Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Primbon, kriminologi dan teori labelling

Primbon, kriminologi dan teori labelling Kitab Primbon Betaljemur Adamakna. ©istimewa

Merdeka.com - Medio 2007 lalu, Hery seorang mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengajukan kerangka penelitian (outline) untuk skripsi. Judul yang diangkat menggelitik dan dianggap menyimpang dari dari yang lazim.

Dia mengambil judul 'Pengaruh Weton Rabu Wage dalam Tindak Kejahatan dengan judul kecil 'Tinjauan Sosiologis di Lapas Nusakambangan'. Bukan tanpa alasan Hery mengambil judul tersebut.

"Rencana untuk mengangkat Primbon dalam skripsi muncul saat mengikuti mata kuliah kriminologi. Kebetulan salah satu mata kuliah wajib di Fakutas Hukum adalah kriminologi atau mencari sebab-sebab kejahatan," ujar Hery kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

Dalam mata kuliah kriminologi diajarkan aliran positivis yang dipupolerkan Cesare Lombrosso (1835-1909). Lombroso adalah seorang dokter dari Italia yang mendapat julukan Bapak Kriminologi Modern lewat teorinya yang terkenal yaitu Born Criminal.

Menurut Lombroso, seorang penjahat adalah orang yang memiliki bakat untuk menjadi jahat. Bakat jahat tersebut berasal dari keturunan secara genetik. Bakat jahat tersebut juga tidak dapat ditolak serta tidak dapat diubah.

Lombroso mendasarkan teorinya pada hasil penelitiannya terhadap narapidana di sebuah penjara. Sebagai seorang ahli forensik (kedokteran kehakiman) Lombroso meneliti tengkorak kepala para narapidana. Dia lalu mencoba untuk menemukan korelasi antara bentuk fisik dengan sebab kejahatan. Pada akhirnya dia mencetuskan sebuah teori aneh. Menurut Lombroso seseorang yang memiliki bakat jahat memiliki ciri fisik tertentu seperti wajah asimetris, bibir yang tebal, rambut keriting, hidung pesek, dagu lancip, tulang pipi yang keras.

"Teori Lombroso tentu mendapat penolakan dan pertentangan baik dari sisi agama maupun sosial. Namun bukan penelitiannya ini kemudian membuat dia dianggap sebagai Bapak Kriminologi modern, tetapi usaha yang gigih untuk mencari sebab-sebab atau mengenali kejahatan," ujarnya.

Lalu apa hubungannya dengan Primbon dan weton?

primbon

primbon ©2015 merdeka.com/istimewa

Dalam Kitab Betaljemur Adammakna, salah satu bab menulis tentang watak seseorang. Dalam Primbon, secara garis besar watak manusia dibagi menjadi 35 karakter. 35 Ini dari perkawinan 7 hari (Senin sampai Minggu) dan 5 pasaran (Kliwon, Pahing, Legi, Pon dan Wage). Jadi hari Senin misalnya, ada Senin Kliwon, Senin Pahing, Senin Legi, Senin Senin Pon dan Wage. Begitu juga hari lainnya.

Dalam primbon, tidak cuma karakter dan sifat dasar, tetapi ada juga kecenderungan sifat negatif masing-masing hari. Misalnya weton Rabu Wage memiliki kecenderungan mencuri bila terdesak.

"Nah benarkah mereka yang suka mencuri itu wetonnya Rabu Wage? Ini rencananya yang akan saya teliti. Mengapa kita lebih bisa menerima ramalan watak dari zodiak atau shio yang hanya membagi watak manusia menjadi 12 karakter dan bersumber dari budaya lain, padahal kita juga punya budaya itu," ujarnya.

Namun outline yang dia serahkan ke kampus ditolak. Di atas papan pengumuman di pusat administrasi, outline ditolak dengan alasan judul tersebut tidak masuk ranah hukum pidana. Hery pun menemui dosen ketua hukum pidana.

Menurut Hery, judulnya outlinenya berkaitan dengan mata kuliah Kriminologi. Dan Kriminologi itu itu masuk dalam ranah hukum pidana di Fakutas Hukum Unsoed. Namun setelah menjelaskan alasannya, dosen tersebut memiliki pandangan lain sehingga judul tersebut dinilai tidak layak.

"Sarjana hukum itu harus berpikiran ke depan. Bukan malah mundur ke belakang. Meneliti primbon itu artinya kamu tidak berpikir ke depan, yang lain sudah berpikiran ke bulan sampeyan masih saja primbon diutak-atik," ujar Hery menirukan dosen tersebut.

Hal lain yang menjadi pertimbangan menolak outline judul tersebut karena ditakutkan menghidupkan teori labelling. Seseorang dengan weton Rabu Wage yang dianggap punya penyimpangan mencuri maka akan dicap sebagai pencuri. Semua orang yang lahir di pasaran itu akan dianggap sebagai pencuri.

"Padahal diteliti saja belum. Belum tentu benar apa yang ada dalam primbon itu," ujarnya.

kitab primbon betaljemur adamakna

Kitab Primbon Betaljemur Adamakna ©istimewa

Primbon hingga kini memang masih dipegang teguh sebagian masyarakat Jawa. Namun tentu sudah banyak yang mulai meninggalkan tradisi unik ini. Di era yang serba modern ini sudah banyak yang mulai meninggalkan petungan atau hitungan ala Jawa ini.

Plt Raja Keraton Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger mengatakan usaha untuk merasionalkan primbon memang masih sangat minim. Hal ini karena primbon dianggap sebagai budaya yang kuno, musrik dan kejawen. Padahal apa yang ditulis dan diyakini dalam primbon bisa dirasionalkan.

"Masalahnya tidak banyak yang bisa menjelaskan (soal primbon). Terkadang ada yang tahu primbon tetapi tidak dalam. Itu yang membuat primbon itu semakin ditinggalkan. Padahal bisa dijelaskan secara ilmiah," ujar KGPH Puger kepada merdeka.com dalam perbincangan dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.

Menurut KGPH Puger, primbon merupakan sebuah budaya turun temurun yang banyak mengandung filosofi budaya Jawa. Tujuan primbon agar manusia memahami dan lebih waspada dalam hidup dengan cara membaca tanda-tanda alam yang ditulis oleh para leluhur.

"Kalau ada kajian-kajian tentu kita mendukung. Bisa datang langsung ke keraton atau bertemu saya. Nanti akan saya jelaskan secara gamblang," imbuhnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari
Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Surakarta yang Diduga Lakukan Tabrak Lari

Pengangkatannya sebagai putra mahkota sempat mengundang polemik.

Baca Selengkapnya
Melihat Peninggalan Era Hindu-Buddha di Kulon Progo, Penuh Misteri yang Belum Terpecahkan
Melihat Peninggalan Era Hindu-Buddha di Kulon Progo, Penuh Misteri yang Belum Terpecahkan

Sebagian besar peninggalan kuno itu sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.

Baca Selengkapnya
Membedah Sejarah Suro, Bulan Sakral Dalam Kalender Jawa
Membedah Sejarah Suro, Bulan Sakral Dalam Kalender Jawa

Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram mengakulturasikan kalender Hijriyah sebagai kalender Jawa

Baca Selengkapnya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya
Viral Video Keluarga Keraton Surakarta Ribut-Ribut sampai Adu Mulut, Ini Duduk Perkaranya

Sebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.

Baca Selengkapnya
Sidang Sengketa Pilpres, Margarito Pertanyakan Kolerasi Pengangkatan Pj Kepala Daerah dengan Kemenangan Prabowo-Gibran
Sidang Sengketa Pilpres, Margarito Pertanyakan Kolerasi Pengangkatan Pj Kepala Daerah dengan Kemenangan Prabowo-Gibran

Margarito menilai keterlibatan penjabat kepala daerah memenangkan Prabowo-Gibran perlu dibuktikan secara hukum.

Baca Selengkapnya
Sentil Kerja Gibran usai jadi Cawapres, PKS Sebut Stunting di Solo Belum Beres
Sentil Kerja Gibran usai jadi Cawapres, PKS Sebut Stunting di Solo Belum Beres

Menurut Sugeng, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Gibran di Solo.

Baca Selengkapnya
Melihat Kirab Belasan Pusaka Keraton Surakarta, Tujuh Kerbau Bule Pimpin Arak-arakan Diikuti Ribuan Abdi Dalem
Melihat Kirab Belasan Pusaka Keraton Surakarta, Tujuh Kerbau Bule Pimpin Arak-arakan Diikuti Ribuan Abdi Dalem

Tujuh kerbau bule keturunan Kiai Slamet menjadi cucuk lampah (pemimpin kirab) arak-arakan yang diikuti lebih dari 5.000 abdi dalem, sentana dan kerabat keraton.

Baca Selengkapnya
Melihat Momen Sakral Malam 1 Suro Mangkunegaran, Diakhiri Rebutan Sisa Air Jamasan Pusaka
Melihat Momen Sakral Malam 1 Suro Mangkunegaran, Diakhiri Rebutan Sisa Air Jamasan Pusaka

Bagi masyarakat Jawa, malam pergantian tahun baru ini merupakan ajang perenungan diri.

Baca Selengkapnya
Keseruan Ganjar Pranowo Ikut Kirab Malam Satu Suro di Solo, Berlangsung Khidmat
Keseruan Ganjar Pranowo Ikut Kirab Malam Satu Suro di Solo, Berlangsung Khidmat

Ganjar mengatakan kalau acara kirab tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Sejumlah Nama Masuk Radar Cagub Jakarta, Ada 'Pak Bas'
PDIP Ungkap Sejumlah Nama Masuk Radar Cagub Jakarta, Ada 'Pak Bas'

Alih-alih menanggapi proses tindaklanjut kerja sama dengan Anies, Hasto justru menegaskan PDIP sudah memiliki sejumlah nama yang sudah masuk dalam radarnya.

Baca Selengkapnya
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung
Sejarah Malam 1 Suro, Tradisi Perayaan Islam Jawa Era Sultan Agung

Tanggal 1 Suro diperingati setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1, dan biasanya disebut malam satu suro.

Baca Selengkapnya
Hasto: Kapolri Harusnya Jawab Begitu Banyak Laporan Kader PDIP yang Diintimidasi
Hasto: Kapolri Harusnya Jawab Begitu Banyak Laporan Kader PDIP yang Diintimidasi

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengomentari pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal estafet kepemimpinan.

Baca Selengkapnya