138 Kali Bencana Terjadi di Sumsel Sepanjang 2021, Kebakaran Rumah Mendominasi
Merdeka.com - Hingga Oktober 2021, 138 kali bencana terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Dari jumlah itu, kebakaran rumah penduduk mendominasi yang tercatat sebanyak 92 kali.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan, bencana hidrometeorologi di provinsi itu masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakatnya. Hanya saja tahun ini lebih dominan terjadi kebakaran rumah penduduk.
"Sudah ada 138 kali kejadian bencana, paling banyak kebakaran rumah, angkanya juga sangat tinggi, sampai 92 kejadian," ungkap Deru, Rabu (17/11).
-
Dimana kebakaran sering terjadi di Bantul? Di Kecamatan Banguntapan saja, sudah terjadi 10 kali kebakaran dengan objek rumah dan lahan sepanjang Juli ini.
-
Bagaimana kebakaran hutan menyebar? Kebakaran yang dimulai pada hari Selasa lalu ini menyebar dengan cepat, dipicu oleh angin Santa Ana yang membawa kecepatan hingga 80 mph.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
Dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kejadian angin puting beliung juga cukup sering, yakni sebanyak 20 kali. Bencana lain disusul banjir 15 kejadian, longsor dan banjir bandang masing-masing 5 kali.
"Bencana-bencana itu membuat 4.874 kepala keluarga terdampak," ujarnya.
Herman menambahkan, bencana alam cenderung lebih dominan terjadi pada saat musim hujan. Sebab, kondisi geografis daerah di Sumsel terbagi dalam dataran tinggi dan rendah.
Semisal di Pagaralam, Lahat, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu Selatan, rentan terjadi tanah longsong, banjir bandang, dan puting beliung karena berada di perbukitan dan pegunungan. Sementara di Sumsel bagian timur seperti Palembang, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Ogan Ilir, berada di dataran rendah dan perairan sehingga membuat banjir menjadi ancaman setiap datangnya musim hujan.
"Dataran tinggi rawan banjir bandang, longsor, dan angin puting beliung, sedangkan dataran rendah rentan terjadi banjir, belum lagi luapan sungai," ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap instansi terkait harus mengantisipasi terjadinya bencana di saat musim hujan. Personil dan kelengkapan peralatan mesti disiapkan sejak dini agar dampak lebih berbahaya dapat ditekan.
"Masyarakat juga perlu disosialisasikan, lakukan mitigasi sejak dini," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Sums Iriansyah mengatakan, kewaspadaan bencana hidrometeorologi akan berakhir hingga awal tahun depan. Bencana alam masih mengancam hampir seluruh wilayah itu.
"Mayoritas daerah di Sumsel rawan terjadi bencana alam, perlu diwaspadai," terangnya.
Dalam kesiapsiagaan dan penanganan, setidaknya 850 personel disiapkan, belum termasuk dari TNI dan polri. Peralatan dinilainya sudah mencukupi sehingga siap diturunkan ke lokasi bencana dengan cepat.
"Bantuan selama terjadinya bencana juga akan disalurkan, pasokan tersedia," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat, 96 rumah rusak tersebut tersebar di Sukabumi dan Bogor.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun ini tercatat sudah 242 kejadian kebakaran
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaSebaran kabut asap akibat karhutla ini membuat kualitas udara di Palembang memburuk dan lebih parah dari polusi di Jakarta.
Baca Selengkapnya