1,3 Juta Keluarga di Banten Berisiko Memiliki Anak Stunting
Merdeka.com - Sebanyak 1,3 juta keluarga di Banten berisiko mempunyai anak stunting. Angka ini didasarkan pada sejumlah indikator yang ditemukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Banten.
"Keluarga yang berisiko mempunyai anak stunting dilihat dari ibunya terlalu sering melahirkan, terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, dan jarak melahirkan terlalu dekat, serta keluarga yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang layak dan tidak memiliki jamban. Risiko terhadap stunting," ujar Plt Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Banten Dadi Ahmad Roswandi, Kamis (27/10).
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Saat ini Provinsi Banten dengan jumlah penduduk 12 juta masuk 12 besar kasus stunting tertinggi di Indonesia.
-
Siapa yang berisiko stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi, serta faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.
-
Siapa yang berisiko terkena stunting? Stunting merupakan manifestasi jangka panjang dari berbagai faktor, seperti kurangnya asupan gizi yang memadai, pola asuh yang kurang tepat, sanitasi yang buruk, serta kondisi sosial ekonomi yang rendah.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Bagaimana Pemkot Bandung menurunkan angka stunting? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
-
Kenapa stunting jadi perhatian di Kecamatan Buahbatu? Sebab jika tidak ditangani akan berpengaruh ke masalah kesehatan dan kebutuhan gizi di masa pertumbuhan.
Pandeglang Tertinggi
Dadi berharap angka stunting di Banten dapat terus turun. Dia mengajak seluruh pihak terlibat untuk mewujudkannya.
"Berbagai pendampingan perlu dilakukan untuk mencegah stunting di Provinsi Banten. Mulai dari pendampingan calon pengantin, hingga pendampingan persalinan balita,"ujarnya.
Diketahui, angka prevalensi stunting di Provinsi Banten pada tahun 2021 mencapai 24,5 persen dari data jumlah balita. Sementara angka prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Pandeglang dengan 37,8 persen, diikuti Lebak 27,3 persen, Kabupaten Serang 27,2 persen. Kota Serang 23,4 persen, Kabupaten Tangerang 23,3 persen, Kota Cilegon 20,6 persen, Kota Tangsel 19,9 persen, dan Kota Tangerang 15,3 persen.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah keluarga risiko stunting di Kabupaten Bogor cenderung meningkat dalam setahun belakangan
Baca Selengkapnya798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaJumlah itu berdasarkan data diterima BKKBN Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan angka stunting turun 14% tahun ini
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026.
Baca SelengkapnyaPencegahan stunting bisa tergantung dari sejumlah faktor krusial seperti kestersediaan air minum serta sanitasi bersih.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan RPJMN 2020- 2024, prevalensi stunting ditargetkan turun hingga 14 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaStunting tetap bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas.
Baca SelengkapnyaPemkab Jember ingin mengurangi dampak buruk berkepanjangan
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca Selengkapnya"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Baca Selengkapnya