37 Balita di Kabupaten Ngawi menderita gizi buruk
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyatakan sebanyak 100 balita di wilayahnya saat ini mengalami kurang gizi sehingga harus mendapat perhatian secara khusus. Data Dinkes Ngawi mencatat, dari 100 balita kurang gizi tersebut, sebanyak 37 balita di antaranya menderita gizi buruk dan sisanya kekurangan gizi.
"Dinas telah berupaya maksimal. Namun, terkadang kasus kurang gizi dan bahkan gizi buruk disebabkan karena adanya penyakit ikutan atau penyerta," kata Kasi Gizi Dinkes Ngawi Ratna Yustisiani di Ngawi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (16/1).
Seperti kasus gizi buruk yang ditangani oleh Dinkes Ngawi terhadap balita Mukaromatul Kirom di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jogorogo. Balita berusia 4 tahun tersebut hanya memiliki berat badan 8 kilogram.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga status gizi anak? 'Mengetahui berat dan tinggi badan anak secara pasti akan membantu Anda dalam menilai sudah baik atau belum gizi yang diperoleh anak selama ini.'
-
Mengapa penting menjaga status gizi anak? Anak yang memiliki status gizi baik akan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal hingga dewasa.
-
Siapa yang perlu memperhatikan status gizi? 'Pencegahan itu ada pencegahan kanker dan pencegahan rekurensi (kekambuhan) kanker dengan memperhatikan status gizi masing-masing,' kata Wiji beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara menilai status gizi anak? Pada anak usia 0-5 tahun, penggunaan grafik WHO 2006 dengan cut off z score dapat memberikan gambaran status gizi.
-
Kapan situasi gizi buruk ini terjadi? 'Dalam dua pekan, kami mendeteksi lebih dari 250 pasien gizi buruk,' jelas direktur rumah sakit Kamal Adwan, Dr Hassam Abu Safah, dikutip dari Sky News, Selasa (9/7).
-
Kenapa balita kekurangan berat badan bisa berisiko? Balita yang memiliki berat badan kurang dari standar pertumbuhan dapat berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti stunting, anemia, dan infeksi.
Penderitaan balita perempuan tersebut disebabkan karena penyakit penyerta syaraf otak bawaan sejak lahir. Pada usia 4 bulan, balita tersebut telah menjalani operasi di salah satu rumah sakit.
Namun, setelah operasi, pertumbuhannya justru terhambat sehingga mengalami kurang gizi. Bahkan, Kirom dikategorikan mengalami gizi buruk stadium ringan.
Pihak dinas terkait telah melakukan penanganan khusus terhadap kasus Kirom dengan mengikutsertakan yang bersangkutan ke dalam program penanganan gizi buruk Restu Ibu.
"Namun, karena adanya penyakit penyerta, kondisi pertumbuhan balita Mukaromatul Kirom sulit disembuhkan," kata Ratna.
Rata-rata penyakit penyerta yang ditemukan pada kasus kurang gizi pada anak, kata dia, di antaranya TBC, jantung, saluran pernapasan, dan kelainan darah.
Sebanyak 100 balita kurang gizi tersebut saat ini sedang mendapat pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan Ngawi. Dinas juga berusaha untuk menyembuhkan penyakit penyerta yang menyerang si penderita agar segera sembuh sehingga peningkatan gizi dapat dilakukan.
Secara umum, kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Namun, mayoritas dari temuan kasus di Ngawi disebabkan oleh tingkat ekonomi dari keluarga balita. Faktor ekonomi keluarga yang rendah sangat berpengaruh pada asupan gizi yang diberikan pada balita.
Oleh karena itu, pihaknya akan lebih gencar lagi dalam memaksimalkan fungsi posyandu yang sangat berperan dalam memantau perkembangan kesehatan balita.
Pihaknya juga akan menugaskan para petugas kesehatan di puskesmas dan kader posyandu untuk turun langsung ke lapangan guna mendata dan memantau kesehatan balita di Ngawi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaMasalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
Baca SelengkapnyaPemerintah Provins Jawa Barat mencatat pasien anak yang menjalani cuci darah mencapai ratusan orang.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebutuhan mikronutrisi yang penting adalah garam beryodium dan zat besi.
Baca SelengkapnyaPemkab Jember ingin mengurangi dampak buruk berkepanjangan
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca SelengkapnyaMasalah stunting masih menjadi PR pemerintah untuk segera diselesaikan.
Baca SelengkapnyaBudi Gunadi mengimbau semua masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat.
Baca SelengkapnyaPuluhan ribu rumah warga Kabupaten Ngawi tidak layak huni buntut dari kemiskinan.
Baca SelengkapnyaOrang tua diminta hati-hati memberikan makanan pada anaknya.
Baca SelengkapnyaWamendagri Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil
Baca Selengkapnya