Kenaikan tarif impor membuat produsen mobil Eropa khawatir akan balasan dari Tiongkok.
Produsen Mobil Eropa Was-was Tiongkok Bakal Balas Dendam, Gara-gara Tarif Impor Naik
Kebijakan UE ditentang oleh produsen mobil Eropa seperti Volkswagen dan Mercedes-Benz.
Kenaikan tarif impor membuat produsen mobil Eropa khawatir akan balasan dari Tiongkok
Pemerintah Tiongkok memberikan subsidi kepada produsen mobil listrik, sehingga mereka dapat menurunkan harga untuk bersaing dengan kendaraan listrik global, hal ini dilansir dari Auto Pro (16/6). Kebijakan tersebut membuat produsen mobil Eropa khawatir akan adanya tindakan "balas dendam" dari Tiongkok setelah Uni Eropa (UE) mengumumkan penerapan tarif impor hingga 38,1% untuk kendaraan listrik yang diproduksi di Tiongkok.
Kebijakan UE ini membuat produsen mobil Eropa seperti Volkswagen dan Mercedes-Benz khawatir akan dampaknya terhadap bisnis mereka di masa depan, mengingat tindakan balasan yang mungkin dilakukan oleh Tiongkok.
Kunci pertumbuhan ekonomi, menurut mereka, adalah pencabutan pembatasan dan perluasan perdagangan yang adil dan bebas.
Dalam konteks ini, tarif impor baru ini diterapkan untuk kendaraan dari SAIC, Chery, GWM, Nio, Xpeng, dan BMW selain itu, UE sedang berdialog dengan otoritas Tiongkok untuk membahas hasil penyelidikan dan mencari solusi alternatif terhadap masalah persaingan tidak sehat ini. Jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, tarif impor maksimum hampir 40% akan segera diterapkan.
Chery, GWM, Nio, Xpeng, dan BMW dikenakan tarif rata-rata sebesar 21%. Sementara itu, Geely, Polestar, Lotus, dan Zeekr dikenakan tarif 20%. BYD, merek kendaraan listrik terbesar di dunia saat ini, dikenakan tarif sebesar 17,4%.