Jejak terlupakan pahlawan Komarudin
Merdeka.com - Nama jalan itu tidak begitu kesohor. Padahal jalan itu merupakan jalan penghubung antara Kelurahan Penggilingan Cakung menuju arah Bekasi, Jawa Barat. Saban hari kerja jalan itu selalu diserbu kendaraan bermotor. Bahkan pada jam-jam sibuk jalan itu kerap dilanda kemacetan.
Tapi siapa peduli dengan nama yang tertera pada plang dengan cat berwarna hijau jalan itu. Padahal dia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Dialah Komarudin. Seorang pemuda asli Cakung, Jakarta Timur, yang rela meregang nyawa dihantam peluru penjajah.
Namun namanya hanya dikenang sebagai nama jalan yang terselip tertutup di tiang Perusahaan Listrik Negara. "Ketika zaman penjajahan Belanda dan Jepang dialah pejuang asli Cakung," ujar Haji Nasir, 50 tahun cucu Haji Jaman, teman seperjuangan Komarudin saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Cakung Jakarta Timur, kemarin.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa orang Batak terkaya di era penjajahan Jepang? Pria kelahiran 16 Oktober 1916, Balige, Sumatera Utara ini merupakan pria batak paling kaya di era penjajahan Jepang.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Siapa yang mendirikan Jatinegara? Terkait asal usul Jatinegara menjadi wilayah permukiman, cikal bakal munculnya ketika Pangeran Jayakarta yang merupakan putra Kesultanan Banten diburu oleh VOC.
Nama Komarudin memang sudah sejak tahun 1976 dijadikan sebagai nama jalan. Tujuannya tak lain ialah mengenang perjuangannya melawan penjajahan. Komarudin menurut Haji Nasir ialah putra Betawi asli Cakung. Saat zaman penjajahan dulu, Komarudin merupakan orang paling disegani di Kampung Bhayangkari. Sebuah kampung yang menjadi cikal bakal nama Cakung.
Perjuangannya memang tidak tercatat secara utuh dalam buku sejarah. Bahkan literatur mengenai Komarudin minim didapat. Namun bagi warga asli Cakung, nama Komarudin tidak lah asing di telinga. Perjalanan karir Komarudin bermula saat penjajahan Belanda sebelum kemerdekaan tahun 1945. Berdasarkan cerita yang berkembang pada warga asli Cakung, dulu Komarudin merupakan orang paling disegani.
Kedatangan Belanda untuk menguasai cakung menjadi basis tentara Belanda menjadi cikal bakal perjuangan Komarudin bermula. Saat itu Belanda berambisi menguasai Cakung buat dijadikan basis tentara lantaran dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priuk. Apalagi berdasarkan peninggalan yang kini masih nyata, Belanda membuat gudang senjata pasukannya untuk membombardir bumi pertiwi.
Ihwal cerita perjuangan Komarudin memang minim. Maklum sumber-sumber cerita dan teman seperjuangan Komarudin pun sudah menghadap sang khalik. Menurut Haji Nasir seperti diceritakan oleh mendiang kakeknya yang dikenal dengan nama Kong Jaman, Komarudin mulai gerah ketika kedatangan Belanda ke Jakarta untuk menguasai wilayah Cakung.
Kala itu Belanda mulai berlaku semena-mena pada warga. Belanda mengusir warga kampung untuk mendirikan basis pertahanan tentaranya dari wilayah timur. Komarudin tak tinggal diam, dia mulai mengatur strategi bersama temannya untuk melakukan perlawanan. "Orang-orang kampung pada saat itu dibunuh dan diusir dari kampung lantaran ingin menguasai daerah tersebut," ujar Haji Nisan.
Hingga akhirnya Komarudin tewas dalam pertempuran dengan Belanda. Menurut cerita yang berkembang, Komarudin tewas terkena peluru oleh tentara sekutu. Jasadnya pun di kebumikan di daerah Cakung. Namun sayang keberadaan pusara Komarudin tidak diketahui lantaran sejak kemerdekaan, pembangunan di wilayah cakung begitu masif.
Karena perjuangannya, inisiatif menjadikan nama Komarudin sebagai nama jalan di motori oleh Haji Rasuis pada tahun 1976. Tujuannya ialah mengenang perjuangan putra Betawi asli Cakung yang rela mengorbankan jiwanya untuk kemerdekaan. Padahal, sebelum bernama Jalan Komarudin, dulunya nama jalan itu ialah Jalan Swadaya.
Selamat Jalan Pahlawan Komarudin. Namamu memang tak tercatat dalam buku sejarah. Namun warga Cakung selalu mengingat mu dalam perbincangan. Merdeka!!! (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaSalah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.
Baca SelengkapnyaBerprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.
Baca SelengkapnyaPangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaHarun Kabir selalu berkata, kalau kita tidak manusiawi, lalu apa bedanya kita dengan para penjajah yang kita perangi?
Baca Selengkapnya