Tubuh Kurus Kerontang, Begini Nasib Tahanan Belanda saat Penjajahan Jepang
Merdeka.com - Zaman cepat berubah, begitu pula nasib seseorang. Situasi politik yang berubah drastis bisa membuat orang yang pada awalnya hidup serba enak berubah menjadi nestapa. Begitulah yang dirasakan para keturunan Belanda di Indonesia pada saat pendudukan Jepang.
Saat Jepang resmi menjajah Indonesia, para keturunan Belanda, begitu pula para tentaranya, berubah menjadi tahanan politik. Mereka dijebloskan di berbagai kamp-kamp tahanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sana hidup mereka begitu memprihatinkan.
Foto-foto yang bersumber dari kanal YouTube Album Sejarah Indonesia memperlihatkan betapa mirisnya hidup mereka. Bahkan saking mirisnya, ada yang sampai tubuhnya kurus kerontang.Berikut selengkapnya:
-
Kapan Jepang mulai menjajah Indonesia? Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Bagaimana Jepang menaklukan Indonesia? Jepang memasuki Indonesia dengan melakukan invasi militer selama Perang Dunia II.
-
Kenapa Belanda membantai rakyat Sulawesi Selatan? Upaya Merebut Wilayah Nusantara Melansir dari kanal Liputan6.com, kejadian ini bermula ketika Belanda berupaya untuk merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia pada tahun 1940-an yang disebut dengan 'tindakan pengawasan' terhadap 'teroris' dan 'ekstrimis' nasionalis.
-
Mengapa Belanda menangkap orang Jerman di Hindia Belanda? Latar belakang penangkapan ini diawali dengan serangan Jerman ke Belanda pada tahun 1940 yang takluk dalam hitungan hari.
-
Kenapa pasukan Jerman di Indonesia? Saat Perang Dunia II Meletus, Jerman dan Jepang bersekutu.Jerman memiliki armada kapal selam U-Boat. Unit ini merupakan pasukan elite dalam Kriegsmarine. U-Boat Menghancurkan Banyak Kapal AL & Juga Kapal Dagang Sekutu Selama Perang Dunia II, kapal selam Jerman menebar maut untuk kapal-kapal sekutu.Tak cuma di Atlantik, U-Boat juga dikirim ke Pasifik dan perairan Asia Tenggara.Termasuk wilayah Hindia Belanda yang saat itu dikuasai Jepang. Namun berbeda dengan misi mereka di Atlantik, dari Indonesia U-Boat juga ditugaskan memuat hasil perkebunan seperti karet dan kina yang dibutuhkan Jerman dalam peperangan.
Wanita Belanda di Balik Jeruji
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Dalam beberapa foto yang diunggah pada kanal YouTube Album Sejarah Indonesia, terlihat para wanita Belanda berada di jeruji penjara. Beberapa dari mereka tampak bermuka blasteran Indo-Belanda.
Dijelaskan pada foto itu, dalam kehidupan penjara mereka tak lepas dari kekerasan Jepang baik fisik maupun pelecehan. Sebelum Jepang datang, hidup mereka bak raja. Begitu Jepang datang hidup mereka berbalik 180 derajat.
Penghibur Tentara Jepang
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Di kamp tahanan, mereka dipaksa untuk bekerja dengan berbagai macam pekerjaan. Ada yang disuruh untuk berternak bebek, dan bagi yang ahli di bidang musik mereka disuruh menghibur pasukan Jepang dengan alunan musiknya.
Dalam sebuah foto, terlihat seorang dokter militer Jepang sedang memeriksa kesehatan para tahanan kamp. Yang sehat dipekerjakan, sementara yang tidak sehat tidak diketahui nasib mereka selanjutnya bagaimana.
Pada pagi hari, mereka diwajibkan untuk melakukan “seikerei”, yaitu sikap membungkukkan badan kepada Kaisar Jepang dengan menghadap ke arah Tokyo.
Tubuh Kurus Kerontang
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Begitu miris nasib mereka di kamp tahanan, sampai-sampai kebutuhan makan saja tidak diperhatikan. Di Kamp Changi, Singapura, banyak para tahanan Belanda yang tubuhnya kurus kerontang. Bahkan dalam foto itu terlihat tubuh mereka tak menyisakan daging sedikitpun. Kurus kerontang seperti hanya tulang belulang.
Belum lagi selama di kamp tahanan mereka dipaksa untuk bekerja keras dan menerima perlakuan keji dari tentara Belanda. Hingga saat ini, Belanda mengecam aksi kekejaman Jepang dan Jerman terhadap warganya yang pernah ditahan.
Suka Cita Kebebasan
©YouTube/Album Sejarah Indonesia
Setelah kurang lebih tiga tahun menghuni kamp tahanan itu, para tahanan keturunan Belanda akhirnya dibebaskan bersamaan dengan takluknya Jepang pada Perang Dunia II.
Para wanita dan anak-anak turun ke jalan untuk menyambut kebebasan mereka. Mereka larut dalam suasana suka ria. Setelah bertahun-tahun terkurung di dalam kamp, akhirnya mereka kembali bisa melihat dunia luar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaPenjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaPenjajahan Jepang tak kalah kejam dari Belanda. Parahnya, pekerja Romusha sampai dijadikan kelinci percobaan vaksin mematikan.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaLubang Jepang, tempat saksi bisu praktik Romusha terhadap warga pribumi yang berada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaMereka tidak mendapat fasilitas kehidupan yang layak oleh serdadu Jepang. Banyak dari mereka yang mati tersiksa.
Baca SelengkapnyaPada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaPada masa penjajahan Jepang, warga sipil Eropa yang tinggal di Hindia Belanda harus menjalani kehidupan yang sengsara.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya.
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaKonon tempat ini menjadi tempat penyekapan, penyiksaan, sekaligus pemerkosaan para wanita oleh tentara Jepang.
Baca Selengkapnya