Tersimpan Misteri, Ini Sejarah Letusan Gunung Sindoro
Merdeka.com - Gunung Sindoro merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Letaknya tepat berada di utara Gunung Sumbing.
Nama Sindoro yang melekat pada gunung itu berasal dari kata bahasa sansekerta “sundara” yang berarti “indah”. Pada masa selanjutnya namanya lebih akrab disebut Gunung Sindoro.
Melansir dari Wikipedia.org, sejarah mengenai letusan Gunung Sindoro tidak banyak diketahui. Hanya saja riwayat letusan itu tercatat dalam buku sejarah mulai abad ke-19.
-
Kapan Gunung Sitinjau meletus? Melansir dari beberapa sumber, terbentuknya Danau Maninjau ini akibat erupsi Gunung Sitinjau yang terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu.
-
Kapan letusan pertama Gunung Guntur? Mengutip liputan6.com, sebuah surat kabar milik Belanda yaitu Bataviasche Courant melaporkan bahwa pada 21 Oktober 1818 telah terjadi letusan Gunung Guntur yang berlangsung pada malam hari.
-
Siapa yang mencatat sejarah letusan Gunung Galunggung? Merujuk informasi dari jurnal yang ditulis Gani Ahmad Jaelani dan kawan-kawan berjudul 'Antara Ekspedisi Saintifik dan Ancaman Ekonomi Kolonial: Letusan Gunung di Priangan Paruh Awal Abad ke-20' mencatat bahwa gunung ini merupakan salah satu yang teraktif sejak tahun 1800-an.
-
Apa temuan kontroversial di Gunung Padang? Tetapi klaim tersebut membuat banyak peneliti lainnya tidak antusias. Lutfi Yondri, seorang arkeolog di BRIN mengatakan penelitiannya telah menunjukkan bahwa orang-orang di daerah itu menghuni gua antara 12.000 dan 6.000 tahun yang lalu, jauh setelah piramida diklaim dibangun, dan tidak ada penggalian dari periode ini yang menunjukkan bukti penggunaan batu yang canggih.
-
Kenapa Gunung Sibayak meletus? Memang, saat ini keduanya telah menjadi nama gunung yang letaknya tidak berjauhan. Mitosnya, Gunung Sibayak adalah sosok raja, sedangkan Gunung Sinabung hanya sebagai 'Abdi Dalem'. Sinabung merasa murka karena masyarakat memilih menaruh sesajen di Sibayak. Melihat situasi tersebut, Sinabung pun memukul bagian puncak Sibayak sehingga menyebabkan meletus.
-
Apa saja peninggalan sejarah dari Gunung Jali Tebon? Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
Lantas seperti apa riwayat letusan dari gunung tersebut? Adakah korban jiwa dari letusan tersebut? Berikut selengkapnya:
Sejarah Letusan
©2021 Liputan6.com
Sejarah letusan Gunung Sindoro baru diketahui setelah abad ke-19. Sebelum itu jejak letusannya tidak terdeteksi sama sekali.
Letusan itu terjadi pada 1806, 1818, 1882, 1883, 1887, 1902, 1903, 1906, 1908, 1910, dan 1970.
Di antara belasan letusan tersebut, tak ada satu pun letusan yang dilaporkan menyebabkan korban jiwa. Pada tahun 1973, dua orang pendaki, Hamidi dan Hadian melakukan pendakian ke puncak. Tetapi tidak tampak bekas peningkatan vulkanik tersebut.
Peningkatan Aktivitas pada Tahun 2011
©Temanggungkab.go.id
Pada 5 Desember 2011, Gunung Sindoro mengalami peningkatan aktivitas dari aktif normal (level 1) ke waspada (level II). Peningkatan aktivitas itu teramati dengan meningkatnya aktivitas kegempaan dan penampakan visual, terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal.
Selain itu, dari hasil 2 kali pengamatan visual dan pengukuran suhu di kawah puncak pada beberapa titik di sekitar kawah, yaitu 26 November 2011 dan 2 Desember 2011, terlihat ada kepulan asap dari fumarol dengan temperatur rata-rata sebesar 75 derajat celcius pada 26 Oktober dan 95 derajat celcius pada 2 November.
Pada 2 November, asap fumarol sudah melewati bibir kawah gunung dengan tekanan asap lemah-sedang.
Hingga akhirnya, pada 30 Maret 2012, Gunung Sindoro statusnya diturunkan kembali menjadi normal (level I). Dari hasil pengamatan, aktivitas vulkanik secara visual maupun kegempaan cenderung mengalami penurunan dan tidak mengalami peningkatan.
Suara Gemuruh di Gunung Sindoro
Pada Februari 2021, aktivitas Gunung Sindoro terpantau meningkat, hal ini terlihat dari peningkatan gempa vulkaniknya.
Peningkatan yang cukup signifikan itu terjadi pada 10 Februari 2021. Saat itu terjadi 48 gempa vulkanik. Disinyalir peningkatan itu terjadi karena disebabkan curah hujan yang tinggi.
Namun saat itu status Gunung Sindoro tidak dinaikkan. Warga yang beraktivitas di sekitar gunung pun tetap beraktivitas normal seperti biasa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kategori freatik yang waktunya sulit diprediksi karena berada di permukaan.
Baca SelengkapnyaGunung ini terbentuk dari letusan gunung berapi Ranakah Poco Mandasawu pada tahun 1987.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMeski sering dijadikan sebagai lokasi untuk mendaki, ternyata Gunung Burangrang menyimpan kisah misterius yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaDanau Laut Tinggal, objek wisata hidden gem yang ada di Sumatra Barat dengan sejuta pesona yang indah.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaKondisi hingga sore ini, dari kejuhan api tidak terlihat hanya tinggal kepulan asap. Namun demikian, pihaknya tetap bersiaga.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca Selengkapnya