Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia
Merdeka.com - Barangkali banyak orang cuma tahu Soetomo atau dikenal dengan Bung Tomo sebagai ikon pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Namun bisa dipastikan cuma segelintir pihak sadar ada pemuka Yahudi ikut berjuang saat itu. Dia adalah Charles Mussry.
Namanya tidak pernah muncul dalam cerita lisan atau buku-buku sejarah. Di mesin pencari google soal Mussry hanya tertulis satu kalimat menyebutkan dia ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ahli-ahli sejarah, termasuk Asvi Warman Adam, sekadar mengetahui namanya saja. "Saya nggak tahu soal itu," kata peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya dua pekan lalu.
-
Bagaimana keadaan komunitas Yahudi di Surabaya pada tahun 1943? Situasi kaum yahudi di Indonesia pada Agustus 1943. Saat itu, nyaris semua orang yahudi ditangkap oleh kolonialis Jepang dan ditahan di kamp konsentrasi.
-
Kapan komunitas Yahudi di Surabaya mengalami masa kejayaan? Jumlah makam kaum yahudi di kompleks Kembang Kuning tidak sebanyak kaum nasrani, tapi keberadaannya jadi saksi bisu masa keemasan yang pernah mereka alami.
-
Siapa arsitek Yahudi di Surabaya? Mengutip dari unggahan TikTok @jadimaukemana, Cornelius Cosman Citroen merupakan arsitek Belanda beragama Yahudi yang punya jasa besar terhadap Kota Surabaya.
-
Apa peranan Djohan Sjahroezah dalam pertempuran 10 November 1945? Kedekatan mereka inilah memicu pergerakan bawah tanah yang muncul pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
-
Siapa yang bertempur di Surabaya? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Siapa yang membantu bangsa Yahudi? Orang-orang Yahudi juga dikenal suka mendukung satu sama lain.
Bahkan, kata Agus dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), lembaganya tidak memiliki arsip atau dokumen mengenai kiprah pejuang kemerdekaan berdarah Yahudi.
Padahal, orang-orang Yahudi sudah lama menetap di Indonesia. Profesor Rotem Kowner dari Universitas Haifa, Israel, mengungkapkan orang Yahudi pertama bermukim di Indonesia adalah seorang saudagar dari Fustat, Mesir. "Dia meninggal di pelabuhan Barus, barat daya Sumatera pada 1290," ujarnya saat datang ke Jakarta beberapa bulan lalu. Kowner sudah meneliti sejarah komunitas Yahudi di Indonesia sejak satu dasawarsa lalu
Dia bahkan yakin orang-orang Yahudi sudah memeluk agama Nasrani juga ikut dalam rombongan kapal Portugis mendarat di Nusantara pada awal abad ke-16. Orang-orang Yahudi ini menetap di sekitar Selat Malaka, pantai utara Sumatera, dan Pulau Jawa.
Tidak mudah mencari tahu jejak dan riwayat Mussry. Maklum saja, cuma segelintir keturunan Yahudi mengenal sejarahnya. Apalagi, isu mengenai Yahudi di Indonesia sangat sensitif. Kebanyakan kaum muslim menyamaratakan kaum Yahudi itu bedebah. Alhasil, orang-orang keturunan Yahudi menyembunyikan identitas mereka.
Merdeka.com berhasil mengontak tiga orang keturunan Yahudi paham soal Charles Mussry, yakni Rachel, Merry, dan Maureen. Ketiganya adalah Yahudi asal Bagdad, Irak, dan pernah menetap di Surabaya. Mereka awalnya sangat kaget bagaimana merdeka.com bisa mengetahui identitas mereka sebenarnya.
Racchel kini tinggal di Jakarta, Merry di Surabaya, dan Maureen di Tangerang. "Soal Yahudi itu di sini (Indonesia) amat sensitif," seorang putra Maureen saat ditemui di kediamannya lega nan asri di Tangerang, Banten. Di teras rumahnya terpampang sejumlah bingkai foto mendiang Presiden Soekarno . "Kakak ayah saya memang dekat dengan Soekarno ."
Merry membenarkan soal jasa Mussry bagi bangsa Indonesia. "Dia dan keluarga Mussry lainnya ikut berjuang dalam pertempuran 10 November di Surabaya," ujarnya kepada merdeka.com dua pekan lalu.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komunitas yahudi di Surabaya sudah eksis sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka bukan orang-orang biasa, ada saudagar kaya raya hingga arsitek bangunan megah.
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaBerikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Pahlawan adalah salah satu cara menghargai jasa para Pahlawan. Namun apa itu Hari Pahlawan?
Baca SelengkapnyaGubernur Suryo melobi penjajah agar tak sewenang-wenang pada rakyat Jawa Timur. Perjuangannya mengharukan.
Baca SelengkapnyaPertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak bisa dilepaskan dari keberadaan kereta api.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca Selengkapnya