Anomali Pandemi di Indonesia: Orang Kaya Makin Banyak, Jumlah Orang Miskin Bertambah
Merdeka.com - Anomali terjadi selama Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Jumlah orang kaya bertambah banyak. Dana pihak ketiga perbankan semakin melimpah.
Mengutip data Bank Indonesia, DPK perbankan tercatat mencapai Rp6.723,3 triliun per Juni 2021. Angka ini tumbuh 11,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, fenomena bertambahnya orang kaya di Indonesia karena didorong aset produktif yang tetap menghasilkan uang sekalipun di masa pandemi.
-
Mengapa jumlah orang kaya meningkat? Dijelaskan bahwa dunia telah menjadi lebih kaya secara signifikan dalam satu dekade terakhir, baik dari segi per kapita maupun karena meningkatnya jumlah jutawan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana kekayaan orang kaya di Singapura meningkat? Semua faktor ini berkontribusi pada kenaikan pasar saham, sehingga total kekayaan 50 orang terkaya di Singapura meningkat lebih dari 10 persen menjadi USD 195 miliar, setara dengan sekitar Rp3.003 triliun. Sekitar dua pertiga dari daftar orang kaya di Singapura mencatatkan peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana orang terkaya di Indonesia mendapat kekayaan? Michael Hartono menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires.
-
Bagaimana orang kaya makin kaya? Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan dengan 99% total penduduk di dunia ini.
Adapun beberapa aset produktif itu bisa dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan juga deposito. Selain itu, selama pandemi, belanja kelas menengah ke atas atau orang kaya berkurang karena takut tertular virus dan pembatasan kegiatan masyarakat
"Semua aset itu walaupun pemiliknya tidur sekalipun, memberikan penghasilan yang sangat besar sesuai nilai asset yang dimiliki," kata Piter saat dihubungi merdeka.com.
Saat bersamaan, jumlah penduduk miskin juga semakin banyak. Ini terjadi karena rata-rata orang miskin tidak memiliki aset produktif. Adapun penghasilan mereka hanya mengandalkan gaji. Atau paling tidak bergantung kepada keuntungan usaha.
"Ketika pandemi, mereka tidak bekerja, tidak buka usaha, penghasilan terhenti. Mereka harus makan tabungan. Kekayaan berkurang atau mereka menjadi tambah miskin," kata Piter mengakhiri.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira berpendapat lain. Menurutnya ada beberapa faktor pendorong orang kaya bertambah.
Pertama, orang kaya memiliki manajemen risiko yang lebih baik di tengah krisis. Di mana aset yang mengalami penurunan nilai bisa digeser ke aset yang lebih menghasilkan profit.
"Contohnya, orang-orang kaya berburu emas ketika harga saham mengalami penurunan tajam di 2020," jelasnya.
Kedua, banyak orang kaya baru yang muncul dari investasi di startup digital atau ekosistem digital. Ketika terjadi booming digital, orang kaya yang paling cepat mengucurkan dana untuk mendapat peluang profit jangka pendek dan panjang. Beberapa konglomerat bahkan membentuk modal ventura khusus untuk mengembangkan pendanaan ke startup di saat pandemi.
Ketiga kepatuhan pembayaran pajak orang kaya relatif rendah dibandingkan pekerja. Ini terbukti dari kepatuhan kepatuhan formal Wajib Pajak (WP) badan dan WP orang pribadi non karyawan tahun 2020 justru melemah.
Rasio kepatuhan formal WP badan tahun lalu hanya 60,17 persen lebih rendah dari rasio 2019 sebesar 65,28 persen. Untuk WP orang pribadi non karyawan, rasio kepatuhan formal pada tahun lalu mencapai 52,45 persen atau lebih rendah dari rasio kepatuhan formal 2019 sebesar 75,31 persen.
"Selain itu orang kaya melalui perusahaannya mendapat berbagai fasilitas perpajakan dari Pemerintah," ucap Bima.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaDalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaTingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPeningkatan penduduk miskin di Sulawesi disebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya