Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 27 Juni: Demo Pemberedelan Media Massa, WS Rendra Ditangkap Aparat

Peristiwa 27 Juni: Demo Pemberedelan Media Massa, WS Rendra Ditangkap Aparat ws rendra. painterest.com

Merdeka.com - Tepat hari ini, 27 Juni pada tahun 1994 silam, para wartawan, aktivis, dan seniman melakukan demonstrasi di halaman kantor Departemen Penerangan, Jalan Merdeka Barat, Jakarta. Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk memprotes pemberedelan atau pencabutan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) tiga media massa, yaitu Tempo, DeTik, dan Editor.

Ratusan orang melakukan long march ke kantor Kementerian Penerangan untuk mendesak Harmoko, selaku Menteri Penerangan, untuk membatalkan pencabutan SIUPP 3 media. Salah satu sastrawan dibesar yang menjadi sorotan saat mengikuti unjuk rasa tersebut adalah WS Rendra. Penyair kelahiran 7 November 1935 itu, ditangkap oleh aparat sesaat setelah membacakan bait-bait puisinya.

WS Rendra memang dikenal sebagai sosok pemberani yang tidak segan-segan untuk mengkritik pemerintahan. Melalui karya-karyanya, Rendra dengan lantang menentang segala bentuk penindasan dan kekuasaan yang otoriter. Tak heran jika penyair yang dijuluki Si Burung Merak itu dianggap berbahaya oleh rezim Orde Baru.

Lantas, seperti apa kronologi demo pemberedelan media dan penangkapan WS Rendra? Simak ulasannya yang dirangkum dari jurnal.uns.ac.id dan Liputan6.com:

Latar Belakang Pemberedelan Media

kapal perang amerika

dailymail.co.uk

Aksi demonstrasi yang dilakukan para aktivis, seniman, dan wartawan pada 27 Juni 1994 adalah buntut dari pemberedelan tiga media, yaitu Tempo, Detik, dan Editor. Sebelumnya, pada 21 Juni 1994, Depertemen Penerangan yang dipimpin oleh Harmoko mengeluarkan surat keputusan pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) majalah Tempo melalui Surat Keputusan Nomor 123/KEP/MENPEN/1994.

Tak hanya Tempo, Tabloid DeTik dan Majalah Editor juga mengalami nasib serupa. Pemberdelan ini terjadi diduga karena Tempo menerbitkan berita mengenai dugaan korupsi dalam pembelian 39 kapal perang eks Jerman Timur yang diprakarsai oleh B.J. Habibie, yang saat itu menjadi Menteri Riset dan Teknologi.

Dikutip dalam buku Perkembangan Menonjol Pers Indonesia Periode 1991-1994, pemberedelan ini berawal saat Tempo menerbitkan enam laporan terkait pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur. Tulisan pertama mengenai pembelian kapal tersebut, dimuat pada 4 Juni 1994 dengan judul "Jerman Punya Kapal, Indoneisa Punya Beban". Setelah itu, tepatnya pada 11 Juni 1994, Tempo kembali memuat enam artikel investigsi sekaligus yang seakan-akan melucuti kredibilitas Habibie dan Soeharto.

Demo Pemberedelan Media dan Penangkapan WS Rendra

ws rendra

painterest.com

Pencabutan SIUPP pada 21 Juni 1994 tersebut, membuat para wartawan muda bergerak melakukan protes. Keesokan harinya, aksi unjuk rasa genjar dilakukan dari berbagai kalangan, salah satunya penyair WS Rendra. Sosok yang dijuluki Si Burung Merak itu, dengan lantang membacakan bait-bait puisinya di tengah massa aksi.

Aksi njuk rasa yang berlangsung di halaman kantor Depertemen Penerangan tersebut, diikuti oleh ratusan orang yang terdiri dari kalangan wartawan, aktivis, dan seniman. Massa menyanyikan lagu Padamu Negeri yang kemudian dilanjutkan pembacaan sebuah puisi oleh Rendra. Namun, aksi tersebut dibubarkan oleh aparat karena dianggap tidak mengantongi izin.

Demo yang memprotes pemberedelan media tersebut, akhirnya berakhir dengan penangkapan. Beberapa demonstran, termasuk WS Rendra, ditangkap untuk dibawa ke pengadilan. Namun, tak lama kemudian penyair besar itu dibebaskan dan mengadukan terkait pemberedelan tiga media tersebut kepada DPR.

Momentum Kebangkitan Pers di Indonesia

independen yogyakarta

©2016 Merdeka.com/hartanto rimba

Demo pemberdelan media massa pada 1994 tersebut, justru menjadi momentum kebangkitan kebebasan pers di Indonesia. Para jurnalis muda bertemu dan bersepakat untuk mendirikan organisasi alternatif, yaitu Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Beberapa jurnalis senior seperti Goenawan Mohamad, Eros Djarot, Fikri, Andreas, dan lainnya saat itu menandatangani Deklarasi Sirnagalih untuk menolak tunduk terhadap pemerintah.

Sebagaimana kita tahu, pers memiliki peranan penting dalam sebuah negara demokrasi seperti di Indonesia. Sebab, pers menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi, media komunikasi, serta kontrol masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut pasal 33 UU No.40 Tahun 1999 tentang pers, dikatakan bahwa pers merupakan media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol sosial. Untuk itu, sudah seharusnya insan pers mendapat kebabasan untuk mengontrol, mengoreksi, mengkritik sesuatu yang bersifat konstruktif atau tidak membangun. (mdk/jen)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Amankan 16 Orang saat Demo Ricuh di DPR dan KPU
Polisi Amankan 16 Orang saat Demo Ricuh di DPR dan KPU

Polda Metro Jaya menangkap sebanyak 16 orang dari demo berujung kericuhan di depan Gedung DPR/MPR RI dan kantor KPU RI

Baca Selengkapnya
Aksi Demo RUU Pilkada di DPR RI, Ribuan Mahasiswa dan Artis Turun ke Jalan, Reza Rahadian Jadi Sorotan Utama
Aksi Demo RUU Pilkada di DPR RI, Ribuan Mahasiswa dan Artis Turun ke Jalan, Reza Rahadian Jadi Sorotan Utama

Ribuan massa turun ke jalanan dan berkumpul di depan gedung DPR RI di Senayan, Jakarta hari ini, Kamis (22/8).

Baca Selengkapnya
Sederet Fakta di Balik Aksi Demo di Semarang Berakhir Ricuh, Tercatat 33 Orang Dirawat di Rumah Sakit
Sederet Fakta di Balik Aksi Demo di Semarang Berakhir Ricuh, Tercatat 33 Orang Dirawat di Rumah Sakit

Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi

Baca Selengkapnya
Intip Foto Jadul Desta saat Mahasiswa, Tak Disangka Ternyata Pernah jadi Aktivis 1998
Intip Foto Jadul Desta saat Mahasiswa, Tak Disangka Ternyata Pernah jadi Aktivis 1998

Desta ikut melakukan demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI bersama para mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Demo Apdesi Ricuh, Polisi Buru Pelaku Perusakan Gedung DPR
Demo Apdesi Ricuh, Polisi Buru Pelaku Perusakan Gedung DPR

Polisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.

Baca Selengkapnya
Situasi Terkini Demo 22 Agustus 2024, Massa Berdatangan ke MK Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup
Situasi Terkini Demo 22 Agustus 2024, Massa Berdatangan ke MK Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi menyiapkan skenario pengalihan arus lalu di lintas di sekitar kawasan gedung DPR/MPR Jakarta Pusat, Kamis (22/8).

Baca Selengkapnya
Hasto: Setebal Apapun Tembok Kekuasaan Suara Arus Bawah Tak Bisa Dibungkam
Hasto: Setebal Apapun Tembok Kekuasaan Suara Arus Bawah Tak Bisa Dibungkam

Hasto mengajak seluruh pihak untuk tetap menggelorakan semangat menjaga demokrasi dan kebebasan berpendapat lewat peringatan 28 tahun Kudatuli.

Baca Selengkapnya
Kronologi Lengkap Demo di Semarang Berujung Ricuh dan Puluhan Orang Diamankan
Kronologi Lengkap Demo di Semarang Berujung Ricuh dan Puluhan Orang Diamankan

Saling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.

Baca Selengkapnya
PDIP Maknai Tragedi Kudatuli: Gerakan Arus Bawah Melawan Rezim yang Sangat Otoriter
PDIP Maknai Tragedi Kudatuli: Gerakan Arus Bawah Melawan Rezim yang Sangat Otoriter

PDIP Maknai Tragedi Kudatuli sebagai gerakan melawan rezim otoriter

Baca Selengkapnya
Tangkap 4 Pelaku Pembubaran Diskusi di Kemang, Total jadi 9 Orang
Tangkap 4 Pelaku Pembubaran Diskusi di Kemang, Total jadi 9 Orang

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indardi mengatakan, mereka yang ditangkap oleh polisi terkait kasus tersebut berjumlah empat orang.

Baca Selengkapnya
Ratusan Mahasiswa Mendadak Geruduk Gedung DPR, Sempat Ricuh dengan Petugas Keamanan
Ratusan Mahasiswa Mendadak Geruduk Gedung DPR, Sempat Ricuh dengan Petugas Keamanan

Ratusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.

Baca Selengkapnya
Aksi Teatrikal Serangan Kantor PDIP Warnai Peringatan 28 Tahun Tragedi Kudatuli
Aksi Teatrikal Serangan Kantor PDIP Warnai Peringatan 28 Tahun Tragedi Kudatuli

Penampilan teatrikal Kudatuli 27 Juli ini digelar di depan Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya