Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tata Cara Melaksanakan Haji Sesuai Urutan, Lengkap dengan Penjelasannya

Tata Cara Melaksanakan Haji Sesuai Urutan, Lengkap dengan Penjelasannya ilustrasi haji. nytimes.com

Merdeka.com - Cara melaksanakan haji perlu dipahami umat muslim. Haji adalah ibadah yang diwajibkan Allah SWT kepada umat Islam yang telah memenuhi persyaratan. Pada orang-orang yang telah siap lahir batin dan finansial, ibadah haji hendaknya ditunaikan sekali seumur hidup. Dan bagi siapa yang bernazar haji, harus memenuhinya.

Ibadah haji jatuh pada bulan Dzulhijjah. Ibadah yang merupakan rukun Islam kelima ini patut Anda ketahui tata cara pelaksanaannya apabila Anda berniat hendak melangsungkannya. Terlebih jika Anda adalah umat yang tergolong mampu, maka sangat penting untuk mempelajari cara melaksanakan haji untuk kemudian mendaftarkan diri guna berangkat ke Tanah Suci.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan selengkapnya mengenai tata cara melaksanakan haji sesuai urutan dari awal sampai akhir yang penting untuk Anda ketahui dan pelajari.

Pengertian Ibadah Haji

Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan amalan-amalan, antara lain: wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, thawaf di Ka’bah, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridla-Nya semata.

Ibadah haji adalah wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Hukum haji kedua dan seterusnya adalah sunat. Tapi, bagi mereka yang bernadzar haji, hukum haji itu menjadi wajib akibat nadzar.

Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika waktu wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nah{r (10 Dzulhijjah), dan harihari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Syarat dan Rukun Haji

Dikutip dari buku berjudul Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang dikelurakan oleh Kementrian Agama RI, syarat-syarat haji yang telah disepakati adalah sebagai berikut:

1) Islam

2) Baligh (dewasa)

3) Aqil (berakal sehat)

4) Merdeka (bukan hamba sahaya)

5) Istit}a’ah (mampu). Istit}a’ah berarti seseorang mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi:

  • Jasmani: Sehat, kuat, dan sanggup secara fisik melaksanakan ibadah haji.
  • Rohani: Mengetahui dan memahami manasik haji, berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh. 
  • Ekonomi:  Mampu membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh pemerintah dan berasal dari usaha/ harta yang halal, biaya haji yang dibayarkan bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila sumber kehidupan itu dijual terjadi kemudlaratan bagi diri dan keluarganya, memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan.
  • Keamanan:  Aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan, tidak terhalang, misalnya mendapat kesempatan atau izin perjalanan haji termasuk mendapatkan kuota tahun berjalan, atau tidak mengalami pencekalan.
  • Sementara itu, rukun haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam. Jika rukun ini ditinggalkan, ibadah haji seseorang tidak sah. Rukun haji adalah:

    1) Ihram (niat)

    2) Wukuf di Arafah;

    3) Thawaf ifad}ah;

    4) Sa’I;

    5) Cukur;

    6) Tertib.

    Tata Cara Melaksanakan Haji

    Biasanya, apabila Anda melaksanakan ibadah haji bersama rombongan tur, akan ada guide yang mengarahkan cara melaksanakan haji. Tetapi sebagai calon jamaah, ada baiknya Anda juga mempelajari rangkaian urutan haji dari awal sampai akhir.

    Mengetahui urutan tata cara melaksanakan haji yang benar juga akan memudahkan Anda untuk memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut tata cara melaksanakan haji yang harus diingat dari awal sampai akhir:

    1. Ihram

    Tata cara melaksanakan haji yang pertama adalah melakukan ihram, yaitu rukun haji yang wajib dilakukan. Ihram adalah memakai pakaian serba putih yang tidak dijahit bagi laki-laki dan menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan bagi perempuan.

    Sebelum ihram, jamaah haji dianjurkan untuk mandi dan berwudu, memotong kuku, memotong kumis, dan memotong bulu ketiak serta kemaluan. Waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan Syawal dampai 9 Dzulhijjah.

    2. Wukuf di Arafah

    Tata cara melaksanakan haji yang kedua adalah wukuf di Arafah. Rentang waktu wukuf dimulai pada waktu dzuhur 9 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah.

    Jamaah haji dapat melaksanakan wukuf sejak siang sampai setelah magrib atau malam harinya hingga menjelang subuh. Pada saat wukuf ini, jamaah dianjurkan memperbanyak doa dan ibadah kepada Allah SWT.

    3. Thawaf Ifadah

    Tata cara melaksanakan haji yang ketiga adalah thawaf ifadah. Pada bagian ini, jamaah haji bertolak menuju Kabah untuk melaksanakan thawaf ifadah. Jamaah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali sambil membaca talbiyah. Sebelum thawaf, membaca niat terlebih dahulu.

    Saat membaca talbiyah, laki-laki disarankan bersuara nyaring sedangkan perempuan disarankan lirih. Pelaksanaan thawaf dimulai tengah malam pada 10 Dzulhijjah sampai kapan saja. Lebih utama dilaksanakan pada hari-hari tasyrik.

    4. Sa’i

    Sa’i merupakan tata cara melaksanakan haji yang ke empat. Sa’i yaitu lari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwa bolak balik sampai tujuh kali. Perjalanan sa’i berakhir di bukit Marwa.

    Sa’i diawali dengan membaca niat, lalu dari Bukit Shafa menuju lampu hijau pertama dengan berjalan kaki biasa. Kemudian dari lampu hijau pertama ke lampu hijau kedua berlari-lari kecil. Kemudian menuju Bukit Marwa dengan berjalan kaki biasa.

    5. Mabit di Muzdalifah

    Tata cara melaksanakan haji yang kelima adalah mabit di Muzdalifah. Mabit atau menginap di Muzdalifah dimulai setelah waktu magrib sampai terbitanya fajar pada 10 Dzulhijjah.

    Kemudian boleh meninggalkan Muzdalifah ketika masa mabit sudah lewat tengah malam. Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji mengumpulkan kerikil sebanyak 49 butir atau 70 butir. Kerikil itu nantinya dipakai untuk melempar jumroh.

    6. Melempar Jumroh Aqabah

    Cara melaksanakan haji yang selanjutnya adalah melempar jumroh Aqabah sebanyak tujuh kali pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tidak boleh tujuh sekaligus, tetapi melempar kerikil satu per satu.

    7. Cukur Rambut

    Usai melempar jumroh Aqabah, dilanjutkan dengan mencukur rambut minimal tiga helai. Diperbolehkan juga bagi jamaah yang ingin menggundulkan rambutnya. 

    8. Melempar 3 Jumroh

    Cara melaksanakan haji berikutnya yaitu melempar tiga jumroh pada hari tasyrik yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah. Tempat melempar jumroh ada tiga yaitu Jumroh Ula di dekat arah Haratullisan, Jumroh Wusto berada di antara Jumroh Ula dan Jumroh Aqabah.

    Sementara Jumroh Aqabah berada di perbatasan Mina dan Mekah. Prosesi pelemparan bat uke tiga jumroh tersebut harus berurutan. Sebab jika tidak urut, maka wajib mengulang dari awal. Apabila jamaah sedang sakit, maka lontar jumroh bisa diwakilkan dengan syarat masih berada pada hari tasyrik.

    9. Mabit di Mina

    Mabit di Mina dilakukan pada malam 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Jika melempar tiga jumroh sudah dilakukan, maka jamaah haji boleh meninggalkan Mina. Nafar (meninggalkan Mina) dibagi menjadi dua yaitu nafar awal dan tsani.

    Nafar awal yaitu menginap selama dua malam di Mina. Sementara nafar tsani bermalam selama tiga malam. Rasulullah SAW dulu melakukan nafar tsani, yaitu menginap tiga malam.

    10. Thawaf Wada

    Urutan haji yang selanjutnya adalah thawaf wada atau disebut thawaf perpisahan. Thawaf ini dilaksanakan saat jamaah hendak meninggalkan kota Mekah.

    Setelah thawaf wada, jamaah tidak diperkenankan untuk menginap lagi di hotel, kecuali hanya untuk menunggu bus atau mengambil barang-barangnya. Bagi yang sakit dan haid, jamaah tidak wajib melaksanakan thawaf wada dan tidak dikenai denda.

    11. Tahalul

    Setelah seluruh urutan haji dilaksanakan, maka terakhir adalah tahalul yaitu seorang jamaah sudah terbebas dari ihramnya. Tahalul haji dibagi menjadi dua, yaitu tahalul pertama dan kedua.

    Tahalul pertama menandakan bahwa jamaah haji sudah melaksanakan tiga macam urutan haji yaitu pertama melempar jumroh aqabah dan mencukur rambut. Kedua, saat jamaah haji sudah melaksanakan thawaf ifadhah, sa’i, dan mencukur rambut. Ketiga, thawaf ifadhah, sa’i, dan melontar jumroh Aqabah.

    Tahalul kedua dilakukan ketika jamaah haji sudah melakukan tiga urutan haji yaitu melontar jumroh aqabah, cukur rambut, thawaf ifadhah, dan sa’i.

    (mdk/edl)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    FOTO: Semangat Calon Jemaah Haji Ikuti Manasik, Ini Tujuan dan Manfaatnya
    FOTO: Semangat Calon Jemaah Haji Ikuti Manasik, Ini Tujuan dan Manfaatnya

    Selama mengikuti manasik haji, jemaah akan mendapatkan berbagai manfaat dan pengetahuan tentang pelaksanaan ibadah haji.

    Baca Selengkapnya
    Kemenag: Haji Tidak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satu Rukun
    Kemenag: Haji Tidak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satu Rukun

    Widi mengatakan seseorang yang akan menunaikan ibadah haji harus memenuhi syarat.

    Baca Selengkapnya
    Doa Agar Bisa Umroh dan Haji ke Tanah Suci Bersama Keluarga
    Doa Agar Bisa Umroh dan Haji ke Tanah Suci Bersama Keluarga

    Doa agar bisa umroh dan haji di bawah ini bisa coba Anda amalkan jika ingin pergi ke tanah suci.

    Baca Selengkapnya
    Doa agar Segera Berangkat Haji, Amalkan sebagai Bagian Ikhtiar
    Doa agar Segera Berangkat Haji, Amalkan sebagai Bagian Ikhtiar

    Berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar segera berangkat haji merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang penting.

    Baca Selengkapnya
    Cara Daftar Petugas Haji, Ketahui Syarat yang Harus Dipenuhi
    Cara Daftar Petugas Haji, Ketahui Syarat yang Harus Dipenuhi

    Mengetahui cara daftar dan syarat yang diperlukan adalah langkah awal bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam penyelenggaraan ibadah haji.

    Baca Selengkapnya
    30 Kata-kata Naik Haji bagi Umat Islam yang Menunaikannya, Penuh Doa
    30 Kata-kata Naik Haji bagi Umat Islam yang Menunaikannya, Penuh Doa

    Bagi Anda yang memiliki kerabat dekat sedang berhaji, tak ada salahnya untuk memberikan ungkapan atau kata-kata naik Haji yang sarat doa mendalam.

    Baca Selengkapnya
    Ustaz Maulana Selalu Baca Doa Ini Saat Mendarat di Tanah Suci
    Ustaz Maulana Selalu Baca Doa Ini Saat Mendarat di Tanah Suci

    Umrah bisa dilakukan kapanpun kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

    Baca Selengkapnya
    Larangan-Larangan dalam Ibadah Haji, Penting Dipahami
    Larangan-Larangan dalam Ibadah Haji, Penting Dipahami

    Penting untuk memperhatikan larangan-larangan ibadah haji sebab ada sanksi.

    Baca Selengkapnya
    5 Rukun Umrah yang Wajib Dilakukan Agar Ibadah Sah, Ternyata Ada yang Tidak Bisa Digantikan
    5 Rukun Umrah yang Wajib Dilakukan Agar Ibadah Sah, Ternyata Ada yang Tidak Bisa Digantikan

    Wajib tahu 5 rukun umrah yang wajib dilakukan agar ibadah sah. Apa saja?

    Baca Selengkapnya
    33 Contoh Titip Doa ke Orang yang Naik Haji dan Ucapannya, Sarat Pengharapan Mulia
    33 Contoh Titip Doa ke Orang yang Naik Haji dan Ucapannya, Sarat Pengharapan Mulia

    Ada beragam contoh titip doa ke orang yang naik haji untuk referensi.

    Baca Selengkapnya
    2 Contoh Khutbah Jumat Singkat tentang Ibadah Haji, Tumbuhkan Motivasi ke Tanah Suci
    2 Contoh Khutbah Jumat Singkat tentang Ibadah Haji, Tumbuhkan Motivasi ke Tanah Suci

    Seperti apa contoh khutbah Jumat singkat tentang ibadah haji tersebut?

    Baca Selengkapnya