Tak Hanya Warung Burjo, Jogja Juga Punya Warteg Legendaris Favorit Mahasiswa
Merdeka.com - Warung Burjo menjamur pada beberapa tempat di Jogja, khususnya di tempat-tempat yang berada di dekat kampus atau tempat yang menjadi pusat keramaian mahasiswa. Warung burjo menjadi tempat favorit mahasiswa karena menyajikan menu makan dengan harga yang terjangkau dan pilihan menu yang bervariasi.
Namun ternyata di Jogja ada pula Warung Tegal (Warteg) yang sebenarnya sulit ditemukan di kota pelajar. Warteg memang mudah ditemukan di Jakarta. Warga Jakarta biasanya memilih warteg sebagai tempat makan karena harganya terjangkau dan pilihan menunya juga variatif. Walaupun sulit ditemukan, namun bukan berarti warteg tidak ada sama sekali di Jogja.
Salah satu kuliner Jogja berupa warteg itu dapat dijumpai di Jalan Glagahsari No. 71. Warteg Glagahsari merupakan warteg pertama dan tertua di Jogja yang telah berdiri sejak tahun 1999.
-
Dimana letak Warung Khas Jawa? Strategis Warung ini letaknya strategis yakni di Jalan Diponegoro yang tak jauh dari alun-alun Kota Batu.
-
Dimana warung makan itu berada? Ia kini memiliki sebuah warung makan yang berlokasi di IJ.
-
Dimana lokasi warung Ronde Sekoteng Jago? Lokasinya berada di sebuah gang kecil yang letaknya cukup tersembunyi di pusat Kota Salatiga.
-
Dimana Toko Roti Tegal berada? Toko roti Tegal jadi salah satu tempat legendaris yang masih eksis di wilayah Matraman, Kota Jakarta Timur.
-
Makanan apa yang dijual Warteg? Saat itu Bupati Tegal, Kyai Rangga, meminta agar rakyatnya menyiapkan telur asin dan orek tempe sebagai perbekalan.
-
Kenapa Warteg muncul di Jabodetabek? Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
Warteg Pertama di Jogja
2020 Brilio.net
Warteg Glagahsari adalah warteg tertua di Jogja. Pemilik Warteg Glagahsari, Mochamad Kholid bercerita bahwa warung makan itu dirintis oleh ibunya pada tahun 1999. Namun sejak tahun 2007, warung itu diwariskan padanya.
"Warteg ini pertama kali jualan pada tahun 1999. Dulu yang pertama kali jualan ibu saya. Sekarang saya jadi generasi kedua yang meneruskan bisnis keluarga ini," ujar Kholid dilansir Brilio.net (27/10/2018).
Sempat Laris Pada Zamannya
2020 Brilio.net
Walaupun masih banyak dikunjungi mahasiswa, namun Kholid mengakui bahwa warung makannya tidak selaris dahulu. Sebelum tahun 2006, Warteg Glagahsari ramai dikunjungi pembeli. Waktu itu, belum terlalu banyak warung makan yang berdiri di kota pelajar, khususnya warung makan kekinian yang menyediakan tempat nongrkong anak muda. Namun semuanya berubah setelah gempa Jogja 2006.
"Paling laris itu malah sebelum ada kejadian gempa. Waktu itu juga seingat saya, pertama kita buka tahun 1999 juga langsung ramai pembeli dan puncak-puncak larisnya justru sebelum tahun 2006. Lagi pula waktu itu saingan belum banyak. Jajanan-jajanan kekinian juga belum ramai kayak sekarang," cerita Kholid.
Omset Sehari Jutaan Rupiah
2020 Brilio.net
Walaupun mengalami penurunan pembeli, Kholid mengaku warung makannya selalu laris setiap hari. Keuntungan yang ia peroleh juga masih besar. Omzet per harinya juga dinilai masih stabil.
"Kami buka dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam. Omzet data-rata per harinya Rp2.500.000. Alhamdulillah selalu dilarisin sama mahasiswa," ujar pria tersebut.
Ramah di Kantong Mahasiswa
2020 Brilio.net
Harga makanan di Warteg Glagahsari masih dinilai terjangkau di kantong mahasiswa. Dengan membawa uang Rp 10.000-15.000, para mahasiswa sudah bisa makan sampai kenyang dan sudah dapat minum pula.
Selain itu, warung itu mempunyai menu andalan bernama Nasi Lengko. Menurut Kholid, menu Nasi Lengko sudah ada sejak warung itu didirikan dan cita rasanya terjamin sampai sekarang.
"Nasi Lengko kita selalu ada. Lauk-lauk khas Tegal juga selalu siap sedia. Kalau soal cita rasa di sini akan selalu terjamin karena juru masak di sini semuanya asli Tegal, ya masih ada hubungan keluarga semua. Rasa di sini boleh diadu dengan warteg lain di Jogja kalau memang ada," jelas Kholid dalam wawancaranya bersama Brilio.net (27/10/2018). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
Baca SelengkapnyaSudah ada sejak 200 tahun yang lalu, sebuah warung makan di Temanggung, Jawa Tengah menarik perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaWarteg menjadi pilihan banyak orang lantaran harganya ramah kantung para pekerja di kota-kota besar.
Baca SelengkapnyaDi Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai
Baca SelengkapnyaWarung Gorengan Metal, salah satu pilihan kuliner hidden gem yang ada di kota Medan.
Baca SelengkapnyaWarung makan ini tetap menjaga cita rasa yang sama sejak berdirinya di tahun 1920.
Baca SelengkapnyaBerkat bantuan KUR BRI, warung miliknya bisa naik kelas dan tetap menghadirkan menu legendaris sejak 1994
Baca SelengkapnyaPada awal berdiri, warung tengkleng ini berada di atas trotoar jalan dan beratap terpal.
Baca SelengkapnyaWarung ini masuk daftar teratas wisata kuliner khas Banyuwangi
Baca SelengkapnyaWalaupun telah berjualan 40 tahun, warung tenda itu hanya menyediakan dua kursi panjang bagi para pelanggannya.
Baca SelengkapnyaWarung ini menyediakan nasi rawon hingga semur lidah sapi
Baca SelengkapnyaKuliner legendaris itu sudah ada sejak tahun 1964.
Baca Selengkapnya