Mengenal Mbah Bonto, Wayang Era Kerajaan Mataram yang Disebut Bisa Berubah Wujud
Merdeka.com - Mbah Bonto atau biasa dikenal dengan sebutan Kiai Bonto ialah sebuah wayang kayu peninggalan Kerajaan Mataram yang dikeramatkan oleh masyarakat. Mbah Bonto diyakini sering berubah wujud menjadi siluman macan putih.
Mbah Jarni, warga Dusun Pakel, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) sudah puluhan tahun menjadi juru kunci Mbah Bonto. Mengutip laman resmi Diperpusip Jatim, sebutan Mbah atau Kiai untuk wayang keramat itu semata-mata sebagai refleksi rasa hormat masyarakat terhadap peninggalan Kerajaan Mataram.
Sehari-hari, wayang tersebut berada di rumah Musiman, seorang mantan perangkat desa setempat. Mbah Bonto tersimpan dalam kotak kayu bersama dua wayang lainnya. Konon, kedua wayang itu disebut-sebut sebagai patih Mbah Bonto.
-
Siapa dalang Wayang Bambu yang terkenal? Tokoh Wayang Bambu yang paling dikenal saat ini adalah Drajat Iskandar yang sehari-hari menjadi seorang dalang.
-
Siapa yang membuat wayang kulit jagung? 'Nama Wayang ini adalah SHM, ini punya arti Sukaesih Harus Mandiri, karena saya membuat wayang kulit jagung ini seluruhnya seorang diri,' terangnya
-
Bagaimana wayang kulit Banyumasan membedakan diri? Wayang kulit Banyumasan hampir sama seperti gagrak Yogya-Solo, bedanya para punakawan diucapkan dengan bahasa khas Banyumas.
-
Siapa yang mewariskan keahlian membuat wayang kulit? Keahlian membuat wayang kulit sudah diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1930-an.
-
Kenapa Sunan Muria pakai wayang? Sunan Muria menggubah cerita-cerita wayang dengan mengganti tokoh-tokoh dalam pewayangan menjadi sesepuh atau tokoh-tokoh Islam yang dihormati.
-
Apa keunikan Sang Maung Bodas? Keunikan Pencak Silat Sang Maung Bodas Sukabumi, Sukses Bikin Pendekar Asal Italia Rela Datang untuk Belajar Di Sukabumi, Jawa Barat, terdapat salah satu aliran pencak silat khas bernama Sang Maung Bodas. Seni ini diketahui dikembangkan di Ponpes Dzikir Al Fath, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh. Usut punya usut, aliran pencak silat ini unik dan berbeda dari kebanyakan seni bela diri tradisional serupa. Saking uniknya, aliran Sang Maung Bodas mampu memantik rasa penasaran pendekar asal negara Italia bernama Massimiliano Morandini untuk mempelajarinya secara langsung.
Satu di antaranya, selintas terlihat sebagai Pragata, salah satu tokoh pewayangan. Sementara yang lain seperti tokoh Buto. Sedangkan sosok Mbah Bonto mirip dengan tokoh Semar, salah seorang punakawan dalam dunia pewayangan.
Menjelma Jadi Macan Putih
Diceritakan dalam Majalah Liberty edisi 2223 tahun 2005, Mbah Bonto ada kalanya menjelma jadi macan putih. Beberapa kali warga setempat melihatnya.
“Macan jelmaan Mbah Bonto ukurannya besar sekali, tidak seperti umumnya macan-macan dalam dunia nyata,” ujar salah seorang warga. Ia juga mengaku jantungnya seperti hendak copot saat pertama kali melihatnya.
Sementara itu, Mbah Jarni menceritakan bahwasanya profesi sebagai juru kunci diwariskan turun-temurun. Ia sendiri merupakan generasi ketiga, setelah sebelumnya posisi sebagai juru kunci Mbah Bonto diemban oleh kakek dan ayahnya.
“Menurut wasiat dari almarhum kakek saya, jatah keluarga kami menjadi juru kunci Mbah Bonto sampai generasi ke sembilan,” ujarnya.
Jarni sendiri mengaku tidak tahu bagaimana nasib Mbah Bonto setelah regenerasi juru kunci di keluarganya usai. Sementara kakek dan ayahnya juga tidak memberitahunya.
“Ya mungkin nanti akan ada wangsit, bagaimana nantinya Mbah Bonto,” imbuhnya.
Didatangi Banyak Orang
Terkait Mbah Bonto yang berubah wujud menjadi macan putih, Mbah Jarni mengaku beberapa kali pernah menyaksikannya.
“Hampir setiap kali saya butuhkan, Mbah Bonto akan menemui saya dalam wujudnya sebagai macan putih yang besar sekali,” ungkapnya serius.
Keberadaan Mbah Bonto dikenal banyak orang dari berbagai daerah. Banyak di antara mereka datang sebagai upaya spiritual. Mereka juga membawa bermacam-macam keinginan. Di sinilah peran Jarni, ia mengomunikasikan ragam permohonan para pencari berkah yang datang kepada Mbah Bonto dengan ritual sederhana.
“Tetapi, penampakkan Mbah Bonto dalam jelmaannya sebagai macan putih, tak terkait dengan peristiwa tertentu,” tegas Mbah Jarni.
Benda Keramat Kerajaan Mataram
©2021 Merdeka.com/jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id
Keberadaan Mbah Bonto ternyata ada kaitannya dengan gong pusaka Kiai Pradah di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sotojayan, Kabupaten Blitar. Kedua benda keramat itu sama-sama berasal dari Kerajaan Mataram era abad 17-an. Keberadaannya di Blitar berkaitan dengan satu peristiwa suksesi di kerajaan tersebut.
Dalam legenda disebutkan bahwa Paku Buwono I merupakan adik lain ibu dari Pangeran Prabu. Penobatan sang adik sebagai raja membuat hati Pangeran Prabu sangat kecewa. Kekecewaan itu membangkitkan keinginannya menggalang kekuatan untuk melakukan kudeta. Sayangnya, sebelum keinginan tersebut terlaksana, raja mencium rencana buruk sang pangeran.
Dianggap membahayakan kedudukan raja, Pangeran Prabu pun diusir dari kerajaan untuk menjalani hukuman pembuangan. Ia pun menjalani hukuman tersebut dengan sifat kesatrianya.
Tetapi sebelum meninggalkan Mataram, Pangeran Prabu pergi ke Glagah Wangi (Demak) untuk berguru ke Kiai Tunggul Manik. Sang guru itulah yang memberikan gong pusaka dan wayang kayu kepada Pangeran Prabu.
Disucikan dengan Air Kembang
Dalam pengembaraannya menjalani hukuman pembuangan, Pangeran Prabu bersama istri dan abdi setianya sampai di kawasan Blitar Selatan. Satu ketika, saat bertapa di Hutan Lodoyo yang masih lebat dan wingit, seorang abdi setianya yang bernama Ki Amat Tariman mencarinya dengan memukul-mukul Gong Kyai Pradah.
Sesaat setelah gong dipukul, tiba-tiba muncul beberapa ekor macan mengerubutinya. Peristiwa itulah yang melatarbelakangi kepercayaan masyarakat bahwa Gong Kiai Pradah bisa menjelma menjadi macan putih, sebagaimana halnya dengan wayang kayu Mbah Bonto.
Berdasarkan wasiat Pangeran Prabu, penyucian Gong Kiai Pradah dan Mbah Bonto dilakukan dengan siraman air kembang setaman. Penyucian dilakukan setiap 12 Maulid dan 1 Syawal menurut kalender Islam.
Sementara itu, air bekas penyucian benda keramat itu disebut memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit serta membuat seseorang awet muda.
Hingga kini, setiap kali dihelat upacara adat siraman Kiai Pradah di Kelurahan Kalipang dan siraman Mbah Bonto di Desa Kebonsari, antusiasme masyarakat yang ingin ngalab berkah selalu tampak meluap-luap. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlu diketahui bahwa sebenarnya tokoh-tokoh wayang ini ada banyak dan dibagi menjadi beberapa kategori, apa saja?
Baca SelengkapnyaTidak hanya keindahan alam yang memikat, Gunung Raung juga menyimpan misteri dan sejarah. Mitos tempat tinggal demit hingga kerajaan macan putih, yuk simak
Baca SelengkapnyaSelain perannya yang dianggap tidak tergantikan, batu ini konon juga memiliki kisah misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan.
Baca SelengkapnyaDisebut sebagai seni pertunjukan awal masuknya islam, wayang Krucil berkembang di kalangan petani dan masyarakat pegunungan, khususnya di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMengmleng merupakan pementasan tradisional dengan menampikan hewan macan tiruan.
Baca SelengkapnyaKonon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.
Baca SelengkapnyaPatung macan atau Maung Lodaya yang ada di Polsek Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat saat ini tengah menjadi perbincangan warganet dan viral
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki berbagai macam mitos yang beragam.
Baca SelengkapnyaTopeng Jawa memiliki berbagai makna dan fungsi tergantung pada jenisnya.
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaPangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca Selengkapnya