37 Mahasiswa Sumsel Sudah Dievakuasi dari Sudan, Keluarga Diminta Tak Panik

Merdeka.com - Sebanyak 37 mahasiswa asal Sumatera Selatan yang kuliah di Sudan telah berada di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Dalam waktu dekat mereka akan dipulangkan ke Bumi Sriwijaya.

Wakil Rektor III Institut Agama Islam Alquran Al Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya Ogan Ilir Zaimuddin mengungkapkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan mahasiswa yang notabene alumni Pondok Pesantren Al Ittifaqiah (PPI) yang telah tiba di tanah air. Mereka dalam kondisi baik dan sedang ditangani pemerintah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

"Alhamdulillah sudah tiba di Jakarta dan sekarang diinapkan di Asrama Haji Jakarta," ungkap Zaimuddin, Jumat (28/4).Dari 37 mahasiswa yang dipulangkan, enam orang merupakan alumni PPI. Sementara puluhan mahasiswa lain berasal dari beragam pondok pesantren di Sumsel.

"Sebenarnya ada 9 orang alumni di Sudan, satu orang sedang di Jeddah dan kemungkinan besok baru tiba di Jakarta, dan dua lagi suami istri yang bekerja di KBRI di Sudan, mereka belum bisa pulang," ujarnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya berencana menjemput alumninya di Jakarta dan selanjutnya dibawa ke kampus PPI. Namun dia berharap ada gerak cepat dari pemerintah daerah untuk menjemput semua mahasiswa asal Sumsel itu agar bisa dipulangkan berbarengan.

"Kami sedang koordinasi dengan pemerintah daerah agar semuanya dijemput secara bersamaan dan segera tiba di kampung halaman," kata dia.

Ia juga berharap keluarga mahasiswa-mahasiswa itu tidak panik berlebihan. Zaimuddin memastikan mereka baik-baik saja dan ditangani oleh pemerintah selama berada di Asrama Haji Jakarta.

"Mereka bakal menginap selama lima hari ke depan sebelum dijemput, para orang tua jangan khawatir dan panik, Insyaallah semuanya baik-baik saja," pungkasnya.

Diketahui, 37 mahasiswa asal Sumsel bersama ratusan WNI lain yang berada di Sudan diberangkatkan dari Jeddah, Arab Saudi, ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 991 dan tiba pada hari ini. Mereka dievakuasi menyusul adanya perang saudara antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Rapid Support Angkatan di negeri itu.