Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

37 Balita di Kabupaten Ngawi menderita gizi buruk

37 Balita di Kabupaten Ngawi menderita gizi buruk Anak-anak Gizi Buruk. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyatakan sebanyak 100 balita di wilayahnya saat ini mengalami kurang gizi sehingga harus mendapat perhatian secara khusus. Data Dinkes Ngawi mencatat, dari 100 balita kurang gizi tersebut, sebanyak 37 balita di antaranya menderita gizi buruk dan sisanya kekurangan gizi.

"Dinas telah berupaya maksimal. Namun, terkadang kasus kurang gizi dan bahkan gizi buruk disebabkan karena adanya penyakit ikutan atau penyerta," kata Kasi Gizi Dinkes Ngawi Ratna Yustisiani di Ngawi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (16/1).

Seperti kasus gizi buruk yang ditangani oleh Dinkes Ngawi terhadap balita Mukaromatul Kirom di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jogorogo. Balita berusia 4 tahun tersebut hanya memiliki berat badan 8 kilogram.

Penderitaan balita perempuan tersebut disebabkan karena penyakit penyerta syaraf otak bawaan sejak lahir. Pada usia 4 bulan, balita tersebut telah menjalani operasi di salah satu rumah sakit.

Namun, setelah operasi, pertumbuhannya justru terhambat sehingga mengalami kurang gizi. Bahkan, Kirom dikategorikan mengalami gizi buruk stadium ringan.

Pihak dinas terkait telah melakukan penanganan khusus terhadap kasus Kirom dengan mengikutsertakan yang bersangkutan ke dalam program penanganan gizi buruk Restu Ibu.

"Namun, karena adanya penyakit penyerta, kondisi pertumbuhan balita Mukaromatul Kirom sulit disembuhkan," kata Ratna.

Rata-rata penyakit penyerta yang ditemukan pada kasus kurang gizi pada anak, kata dia, di antaranya TBC, jantung, saluran pernapasan, dan kelainan darah.

Sebanyak 100 balita kurang gizi tersebut saat ini sedang mendapat pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan Ngawi. Dinas juga berusaha untuk menyembuhkan penyakit penyerta yang menyerang si penderita agar segera sembuh sehingga peningkatan gizi dapat dilakukan.

Secara umum, kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Namun, mayoritas dari temuan kasus di Ngawi disebabkan oleh tingkat ekonomi dari keluarga balita. Faktor ekonomi keluarga yang rendah sangat berpengaruh pada asupan gizi yang diberikan pada balita.

Oleh karena itu, pihaknya akan lebih gencar lagi dalam memaksimalkan fungsi posyandu yang sangat berperan dalam memantau perkembangan kesehatan balita.

Pihaknya juga akan menugaskan para petugas kesehatan di puskesmas dan kader posyandu untuk turun langsung ke lapangan guna mendata dan memantau kesehatan balita di Ngawi. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
36 Ribu Balita di Jakarta Alami Masalah Gizi
36 Ribu Balita di Jakarta Alami Masalah Gizi

798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.

Baca Selengkapnya
Menkes: Penyakit Besar di Indonesia Bukan Hanya Stroke dan Jantung Tapi Gizi
Menkes: Penyakit Besar di Indonesia Bukan Hanya Stroke dan Jantung Tapi Gizi

Masalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.

Baca Selengkapnya
42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar
42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar

Program tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).

Baca Selengkapnya
Ratusan Anak di Jabar Jalani Cuci Darah, Kemenkes Diminta Cepat Labeli Makanan Bergula Tinggi
Ratusan Anak di Jabar Jalani Cuci Darah, Kemenkes Diminta Cepat Labeli Makanan Bergula Tinggi

Pemerintah Provins Jawa Barat mencatat pasien anak yang menjalani cuci darah mencapai ratusan orang.

Baca Selengkapnya
Indonesia Hadapi Beban Tiga Lapis Malnutrisi
Indonesia Hadapi Beban Tiga Lapis Malnutrisi

Salah satu kebutuhan mikronutrisi yang penting adalah garam beryodium dan zat besi.

Baca Selengkapnya
Seluruh ASN di Jember Wajib Punya Anak Asuh, Ini Alasan Mendesak di Baliknya
Seluruh ASN di Jember Wajib Punya Anak Asuh, Ini Alasan Mendesak di Baliknya

Pemkab Jember ingin mengurangi dampak buruk berkepanjangan

Baca Selengkapnya
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia

Ancaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.

Baca Selengkapnya
Begini Upaya Bhayangkari Bantu Pemerintah Atasi Masalah Stunting
Begini Upaya Bhayangkari Bantu Pemerintah Atasi Masalah Stunting

Masalah stunting masih menjadi PR pemerintah untuk segera diselesaikan.

Baca Selengkapnya
Fenomena Anak Harus Cuci Darah, Menkes: Kurangi Minuman Gula
Fenomena Anak Harus Cuci Darah, Menkes: Kurangi Minuman Gula

Budi Gunadi mengimbau semua masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat.

Baca Selengkapnya
Angka Kemiskinan Tinggi, Puluhan Ribu Rumah Warga Ngawi Tak Layak Huni
Angka Kemiskinan Tinggi, Puluhan Ribu Rumah Warga Ngawi Tak Layak Huni

Puluhan ribu rumah warga Kabupaten Ngawi tidak layak huni buntut dari kemiskinan.

Baca Selengkapnya
Anak Obesitas Berpotensi Terkena Penyakit Degeneratif
Anak Obesitas Berpotensi Terkena Penyakit Degeneratif

Orang tua diminta hati-hati memberikan makanan pada anaknya.

Baca Selengkapnya
Kunjungan ke Jayawijaya, Wamendagri Ribka Ingatkan Bahaya Stunting bagi Anak-Anak
Kunjungan ke Jayawijaya, Wamendagri Ribka Ingatkan Bahaya Stunting bagi Anak-Anak

Wamendagri Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil

Baca Selengkapnya