7 Makelar ikan jadi korban penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Merdeka.com - Sejak Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap di padepokannya sejumlah pihak mulai mengaku menjadi korban. Sejumlah nelayan di Jembrana Bali, juga mulai menyebut-nyebut nama padepokan sesat tersebut.
Dikabarkan ada tujuh nelayan di pesisir Desa Pengambengan, Negara, Kabupaten Jembrana, tertipu penggandaan uang. Kabarnya, total kerugian yang dialami para nelayan ini cukup besar.
"Mereka yang tertipu ini bukan nelayan yang biasa melaut cari ikan. Tetapi para makelar ikan," tutur salah seorang nelayan di kawasan ini.
-
Siapa yang tertangkap di Kenjeran? Residivis yang ditangkap itu antara lain berinisial ADH, warga Sidoarjo, yang tertangkap di wilayah Kenjeran, Surabaya.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan DJP? Beberapa nomor dan website tersebut digunakan untuk beragam modus penipuan yang menyasar para wajib pajak.
-
Dimana penipuan DJP terjadi? Modus penipuan tersebut dilakukan dengan berbagai cara seperti phising, spoofing (penyaruan), penipuan mengatasnamakan pejabat/pegawai DJP, dan penipuan rekrutmen pegawai DJP,' kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti di Jakarta.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Perbekel Pengambengan Samsul Anam mengakui kabar warganya yang merupakan nelayan setempat menjadi korban Taat. Tetapi pihaknya sangat menyayangkan ketujuh warganya yang menjadi korban penipuan itu sampai saat ini tidak melapor ke polisi.
"Ya tidak perlu malu lah, apalagi sudah jelas itu penipuan dan warga kami ini jadi korbannya. Sangat saya sayangkan kalau justru hanya jadi cerita obrolan saja tetapi tidak berani untuk melapor. Setidaknya itu bisa ditindaklanjuti," ujar Anam.
Dengan tidak adanya laporan secara resmi kepada pihaknya, ia pun enggan menyebutkan nama-nama warganya yang menjadi korban penipuan itu. Dia memastikan dari informasi masyarakat yang ditindaklanjuti oleh perangkat desa dan banjar baru tujuh orang warganya yang menjadi korban.
Pihaknya pun berencana akan melakukan pengecekan secara langsung siapa saja jadi korban pemilik padepokan yang kini terjerat kasus pembunuhan terhadap dua santrinya itu. Dia akan memberikan pengertian kepada warganya sehingga bersedia terbuka kepada aparat desa.
Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo mengaku masih melakukan penyelidikan termasuk mengumpulkan keterangan dari warga terkait kabar tujuh nelayan yang pernah menjadi korban. "Kami sedang mengumpulkan data tersebut," katanya melalui telepon.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia melancarkan aksi tipu-tipu dengan membuka praktik pengobatan alternatif di rumah kontrakannya yang ada di sekitar Kota Pacitan.
Baca SelengkapnyaModus pelaku memberi uang muka Rp10 juta kepada tiap petani dan meminta mereka menyerahkan sertifikat tanah yang kemudian dibaliknamakan dan diagunkan ke bank.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaTim khusus bentukan Polresta Kendari melakukan penangkapan terhadap penipu agen BRI Link bernama Panjul. Saat ditangkap ia bersembunyi di dalam lemari pakaian.
Baca SelengkapnyaKomplotan ini memiliki berbagi peran. Si wanita mengawasi korban di dalam bank dan lainnya mengeksekusi setelah diberi kode oleh tersangka wanita.
Baca SelengkapnyaPosko dibuka untuk menerima pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Baca SelengkapnyaCAN melakukan penipuan terhadap pacar, orang tua, istri hingga mantan pacarnya dengan total kerugian hingga Rp4,6 miliar.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal dari korban yang mendapatkan informasi penyedia layanan seksual dari aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaKorban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnya