Sosok Sultan Hamid II, Pencetus Lambang Garuda Pancasila yang Tak Banyak Diketahui
Merdeka.com - Tak banyak yang tahu siapa sebenarnya sosok pencetus lambang Garuda Pancasila, Sultan Hamid II. Unggahan Instagram @sorotandunia pada Jumat (16/10/2020) membeberkan sejumlah fakta menarik tentang sang inovator besar itu.
Sultan Hamid II rupanya bukan orang biasa, ia adalah seorang sultan di Kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat. Dalam tubuhnya, mengalir darah dua bangsa besar, Indonesia dan Arab. Berikut cerita menarik tentang pencetus lambang Garuda Pancasila itu.
Perjalanan Hidup
-
Siapa yang pertama memimpin Garuda Mataram? PT Garuda Mataram Motor edisi awal dipimpin Kolonel Sofyar dari Kostrad, dengan komisarisnya Panglima Kostrad Mayor Jenderal Makmun Murod (tempo.co.id, edisi 7 Maret 2023).
-
Siapa yang merancang lambang negara? Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) dari hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), membuat nama Sultan Hamid masuk dalam format kabinet RIS. Kemudian Sultan Hamid ditunjuk oleh Soekarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan lambang negara.
-
Mengapa burung garuda digunakan sebagai lambang negara? Burung garuda digunakan sebagai lambang negara karena ini merupakan raja dari segala burung yang melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis dilihat dari sayapnya yang mengembang.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Siapa yang ngenalin istilah Pancasila? Pada kesempatan itu, istilah Pancasila juga diperkenalkan oleh Soekarno.
-
Simbol apa yang melambangkan sila pertama Pancasila? Arti simbol Pancasila yang pertama adalah bintang. Ini mewakili sila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.
Pria bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Al-Qadri merupakan putra sulung Sultan Syarif Muhammad Al-Qadri.
Sultan Hamid II lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913 dan meninggal 30 Maret 1978 di Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
©2020 Merdeka.com/Instagram @sorotandunia
Syarif Abdul Hamid, panggilan kecilnya, menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung selama satu tahun, dan THS Bandung tidak tamat.
Kemudian, ia juga bersekolah di KMA (sejenis Akademi Militer) di Breda, Belanda, hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda (KNIL = Koninklijk Nederland Indische Leger).
Menang Sayembara Lambang Garuda Pancasila
Pada 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder, dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan R.M. Ngabehi Poerbatjaraka sebagai anggota.
Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilihlah dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin.
Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR ialah rancangan Sultan Hamid II. Sementara itu, karya M. Yamin ditolak lantaran menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang.
Komentar Warganet
Banyak warganet yang meramaikan kolom komentar di Instagram @sorotandunia. Alih-alih mengomentari karya Sultan Hamid II, mereka justru mengatakan hal ini.
©2020 Merdeka.com/Instagram @sorotandunia
“Good looking ya, sang Sultan,” komentar pemilik akun @novanita_whian.
“Ganteng yah,” komentar @nadirintop76.
“Tuanya aja ganteng bgt gmna mudanya hmmm fakboy gk yaa. Wkwkwkwk secara pernah studi di Belanda dan turunan Arab plus Raja Sultan,” komentar @tutupakunhlo.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.
Baca SelengkapnyaLambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila ternyata memiliki perjalanan panjang.
Baca SelengkapnyaKemenkumham mengatakan pendaftaran logo Timnas sudah sesuai ketentuan hukum
Baca SelengkapnyaPancasila memiliki banyak simbol yang menggambarkan karakter bangsa.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaLogo Garuda di jersey tim nasional sepak bola Indonesia resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM atas nama pribadi dan PSSI.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaMohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendiri TNI AU. Dia mengikuti puluhan kali misi pengeboman.
Baca SelengkapnyaSelain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.
Baca SelengkapnyaSumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaSukarno dan peci tidak pernah terpisahkan. Ia mengenakan peci sebagai simbol kebangsaaan
Baca Selengkapnya