Sisi gelap Tokyo kecil di Blok M
Merdeka.com - Kawasan Blok M memang sudah dikenal dijuluki dengan sebutan 'Little Tokyo' sejak tahun 1990an. Banyak restoran dan tempat karaoke hingga hotel berdiri di tempat ini. Lokasinya tepat berada di seberang Blok M Plaza atau belakang Blok M Square. Di sana lah, tempat-tempat hiburan malam bernuansa Jepang berjejer.
Hasan salah seorang warga asli Kebayoran Baru juga berdagang di daerah Blok M ini menceritakan, sebelum di sebut dengan Tokyo kecil, awalnya kawasan sekitar jalan Melawai, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan merupakan hunian ekspatriat Jepang yang bekerja di Indonesia. Ramainya ekspatriat, juga berbarengan dengan menjamurnya kedai-kedai makan ala Jepang pada saat itu.
Hingga akhirnya pembangunan di kawasan yang akrab di sebut Blok M ini berdiri sebuah pusat perbelanjaan. Kawasan itu pun makin ramai berdiri pertokoan-pertokoan. Namun bisnis restoran Jepang rupanya juga ikut tumbuh subur seiring dengan ramainya pusat perbelanjaan itu.
-
Dimana Pasar Malam zaman Jepang di Jakarta diselenggarakan? Beginilah kondisi pasar malam di wilayah Jakarta sekitar tahun 1940-an.
-
Apa yang mereka lakukan di Tokyo? Mereka terlihat puas setelah menikmati berbagai wahana seru meskipun cuaca di Tokyo sangat panas.
-
Kapan Pasar malam Jakarta di zaman Jepang diadakan? Diadakan pada 25 Juni 1943 Menurut keterangan yang dihimpun, pasar malam ini dilangsungkan pada tanggal 25 Juni 1943.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Kenapa orang tertarik ke Jepang? Siapa yang tak tergoda saat ditawari liburan ke luar negeri? Apalagi jika tujuannya adalah Jepang, rasanya susah buat ditolak, bukan?
-
Bagaimana nuansa Jepang di pasar malam tersebut? Kental nuansa Jepang Mengutip kanal YouTube Jasmerah Jadul, nuansa Jepang saat itu mendominasi tempat-tempat hiburan di berbagai daerah setelah tahun 1940.
"Dulu ini kaya semacam mes penginapan orang-orang Jepang. Itu sekitar tahun 1980," ujar Hasan saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu malam pekan kemarin.
Namun waktu berubah ketika pusat perbelanjaan yang dulunya bernama Aldiron Plaza itu berubah menjadi Blok M Plaza, ramainya anak muda Jakarta mendatangi tempat ini juga ikut mendatangkan Para Pekerja Komersial buat mangkal. Perkembangan itu pun membuat sebagian orang-orang Jepang yang menghuni kawasan-kawasan ini pindah satu per satu. Namun tidak bagi restoran yang terus tumbuh hingga saat ini.
Untuk menarik perhatian para ekspatriat Jepang berkunjung kembali ke kawasan Melawai, para pengusaha kemudian mendirikan hiburan malam berupa tempat karaoke khusus untuk orang Jepang. Sejumlah ruko dan bangunan tua disulap menjadi tempat karaoke, panti pijat, dan juga klub malam dengan nuansa negeri Sakura.
"Setelah reformasi, orang Jepang mulai datang lagi ke sini dan ramai," ujar Hasan.
Ramainya tempat hiburan ini kemudian membawa perubahan juga dengan konsep yang ditawarkan. Masing-masing tempat karaoke itu juga menyediakan wanita bisa diajak tidur. Namun orang Jepang bukan warga sembarangan menikmati pelacuran. Mereka biasanya begitu selektif. Orang Jepang suka dengan wanita yang bersih-bersih.
"Kalau hari libur biasanya banyak orang Jepang datang ke sini," tutur Hasan.
Selain tempat hiburan, untuk menarik kembali para perhatian para ekspatriat biasanya setiap tahun diadakan festival seni kebudayaan dan kuliner Jepang bertajuk 'Little Tokyo'. Festival ini biasanya diramaikan dengan stand makanan-minuman dan pernak pernik berbau Jepang. Selain itu juga ada pertunjukan seperti Mikoshi, Dashi, performance Eisa, Yosakoi. Kemudian ada juga pertunjukan modern seperti musik dan cosplay.
"Kalau Festival itu rutin tiap tahun, awal dibuat itu tahun 2010. Itu ramai yang datang, biasanya sebelum bulan puasa,"kata Hasan. Festival 'Little Tokyo' ini juga telah mendapatkan pengakuan Walikota Jakarta Selatan pada tahun 2011 dan masuk ke dalam rangkaian jadwal acara tahunan kota Jakarta.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ji Lak Keng atau Jilakeng kerap kali disebut-sebut sebagai ‘Las Vegas-nya Batavia’ karena menjadi tempat hiburan dan prostitusi teramai di Batavia.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaOrnamen di pasar malam ini kental akan nuansa Jepang. Lalu ada juga klinik kesehatan.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran di negara-negara berkembang Asia masih menjadi tantangan signifikan.
Baca SelengkapnyaDi sana ada beragam hiburan mulai dari pameran seni, pertunjukan musik, serta pasar barang antik murah meriah.
Baca SelengkapnyaGedung ini awalnya jadi lokasi hiburan militer bagi kalangan warga Belanda
Baca SelengkapnyaGemerlap kota Las Vegas ternyata ada di Indonesia. Lokasi berada di gang sempit di Jakarta dan sempat menjadi favorit orang kalangan atas Belanda & Tionghoa.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang ternyata juga mempunyai sisi lain yang tidak banyak diketahui orang kebanyakan.
Baca SelengkapnyaMeskipun Jepang terkenal di luar negeri karena kebersihannya, tetapi gambaran tersebut tidak sepenuhnya benar bagi Samurai Pemulung.
Baca SelengkapnyaTidak hanya tingkat kemiskinan, angka kriminalitas di kota ini juga cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaMasjid ini sempat menjadi bahan pembicaraan netizen, karena digunakan sebagai tempat menikah oleh Syahrini dan Maia Estianty.
Baca SelengkapnyaAl Hambra adalah bioskop pertama di Jogja. Pada awal kemunculannya, bioskop ini dibagi menjadi dua kelas berdasarkan status sosial masyarakat pada saat itu.
Baca Selengkapnya