Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sindrom Asperger Beserta Gejala dan Penyebabnya, Menarik Dipelajari

Mengenal Sindrom Asperger Beserta Gejala dan Penyebabnya, Menarik Dipelajari Ilustrasi anak autis. ©Shutterstock.com/Marcin Pawinski

Merdeka.com - Sindrom Asperger (AS) adalah salah satu dari sekelompok gangguan neurologis yang dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (ASD). Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan. Orang-orang muda dengan Sindrom Asperger mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain secara sosial dan perilaku serta pola pikir mereka cenderung kaku dan berulang.

Umumnya, anak-anak dan remaja pengidap Sindrom Asperger dapat berbicara dengan orang lain dan dapat mengerjakan tugas sekolah dengan cukup baik. Namun, mereka kesulitan memahami situasi sosial dan bentuk komunikasi yang halus seperti bahasa tubuh, humor, dan sarkasme.

Pengidap sindrom ini mungkin juga berpikir dan berbicara banyak tentang satu topik atau minat atau hanya ingin melakukan sedikit aktivitas. Ketertarikan ini dapat menjadi obsesif dan mengganggu kehidupan sehari-hari, alih-alih memberi anak jalan keluar sosial atau rekreasi yang sehat.

Anak laki-laki tiga sampai empat kali lebih mungkin mengidap Sindrom Asperger daripada anak perempuan. Sebagian besar kasus ini didiagnosis antara usia lima dan sembilan tahun, dengan beberapa didiagnosis pada usia tiga tahun. Berikut selengkapnya mengenai sindrom Asperger yang patut diketahui.

Sejarah Sindrom Asperger

Sindrom Asperger (juga dikenal sebagai Gangguan Asperger) pertama kali dijelaskan pada tahun 1940-an oleh dokter anak Wina Hans Asperger, yang mengamati perilaku seperti autisme dan kesulitan dengan keterampilan sosial dan komunikasi pada anak laki-laki yang memiliki kecerdasan normal dan perkembangan bahasa, dikutip dari autism-society.org.

Banyak profesional merasa sindrom Asperger hanyalah bentuk autisme yang lebih ringan dan menggunakan istilah "autisme yang berfungsi tinggi" untuk menggambarkan individu-individu ini.

Uta Frith, seorang profesor di Institute of Cognitive Neuroscience of University College London dan editor Autism and Asperger Syndrome, menggambarkan individu dengan Asperger sebagai "autisme ringan."

Asperger's Disorder ditambahkan ke American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) pada tahun 1994 sebagai gangguan terpisah dari autisme.

Namun, masih banyak profesional yang menganggap Gangguan Asperger sebagai bentuk autisme yang tidak terlalu parah. Pada tahun 2013, DSM-5 menggantikan Gangguan Autistik, Gangguan Asperger dan gangguan perkembangan pervasif lainnya dengan diagnosis payung gangguan spektrum autisme.

Kararkteristik Sindrom Asperger

Apa yang membedakan sindrom Asperger dari autisme klasik adalah gejalanya yang tidak terlalu parah dan tidak adanya keterlambatan bahasa. Anak-anak dengan sindrom Asperger sering kali memiliki kemampuan bahasa dan kognitif yang baik. Bagi pengamat yang tidak terlatih, seorang anak dengan sindrom Asperger mungkin tampak seperti anak neurotipikal yang berperilaku berbeda.

kesehatan mental who

©2020 Merdeka.com/Pixabay.com

Anak-anak dengan autisme sering dipandang sebagai penyendiri dan tidak tertarik pada orang lain. Ini tidak terjadi pada anakdengan sindrom Asperger. Individu dengan sindrom Asperger biasanya ingin menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan orang lain, tetapi seringkali mereka tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

Mereka mungkin canggung secara sosial, tidak memahami aturan sosial konvensional atau menunjukkan kurangnya empati. Mereka mungkin memiliki kontak mata yang terbatas, tampak tidak terlibat dalam percakapan dan tidak memahami penggunaan gerak tubuh atau sarkasme.

Minat mereka pada subjek tertentu mungkin berbatasan dengan obsesif. Anak-anak dengan sindrom Asperger seringkali suka mengumpulkan kategori barang, seperti batu atau tutup botol. Mereka juga seringkali mahir dalam kategori pengetahuan informasi, seperti statistik bisbol atau nama latin bunga. Mereka memiliki kemampuan mengingat yang baik tetapi harus berjuang dengan konsep-konsep abstrak.

Salah satu perbedaan utama antara sindrom Asperger dan autisme adalah, menurut definisi, tidak ada keterlambatan bicara pada Asperger. Faktanya, anak-anak dengan sindrom Asperger sering kali memiliki kemampuan bahasa yang baik; mereka hanya menggunakan bahasa dengan cara yang berbeda.

Pola bicara mereka mungkin tidak biasa, kurang infleksi atau memiliki sifat berirama, atau mungkin formal. Anak-anak dengan sindrom Asperger mungkin tidak memahami seluk-beluk bahasa, seperti ironi dan humor, atau mereka mungkin tidak memahami sifat memberi-dan-menerima dari suatu percakapan.

Perbedaan lain antara sindrom Asperger dan autisme menyangkut kemampuan kognitif. Sementara beberapa individu dengan autisme memiliki cacat intelektual, menurut definisi, seseorang dengan sindrom Asperger tidak dapat memiliki keterlambatan kognitif yang "signifikan secara klinis", dan sebagian besar memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atas rata-rata.

Gejala Sindrom Asperger

Dilansir dari laman nationwidechildrens.org, anak-anak dengan sindrom Asperger menunjukkan interaksi sosial yang buruk, obsesi, pola bicara yang aneh, ekspresi wajah yang terbatas dan tingkah laku aneh lainnya. Mereka mungkin terlibat dalam rutinitas obsesif dan menunjukkan kepekaan yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik.

Meskipun semua anak pengidap sindrom Asperger berbeda, yang membedakan mereka adalah keterampilan sosial dan minat obsesif mereka yang tidak biasa. Untuk anak dengan sindrom Asperger, Anda mungkin melihat satu atau lebih gejala berikut:

  • Interaksi sosial yang tidak pantas atau minimal
  • Percakapan yang hampir selalu berkisar pada diri mereka sendiri atau topik tertentu daripada yang lain
  • Tidak memahami emosi dengan baik atau memiliki ekspresi wajah yang lebih sedikit daripada yang lain
  • Ucapan yang terdengar tidak biasa, seperti datar, bernada tinggi, tenang, keras, atau robot
  • Tidak menggunakan atau memahami komunikasi nonverbal, seperti gerak tubuh, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah
  • Obsesi yang intens dengan satu atau dua subjek yang spesifik dan sempit
  • Menjadi kesal pada setiap perubahan kecil dalam rutinitas
  • Menghafal informasi dan fakta yang disukai dengan mudah
  • Gerakan canggung dan tidak terkoordinasi, termasuk kesulitan dengan tulisan tangan
  • Kesulitan mengelola emosi, kadang-kadang menyebabkan ledakan verbal atau perilaku, perilaku melukai diri sendiri atau mengamuk
  • Tidak memahami perasaan atau perspektif orang lain
  • Hipersensitif terhadap cahaya, suara, dan tekstur
  • Anak-anak pengidap sindrom Asperger sering kali tidak menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa mereka. Mereka cenderung memiliki keterampilan tata bahasa yang baik dan kosa kata yang canggih, tetapi mereka juga cenderung sangat literal. Mereka mengalami kesulitan menggunakan bahasa dalam konteks sosial.

    Penyebab Sindrom Asperger

    Penyebab sindrom Asperger hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, perlu diketahui bahwa sindrom Asperger bukan hasil dari pengasuhan anak yang buruk. Sindrom Asperger adalah gangguan neurobiologis, artinya hanya bagian dari perkembangan otak anak, yang penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami.

    8 hal tak terduga yang mengancam kesehatan mental

    ©Thinkstock photos/Getty Images

    Perubahan di otak bertanggung jawab atas banyak gejala sindom ini. Namun, dokter belum bisa menentukan secara pasti apa penyebab perubahan tersebut. Faktor genetik dan paparan racun lingkungan, seperti bahan kimia atau virus, telah diidentifikasi sebagai kontributor potensial untuk perkembangan gangguan tersebut.

    Pun telah diketahui bahwa anak laki-laki lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom Asperger daripada anak perempuan.

    Pengobatan Sindrom Asperger

    Karena masing-masing kasus berbeda, rencana perawatan atas sindrom ini harus dibangun sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Mereka harus disesuaikan dari waktu ke waktu karena kebutuhan tersebut berubah. Pengobatan sindrom Asperger biasanya meliputi:

  • Pelatihan keterampilan sosial
  • Perilaku yang mendukung
  • Terapi perilaku kognitif
  • Pendidikan dan pelatihan orang tua
  • Terapi wicara-bahasa
  • Pekerjaan yang berhubungan dengan terapi
  • Kelas pendidikan khusus
  • Pengobatan
  • Saat ini, memang masih belum ada "penyembuhan" untuk sindrom Asperger. Namun dengan belajar mengatasi gejala dan menangkap isyarat sosial, seorang anak dapat belajar mengatasi beberapa tantangan yang dihadapinya. Dengan bantuan, orang tua juga dapat mempelajari cara terbaik untuk mendukung anak mereka yang mengidap sindrom ini. (mdk/edl)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Kenali Tanda-Tanda dan Gejala Autisme pada Orang Dewasa
    Kenali Tanda-Tanda dan Gejala Autisme pada Orang Dewasa

    Autisme adalah kelainan perkembangan yang dapat muncul dengan berbagai gejala. Yuk, simak tanda-tanda dan gejala autisme pada orang dewasa!

    Baca Selengkapnya
    Punya Gangguan Tidur, Kecemasan, dan Stres? Cobalah Tidur dengan Selimut Tebal
    Punya Gangguan Tidur, Kecemasan, dan Stres? Cobalah Tidur dengan Selimut Tebal

    Penelitian menunjukkan bahwa selimut tebal bermanfaat bagi penderita kecemasan, autisme, atau hiperaktivitas.

    Baca Selengkapnya
    Apa itu Alexithymia dan Apa Hubungannya dengan Autisme?
    Apa itu Alexithymia dan Apa Hubungannya dengan Autisme?

    Alexithymia juga sering dihubungkan dengan autisme. Yuk, simak apa sebenarnya Alexithymia!

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya
    Pengertian Social Anxiety Disorder, Jenis dan Penyebabnya

    Perasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
    Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

    Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

    Baca Selengkapnya
    Ciri-Ciri ADHD pada Anak dan Orang Dewasa yang Mudah Dikenali, Jangan Anggap Sepele
    Ciri-Ciri ADHD pada Anak dan Orang Dewasa yang Mudah Dikenali, Jangan Anggap Sepele

    Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

    Baca Selengkapnya
    Pria Penyandang Autisme Ini Ceritakan Kisah Hidupnya yang Dulu Dibully, Kini Punya Background Kuliah Seni dan Fokus di Organisasi Ilmuwan
    Pria Penyandang Autisme Ini Ceritakan Kisah Hidupnya yang Dulu Dibully, Kini Punya Background Kuliah Seni dan Fokus di Organisasi Ilmuwan

    "Gue Walvenardo. Gue anak berkebutuhan khusus, autism masih bisa bertahan hidup di dunia yang begitu keras," ujar pria ini.

    Baca Selengkapnya
    Begini Cara Bedakan Apakah Anak Introvert atau Pendiam
    Begini Cara Bedakan Apakah Anak Introvert atau Pendiam

    Tidak semua anak pendiam selalu merupakan anak introvert. Begini Cara Membedakannya.

    Baca Selengkapnya
    Gejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
    Gejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.

    Baca Selengkapnya