dapat disebabkan karena makanan atau minuman yang terpapar virus atau bakteri. Biasanya, bayi akan mengalami perut terasa mulas, tinja encer, pusing, dan lemas.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, diare merupakan gejala gangguan saluran pencernaan yang menyebabkan tinja seseorang berubah encer atau berair. Diare sendiri menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus diare seluruh Indonesia sekitar 7 juta, dengan kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 1,2 juta kasus.
Bayi yang mengalami diare setelah demam, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti terjadinya infeksi usus akibat bakteri, virus, maupun parasit. Selain itu, ada beberapa penyebab diare setelah demam pada bayi yang perlu diketahui orang tua. Berikut beberapa penyebab diare setelah demam pada bayi yang dilansir dari Healthline:
-
Apa saja gejala diare pada anak? Gejala anak yang mengalami diare bisa berbeda-beda setiap orang. Namun, terdapat beberapa gejala diare umum yang perlu Anda perhatikan, yaitu: Kram, Sakit perut (perut), Pembengkakan (kembung), Sakit perut (mual), Kebutuhan mendesak untuk menggunakan kamar mandi, Demam, Kotoran berdarah, Kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), Inkontinensia.
-
Apa yang menyebabkan diare parah pada anak-anak? Rotavirus adalah virus penyebab penyakit diare parah yang biasa dialami bayi dan anak-anak.
-
Kenapa diare pada anak lebih sering terjadi? Anak-anak lebih rentan terkena diare. Diare adalah salah satu gangguan kesehatan umum yang sering terjadi.
-
Apa saja yang bisa menyebabkan diare? Penyakit diare sangat berkaitan dengan aspek kebersihan individu.
-
Siapa yang bisa mengalami diare? Siapa pun bisa mengalami diare, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
-
Apa ciri utama dari diare? Ciri utama dari diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair atau encer.
Penyebab Diare setelah Demam pada Bayi
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Diare merupakan kondisi di mana tubuh ingin membersihkan saluran cerna dari mikrooorganisme atau racun yang masuk ke dalam saluran cerna. Diare juga dapat terjadi saat seseorang mengalami alergi atau sensitif terhadap bahan tertentu.
Seperti dikutip dari laman Aladokter, Semakin muda tubuh seseorang, seperti anak-anak atau bayi, kandungan cairan dalam tubuh lebih banyak dibanding cairan dalam tubuh orang dewasa. Hal ini memberikan informasi bahwa cairan pada tubuh bayi sangat penting. Pasalnya, dehidrasi dapat menyebabkan kematian pada anak-anak atau bayi.
Ada beberapa penyebab diare setelah demam pada bayi, salah satunya akibat infeksi parasit, bakteri, dan virus. Selain itu, ada beberapa penyebab diare setelah demam pada bayi lainnya, di antaranya:
Cara Mengatasi Diare setelah Demam pada Bayi
©iStockphoto
Saat bayi mengalami diare setelah demam, tidak perlu panik dan tergesa-gesa membawanya ke rumah sakit. Pengobatan difokuskan pada rehidrasi dengan memberi cairan dan elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Berikut beberapa cara mengatasi diare setelah demam pada bayi, di antaranya:
Memberi ASI
Cara mengatasi diare setelah demam pada bayi yang pertama, yaitu memberikan ASI. Kandungan nutrisi pada ASI diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.
Selain itu, ASI juga memiliki kandungan antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Untuk bayi berusia di atas 6 bulan, boleh dilanjutkan dengan pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin.
Memberikan Probiotik
Cara mengatasi diare setelah demam pada bayi selanjutnya, yaitu dengan memberikan probiotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dapat mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare. Maka darii itu, Anda dapat memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik.
Memberikan Suplemen Zinc
Selain memberikan probiotik, Anda juga dapat memberi Si Kecil suplemen zinc. Adapun dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gangguan diare dapat terjadi pada siapa saja. Baik orang dewasa hingga anak-anak.
Baca SelengkapnyaKetika bayi mengalami sembelit, orangtua harus segera menyadari dan mencari cara penanganannya.
Baca SelengkapnyaMunculnya masalah diare da sembelit merupakan suatu hal yang rawan terjadi di kala Lebaran Idulfitri, ketahui penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPada saat anak terinfeksi rotavirus, kondisi diare bisa terjadi dan butuh diatasi dengan tepat.
Baca SelengkapnyaTerjadinya sembelit pada bayi merupakan sebuah permasalahan yang mungkin terjadi ketika mulai mengonsumsi MPASI.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang gejala keracunan makanan pada anak cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaVirus ini sangat mudah menular terutama pada anak-anak.
Baca SelengkapnyaDatangnya hari Lebaran kerap menimbulkan kondisi tertentu seperti munculnya masalah pencernaan.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, risiko terkena diare meningkat karena kelembaban udara yang tinggi dan penurunan daya tahan tubuh.
Baca SelengkapnyaSakit perut melilit pada anak adalah keluhan yang sering dialami dan bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaBuah-buahan memiliki manfaat yang tepat untuk dikonsumsi pada saat sedang mengalami diare.
Baca SelengkapnyaMengatasi mual dan muntah pada anak bisa menggunakan bahan-bahan alami.
Baca Selengkapnya