5 Fakta Kampung Wayang di Wonogiri, Sudah Ada Sejak Abad ke-17
Merdeka.com - Di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, ada sebuah desa yang dikenal sebagai tempat pengrajin wayang. Pembuatan wayang di desa itu telah berlangsung sejak dahulu kala, bahkan sebelum Belanda menjajah Indonesia.
Keahlian membuat wayang diwariskan secara turun temurun di desa itu. Karena sejarahnya yang panjang dalam hal membuat kerajinan wayang, desa itu mendapat julukan “Kampung Wayang”.
Dikutip dari Jatengprov.go.id, kampung wayang merupakan sebutan lain dari Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Di sana, kerajinan wayang sudah ada sejak abad ke-17.
-
Dimana wayang kulit jagung dibuat? Cara membuatnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Esih memulainya dengan mengumpulkan kulit jagung di lingkungan sekitarnya, lalu dijemur hingga mengering.
-
Dimana sentra kerajinan wayang kulit di Bantul? Di Kabupaten Bantul, terdapat sentra kerajinan wayang kulit, tepatnya di Desa Wukirsari, Kapanewon Imogiri.
-
Dimana Wayang Ringkang berasal? Wayang Ringkang merupakan seni wayang golek gaya baru yang modern.
-
Dimana Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023. Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Di mana Ki Drajat membuat Wayang Bambu? Ki Drajat membuat dan merawat wayang-wayangnya ini dikediamannya, Kampung Cijahe, Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
-
Dimana Tari Topeng Wuwung Kawangi diciptakan? Mereka mengembangkan kesenian ini di sanggar seni Sunda Rancage Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.
Seiring berjalannya waktu, kerajinan wayang di tempat itu terus berkembang pesat. Berikut selengkapnya:
Sejarah Kampung Wayang
©jatengprov.go.id
Secara historis, kerajinan pembuatan wayang di Desa Kepuhsari sudah ada sejak abad ke-17. Menurut penuturan masyarakat setempat, pada waktu itu ada seorang dalang bernama Ki Kondobuono.
Ia memiliki anak yang juga seorang dalang bernama Ki Gunowasito. Ki Gunowasito memiliki anak bernama Ki Prawirodiharjo yang memiliki delapan anak yang semuanya menjadi dalang.
Tiga dari delapan anak Ki Prawirodiharjo tinggal di Kepuhsari. Sejak saat itulah seni kerajinan wayang berkembang di desa itu.
“Dulu wayang masuk ke sini dalam bentuk gulungan kertas atau daun atau yang lainnya. Namun kini setelah ganti pemimpin, wayang bisa dinikmati dalam bentuk lain,” kata Retno Lawiyasari, Perwakilan anggota Sanggar Asto Kenyo Art Kampung Wayang dikutip dari Jatengprov.go.id.
Keunggulan Wayang Kepuhsari
©jatengprov.go.id
Dilansir dari Jatengprov.go.id, kerajinan wayang di Kepuhsari terhitung rapi dan halus. Bahkan pemerintah pernah memesan wayang mereka untuk momen-momen besar, salah satunya acara Asian Games 2018.
Pada saat itu, 65 set souvenir wayang dipesan. Beberapa di antaranya wayang Bhin Bhin, Atung, dan Kaka yang menjadi maskot acara tersebut.
Tak hanya itu, sejumlah dalang kondang juga memesan wayang hasil karya pengrajin di Kepuhsari, di antaranya Ki Manteb Sudharsono, mendiang Ki Enthus, dan dalang-dalang lainnya.
Mendongkrak Perekonomian Warga
©jatengprov.go.id
Julukan Kampung Wayang yang melekat di desa itu pada nyatanya mampu mendongkrak perekonomian warga. Dalam satu bulannya, setidaknya ada 500 wayang dari Kepuhsari yang terjual.
Tak hanya itu, pengelola Kampung Wayang juga telah menawarkan paket wisata. Dengan paket wisata, para wisatawan dapat mengikuti workshop pembuatan wayang kulit, menginap di homestay, belajar tatah sungging wayang, belajar melukis wayang di kaca, dan berbagai pilihan lainnya.
Hal itulah yang membuat banyak wisatawan datang ke Kampung Wayang. Bahkan mereka tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi banyak juga yang datang dari luar negeri seperti dari China, Inggris, Prancis, Jerman, Hungaria, dan masih banyak lagi.
Kaya Inovasi
©jatengprov.go.id
Dikutip dari Jatengprov.go.id, para pengrajin wayang di Desa Kepuhsari terdiri dari pengrajin tua dan muda. Tercatat ada 140 warga di desa itu yang menjadi pengrajin wayang.
Dalam menghasilkan kerajinan wayang, mereka terus melakukan inovasi. Beberapa contohnya lukisan wayang kulit di atas kaca, batik bertema wayang, hiasan dinding, kerajinan tangan, dan sebagainya.
Diwariskan Secara Turun-temurun
©kampungwayangkepuhsari.com
Kerajinan wayang di Desa Kepuhsari diajarkan anak-anak sejak kecil. Bahkan sepulang sekolah, mereka biasanya langsung menuju sanggar untuk berlatih membuat wayang.
Saat mengunjungi desa itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo begitu tertarik dengan seorang anak yang tengah membuat kerajinan wayang.
Kepada anak itu, dia diminta membuatkan wayang dengan wajah dirinya yang sedang menggunakan masker. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaDesa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaHari ini (7 Juli 2024) Kabupaten Ngawi resmi berusia 666 tahun.
Baca SelengkapnyaMuseum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaJenis wayang kulit di Indonesia tersebar di beberapa daerah. Setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.
Baca SelengkapnyaDisebut sebagai seni pertunjukan awal masuknya islam, wayang Krucil berkembang di kalangan petani dan masyarakat pegunungan, khususnya di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPerlu diketahui bahwa sebenarnya tokoh-tokoh wayang ini ada banyak dan dibagi menjadi beberapa kategori, apa saja?
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaDi museum ini pengunjung akan mengetahui berbagai jenis wayang di Indonesia dan mancanegara
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih dijumpai bangunan-bangunan kuno peninggalan kolonial di Ambarawa.
Baca Selengkapnya