Mengenal Ali Muthohirin Calon Wawali Kota Malang, Punya Bisnis Properti hingga Kuliner
Ali Muthohirin merupakan calon Wawali Kota Malang yang mengantongi dukungan parpol terbanyak
Pilkada Kota Malang yang digelar pada 27 November 2024 mendatang bakal diikuti tiga pasangan bakal calon, yakni Moch Anton-Dimyati Ayatullah, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin serta Heri Cahyono-Ganis Rumpoko.
Pasangan Wahyu dan Ali didukung oleh 14 partai politik, baik partai parlemen maupun nonparlemen. Partai parlemen yang mendukung pasangan ini antara lain Gerindra, PSI, Nasdem, PKS, Golkar. Selain partai parlemen, ada sembilan partai nonparlemen yang mendukung paslon ini.
Paslon Anton-Dimyati didukung PKB, Demokrat, PAN, dan Partai Ummat. Sedangkan paslon Heri Cahyono-Ganis Rumpoko diusung PDI Perjuangan.
Pakar Politik Universitas Brawijaya (UB), Andhyka Muttaqin menilai Pilkada Kota Malang 2024 tidak ada bakal calon yang dominan. Hal ini disebabkan oleh ketidakikutsertaan petahana.
"Kalau Pak Sutiaji (mantan Wali Kota Malang periode 2018-2023) mencalonkan kembali, dia bisa dikatakan sebagai calon yang dominan," kata Andhyka di kampus UB Malang, Kamis (12/9/2024), dikutip dari ANTARA.
Tidak adanya calon yang dominan, menurut Andhyka, membuat semua pasangan bakal calon berpotensi memenangkan Pilkada Kota Malang 2024.
Sosok Ali Muthohirin
Ali dikenal sebagai seorang pebisnis, ia memiliki sederet bisnis di bidang kuliner hingga properti. Tujuannya berbisnis tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tetapi juga untuk membantu sesama.
Ali punya pengalaman pahit kesulitan biaya saat kuliah. Dia pun tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama.
Mengutip situs agamaislam.umm.ac.id, Ali memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bekerja di salah satu restoran miliknya.
Tak hanya membuka lapangan pekerjaan untuk mahasiswa, Ali juga menjual menu-menu di restorannya dengan harga terjangkau. Tujuannya agar lebih banyak orang bisa menikmati makanan di sana.
“Mahasiswa kan sering diskusi dengan saya. Dulu, saya hanya bisa kasih masukan saja. Sekarang dengan memberikan jalan keluar dan bantuan secara materiel tentu akan lebih bermanfaat buat mereka,” tutur Ali, dikutip dari situs agamaislam.umm.ac.id.
Aktif Berorganisasi
Ali juga merupakan sosok yang aktif terlibat dalam ruang publik dan politik. Sejak duduk di bangku sekolah, ia sudah aktif berorganisasi.
“Keputusan saya terjun ke ruang publik berawal dari pikiran bahwa anak muda tidak seharusnya menjadi generasi yang hanya mencerca. Tapi juga harus berkontribusi dan berperan mengambil kebijakan di ranah publik,” ungkap pria kelahiran Gresik itu.
Ali bercerita sejak dulu dirinya aktif di wadah-wadah diskusi ilmiah seperti Jenesys, Young Political Leader, PPUT, hingga Tadarus Pemikiran Islam.
“Saat tahu sosok Moeslim Abdurahman, saya ingin mengikuti jejaknya. Menjadi cendekiawan sekaligus masuk di dunia politik,” kata Ali.
Alumnus program studi Hukum Keluarga Islam Universitas Muhammadiyah Malang ini berpesan kepada anak-anak muda Indonesia untuk ikhlas menebar manfaat, memiliki tujuan jelas, serta konsisten.
“Anak muda harus punya tujuan sendiri-sendiri. Ada yang fokus di entrepreneur, ada yang di politik, menjadi akademisi dan lainnya. Hal itu harus dimaksimalkan karena kita adalah masa depan Indonesia,” tandas pria yang saat ini menjabat sebagai komisaris independen Adhi Persada Beton tersebut.