Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hikayat Budi Waseso, tukang ojek jadi Jenderal

Hikayat Budi Waseso, tukang ojek jadi Jenderal Budi Waseso. ©2015 merdeka.com/benny silalahi

Merdeka.com - "Kalau tidak salah gaji saya waktu itu masih Rp 500 ribu dan itu tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari," kata Komisaris Jenderal Budi Waseso memulai perbincangan denganmerdeka.com tentang jalan panjang karirnya sebagai anggota Bhayangkara, Rabu pekan lalu.

Buwas, begitu sapaan bagi Komisaris Jenderal Budi Waseso, yang digunakan oleh media. Lelakikelahiran Pati, Jawa Tengah itu rupanya memiliki pengalaman berliku sebelum kini berpangkat Jenderal bintang tiga. Jika ada sinetron berkisah soal "Tukang Bubur Naik Haji", maka cerita hidup Buwas dapat disebut cerita tukang ojek jadi Jenderal.

Lulus dari Akademi Kepolisian pada 1984, ternyata tidak menjamin kehidupan Budi Waseso bakal berkecukupan.

Apalagi saat itu, Komjen Buwas sudah menikah dan memiliki anak. Gajinya sebagai abdi Bhayangkara pas-pasan buat menghidupi anak istri untuk urusan perut sehari-hari.

Di tengah kesulitan, Komjen Budi Waseso justru mencari cara agar tak mengurangi jatah dapur buat keluarganya. Berbagai cara dilakukan, mulai jadi sopir taksi, calo bahan bangunan hingga tukang ojek pernah dilakoni Buwas.

Kisahnya begini. Pada 1994, sewaktu masih berpangkat Kapten Buwas yang sudah menikah dan memiliki anak satu merasa memiliki beban dan tanggung jawab besar untuk menghidupi keluarganya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa membuat fulus untuk istrinya berkurang, Buwas putar otak. Idenya ialah memanfaatkan motor Vespa yang dia beli dari temannya seharga Rp 350 ribu untuk ngojek.

Tanpa malu-malu Buwas nekat menjadi tukang ojek, di kawasan pasar Induk Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tiap pulang bertugas, Buwas mencari sewa penumpang. Uang yang ia dapat untuk memenuhi kebutuhannya sehari mulai dari ongkos hingga rokok.

"Saya berpikir bagaimana caranya gaji saya sebagai Polisi itu hanya untuk keluarga. Sementara untuk rokok dan uang bensin harus saya cari sendiri," ujarnya dengan suara serak.

Prinsipnya, Buwas tak mau menyusahkan istrinya untuk membagi gajinya buat ongkos berangkat kerja dan memenuhi kebutuhan jajan rokoknya sehari-hari. Selama tidak mencuri dan tidak memanfaatkan pekerjaannya sebagai Polisi, Buwas justru memilih sampingan menjadi tukang ojek.

Saban pulang dinas, Budi Waseso langsung menanggalkan seragamnya dan berganti pakaian layak orang biasa. Identitas sebagai tukang ojek selalu ia sembunyikan dari teman-teman kantornya. Prinsipnya, Buwas mengaku lebih baik bekerja keras dan mencari nafkah dengan cara jujur, daripada mengandalkan bantuan teman di kantornya.

"Mereka tidak ada yang tahu, saya pikir itu urusan pribadi saya. Kalau mereka tau lalu nanti orang melihat kita nanti minta belas kasihan, nah saya tidak mau. Saya orangnya tidak mau minta belas kasihan," kata Buwas menegaskan.

Selain mengojek, Budi Waseso juga pernah menjadi calo bahan bangunan. Biasanya saat mengojek apabila melihat ada perumahan yang sedang dibangun, dia langsung menghampirinya dan berbicara dengan sang mandor untuk menawarkan bahan bangunan, seperti pasir, semen dan batu bata. Setiap menjual bahan bangunan, Buwas mengambil selisih Rp 5.000 dan uangnya untuk tabungan.

"Lumayan bisa dapat untung Rp 5.000. Jadi mereka mesan apa, saya carikan harga yang termurah. Modalnya kejujuran, kalau ada niat pasti ada jalan," jelasnya.

Perjuangan Buwas akhirnya tak sia-sia, selama mengabdi di Korps Bhayangkara karir Budi Waseso dibilang moncer. Pada 2009, Budi menjabat sebagai Kepala Bidang Propram Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Setahun kemudian, Buwas ditarik ke Markas Besar Polri untuk menempati posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri.

Buwas juga sempat menjadi Kapolda Gorontalo dengan pangkat Brigjen Polisi pada tahun 2012. Sebelum naik pangkat menjadi Irjen dirinya kembali ditarik ke Mabes Polri dan mengisi posisi Widyaiswara Utama Sespim Polri pada tahun 2013. Dia lalu mendapat dua bintang di pundak saat menjabat Kasespim Polri pada 2014.

Bak meteor, 19 Januari 2015, Budi Waseso menyandang posisi Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Sebulan kemudian, pangkatnya naik setingkat menjadi komisaris jenderal polisi alias jenderal bintang tiga. Kini pria yang sempat melakoni pekerjaan mengojek di sela dinas, didapuk menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional.

(mdk/arb)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kapten Polisi Rela jadi Tukang Ojek karena Gaji Pas-Pasan, Tak Disangka Kariernya di Polri Moncer Hingga Raih Bintang 3
Kapten Polisi Rela jadi Tukang Ojek karena Gaji Pas-Pasan, Tak Disangka Kariernya di Polri Moncer Hingga Raih Bintang 3

Kisah Kapten Polisi yang rela menjadi tukang ojek karena gaji pas-pas tak disangka kariernya moncer.

Baca Selengkapnya
Mantan Wakapolri, Pensiunan Komjen Polisi Ini Pernah Bercita-cita Jadi Sopir Bus Malam
Mantan Wakapolri, Pensiunan Komjen Polisi Ini Pernah Bercita-cita Jadi Sopir Bus Malam

Cerita mantan Wakapolri pernah punya banyak cita-cita dari pilot hingga sopir bus malam.

Baca Selengkapnya
Komjen Polisi Rasakan Gaji Rp38 Ribu, Tiap Malam Lihat Anak Tidur
Komjen Polisi Rasakan Gaji Rp38 Ribu, Tiap Malam Lihat Anak Tidur "Bisa Enggak Menyekolahkan?"

Ketika menyandang pangkat perwira pertama kepolisian, ia hanya menerima gaji puluhan ribu. Sementara, ia sudah harus menanggung kebutuhan keluarganya.

Baca Selengkapnya
Tak Gengsi, Bripka Budi Nugroho Sukses Miliki Bisnis Jual Beli Grobak Angkringan
Tak Gengsi, Bripka Budi Nugroho Sukses Miliki Bisnis Jual Beli Grobak Angkringan

Berbekal tekad begitu besar, nyatanya usaha yang dijalaninya ini berbuah kesuksesan.

Baca Selengkapnya
Tak Mampu Beli Beras Sampai Kelaparan, Bocah Ini Dulu Susah Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan
Tak Mampu Beli Beras Sampai Kelaparan, Bocah Ini Dulu Susah Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menceritakan cerita masa kecilnya yang tak mampu beli beras hingga harus ke sawah setiap pagi.

Baca Selengkapnya
Tak Mau Bebani Ortu & jadi Ojol Demi Bisa Kuliah, Momen Kelulusan Pria Ini Bikin Haru 'Akhirnya Sampai di Titik Ini'
Tak Mau Bebani Ortu & jadi Ojol Demi Bisa Kuliah, Momen Kelulusan Pria Ini Bikin Haru 'Akhirnya Sampai di Titik Ini'

Selama empat tahun berjuang, kerja kerasnya kini mulai terbayarkan.

Baca Selengkapnya
Kecil Cari Uang Menyemir Sepatu Tentara, Ternyata Nasibnya Jadi Jenderal Bintang Empat
Kecil Cari Uang Menyemir Sepatu Tentara, Ternyata Nasibnya Jadi Jenderal Bintang Empat

Ini perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.

Baca Selengkapnya
Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'
Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'

Pak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.

Baca Selengkapnya
Kehidupan Sulit Anak Para Sopir ini Berubah Manis, jadi Jenderal TNI Hingga Sosok Berpengaruh di Indonesia
Kehidupan Sulit Anak Para Sopir ini Berubah Manis, jadi Jenderal TNI Hingga Sosok Berpengaruh di Indonesia

Ayah Try Sutrisno merupakan sopir Ambulans, sementara ayah Luhut Bisnsar sopir bus.

Baca Selengkapnya
Lahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun
Lahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun

Lahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun

Baca Selengkapnya
Terlahir dari Keluarga Miskin, Kini Mas Hadi Jadi Juragan Bakso Miliki Tiga Cabang
Terlahir dari Keluarga Miskin, Kini Mas Hadi Jadi Juragan Bakso Miliki Tiga Cabang

Perjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Tito Berhasil jadi Polisi Angkat Derajat Ortu, Ayahnya Kuli Bangunan dan Tinggal di Rumah Sempit
Kisah Haru Tito Berhasil jadi Polisi Angkat Derajat Ortu, Ayahnya Kuli Bangunan dan Tinggal di Rumah Sempit

Berikut kisah haru Tito yang berhasil menjadi polisi dan mengangkat derajat orang tua.

Baca Selengkapnya