Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Potret Desa Terkecil di Kota Madiun, Ada Masjid Kuno hingga Sendang Keramat

Potret Desa Terkecil di Kota Madiun, Ada Masjid Kuno hingga Sendang Keramat Masjid Kuno Kuncen Kota Madiun. ©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkot Madiun

Merdeka.com - Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman merupakan kelurahan terkecil di Kota Madiun, Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduknya yang jauh lebih sedikit dibanding kelurahan-kelurahan lain. Berdasarkan data yang dihimpun Merdeka.com, jumlah penduduk di Kelurahan Kuncen yakni 1.142 jiwa.

Kelurahan ini erat kaitannya dengan sejarah Kota Madiun. Pada 18 Juli 1568, Sunan Bonang mengangkat Pangeran Timur sebagai Bupati Madiun. Pangeran Timur yang kemudian dikenal dengan nama Panembahan Rama atau Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno itu menduduki jabatan Bupati Madiun sejak tahun 1568 – 1586.

Tujuh tahun setelah diangkat jadi bupati, pada 1575 dengan berbagai pertimbangan, Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno memindahkan pusat pemerintahan dari utara Kelurahan Sogaten ke bagian selatan, tepatnya di Kelurahan Kuncen yang sebelumnya bernama Wonorejo.

Di samping berkewajiban memimpin pemerintahan, Pangeran Timur juga membawa misi penyebaran agama Islam. Salah satu misi penyebaran agama ditandai dengan pembangunan tempat ibadah. Hal ini juga dilakukan oleh Pangeran Timur yang memerintahkan orang kepercayaannya untuk membangun Masjid Kuno Kuncen pada akhir abad XVI, seperti mengutip dari laman resmi Kota Madiun.

Kepala Desa Kuncen

masjid kuno kuncen kota madiun

©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkot Madiun

Kuncen merupakan daerah perdikan atau daerah yang bebas pajak Kerajaan Mataram. Pada zaman dahulu, kiai yang merawat areal makam sekaligus bertindak sebagai kepala desa. Ia diberi kebebasan mengelola daerah di sekitar area makam dan masjid.

Kiai yang pertama kali berkuasa di Desa Perdikan Kuncen adalah Kiai Grubug. Ia merupakan guru dalam ilmu agama Islam yang bertugas mengelola masjid dan makam yang berada dalam satu kompleks.

Berdasarkan data Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, hingga 2019 ada 14 kiai yang pernah berkuasa di Desa Perdikan Kuncen. Secara berurutan para kiai tersebut adalah Kiai Grubug, Kiai Semin I3,  Kiai Semin II4, Kiai Semin III5, Kiai Semin IV6, Kiai Djodo 7, Kiai Muhammad Ngarib 8. Selanjutnya, Kiai Kasan Basari, Kiai Muhammad Mardo, Kiai Muhammad Mardi, Kiai Darsono, Kiai Sutopo, Kiai Karsono, dan Kiai Kentjono.

Masjid Kuno Kuncen

      View this post on Instagram      

A post shared by INFO MADIUN & SEKITARNYA (@medhioen_ae)

 

Masjid Kuno Kuncen merupakan salah satu masjid tertua di Kota Madiun dan mengandung nilai sejarah tinggi. Pasalnya, selain bangunan masjid dan artefak peninggalan kerajaan terdahulu, ada pula makam para Bupati Madiun, serta sendang dan pohon besar yang diyakini sebagai asal usul Kota Madiun.

Sebenarnya, hingga sebelum tahun 1970, masjid kuno di Kelurahan Kuncen itu belum ada namanya sama sekali. Tidak ada sumber tertulis yang menyebut nama masjid tersebut.

Pada tahun 1970, masyarakat setempat sepakat memberi nama masjid kuno di Kelurahan Kuncen itu, yakni Masjid Nur Hidayatullah. Meski demikian, hingga kini masih banyak warga yang menyebut masjid tersebut sebagai Masjid Kuno Kuncen.

Selain masjid kuno, di kompleks yang sama juga ada pemakaman. Di situ bersemayam para pendiri Kota Madiun, di antaranya Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Bupati Mangkunegara I, Patih Wonosari dan para Bupati Madiun lain.

Sendang Keramat

masjid kuno kuncen kota madiun

©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkot Madiun

Pada masa pemerintahan Ki Ageng Reksogati dan Pangeran Timur, nama Madiun belum ada. Dulu, daerah ini disebut Kadipaten Puroboyo.

Sementara itu, ada banyak versi mengenai asal-usul kata Madiun. Pertama, kata Madiun merupakan gabungan dari kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan). Dikisahkan, saat Ki Mpu Umyang bersemedi untuk membuat sebilah keris di sendang panguripan di daerah Wonosari (sekarang Kuncen), ia diganggu genderuwo yang berayun-ayun di pinggir sendang. Oleh karena itu, keris tersebut kemudian diberi nama Tundung Mediun.

Kedua, kata Madiun disebut berasal dari “Mbedi” (sendang) dan “ayun-ayunan” (perang tanding) yakni perang antara prajutit Mediun yang dipimpin Retno Djumilah di sekitar sendang. Sampai sekarang, kata Mbediun masih lazim diucapkan oleh masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Versi berikutnya, kata Madiun diduga berasal dari dua kata yakni madya (tengah) dan ayun (depan).  Pangeran Timur adalah adik ipar dan salah satu bangsawaan Demak yang sangat di hormati oleh Sultan Hadiwijaya di Kasultanan Pajang. Konon, pada waktu acara pisowanan beliau selalu duduk sejajar dengan Sultan Hadiwijaya di madya ayun (tengah depan). (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kini Berusia 456 Tahun, Ini 5 Fakta Unik Kabupaten Madiun yang Jarang Diketahui Orang
Kini Berusia 456 Tahun, Ini 5 Fakta Unik Kabupaten Madiun yang Jarang Diketahui Orang

Setelah melepaskan diri dari pengaruh Demak, pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngurawan ke Sogaten.

Baca Selengkapnya
Menilik Keindahan Desa Randobawa Ilir di Kuningan, Punya Masjid Megah dengan Pemandangan Mirip Lukisan
Menilik Keindahan Desa Randobawa Ilir di Kuningan, Punya Masjid Megah dengan Pemandangan Mirip Lukisan

Desa ini sayang untuk dilewatkan mengingat akses ke sana cukup mudah dengan jalan yang mulus.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya

Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Masjid Kuno Kenari di Serang, Dulu Tempat Peristirahatan Sultan Banten
Mengenal Masjid Kuno Kenari di Serang, Dulu Tempat Peristirahatan Sultan Banten

Masjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.

Baca Selengkapnya
Dipercaya Para Pejabat untuk Sembelih Hewan Kurban, Ini Fakta Menarik Masjid Kasimuddin Kaltara yang Berusia Ratusan Tahun
Dipercaya Para Pejabat untuk Sembelih Hewan Kurban, Ini Fakta Menarik Masjid Kasimuddin Kaltara yang Berusia Ratusan Tahun

Gubernur hingga perusahaan swasta menyerahkan hewan kurban di masjid ini

Baca Selengkapnya
Napak Tilas Kejayaan Islam Cirebon di Desa Astana, Ada Makam Sunan Gunung Jati dan Keraton Pertama
Napak Tilas Kejayaan Islam Cirebon di Desa Astana, Ada Makam Sunan Gunung Jati dan Keraton Pertama

Di Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati

Baca Selengkapnya
Disebut Jadi Cikal Bakalnya Kabupaten Purbalingga, Ini Fakta Unik Desa Wisata Onje
Disebut Jadi Cikal Bakalnya Kabupaten Purbalingga, Ini Fakta Unik Desa Wisata Onje

Desa Wisata Onje menyimpan potensi wisata dari sejarah hingga alam

Baca Selengkapnya
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa

Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya

Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran

Baca Selengkapnya
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10

Sisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang

Baca Selengkapnya
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial

Masjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.

Baca Selengkapnya
Intip Keunikan Masjid Sememen di Kampung Kauman Solo, Punya Menara Mirip Sanggabuwana Keraton
Intip Keunikan Masjid Sememen di Kampung Kauman Solo, Punya Menara Mirip Sanggabuwana Keraton

Masjid ini memiliki arsitektur unik karena memadukan gaya Jawa-Eropa

Baca Selengkapnya