73,66 Persen Ruang Kelas SD di Tasikmalaya Rusak
Merdeka.com - 800 atau 73,66 persen dari total 1.086 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya mengalami kerusakan. Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya menyebut bahwa kerusakan ruang kelas SD bermacam-macam, mulai dari ringan, sedang hingga berat.
Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Jawari menyebut bahwa ruang kelas SD yang mengalami kerusakan tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
"Kita sudah memberikan instruksi ke UPTD Pendidikan wilayah untuk memverifikasi langsung ke sekolah-sekolah yang melaporkan kerusakan itu, nanti dilaporkan ke pusat agar direhab," ujarnya, Kamis (12/12).
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Apa persentase kasus DBD di Jakarta yang dialami anak SD dan SMP? Ngabila menyatakan, 70 persen kasus yang dirawat mayoritas anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
-
Bagaimana kondisi bangunan SDN Cipaku saat ini? Yang tersisa di antaranya dinding, pondasi antara tembok dengan lantai dan logo dari beton bertuliskan SDN Cipaku yang sudah tidak utuh.
-
Kenapa SDN Margamulya II rusak? Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Apa yang rusak di SDN Margamulya II? Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) II di Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terlihat rusak. Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
Ahmad menyebut bahwa hasil verifikasi nantinya akan dibuat skala prioritas secara manual untuk perbaikan. Dan selama ini, di wilayahnya perbaikan sekolah selalu dianggarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui dana alokasi khusus.
"Kegiatan rehabilitasi sekolah didasari data yang dimasukkan oleh pihak sekolah melalui laman Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Namun realita di lapangannya, rehabilitasi sering kali tak tepat sasaran atau sekolah yang diperbaiki justru yang bukan prioritas untuk direhabilitasi karena perbaikan hanya didasarkan pada Dapodik," terangnya.
Ahmad menjelaskan, saat perbaikan ruang kelas yang rusak hanya mengacu pada Dapodik, kondisinya tidak semua operator sekolah memasukkan data dengan benar. Hal tersebut terjadi karena operator sekolah tidak jarang tak mampu mengidentifikasi sekolahnya mengalami kerusakan ringan, sedang atau berat.
Hal tersebut menurutnya menjadi kelemahan dari pemerintah pusat karena tidak melihat data faktual di lapangan. "Karena masyarakat pada umumnya kan hanya tau ada sekolah yang rusak dan tidak diperbaiki," jelasnya.
Dengan banyaknya ruang kelas SD yang rusak di Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya diarahkan untuk mengajukan perbaikan ke Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) bagi sekolah yang belum diperbaiki melalui Dapodik. Kementerian PUPR sendiri nantinya akan memverifikasi ke lapangan.
"Semoga saja bisa dibenahi dengan cepat," ucapnya.
Ahmad menyebut bahwa kerusakan ruang kelas akibat berbagai faktor, salah satunya bencana alam.
"Kalau ruangannya rawan lalu hujan, belajarnya lebih baik dipindahkan ke luar kelas. Bisa juga meminjam ruangan di sekitar dengan memberikan laporan ke kita supaya kita bisa mengeluarkan surat rekomendasi," sebutnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Wawan R Efendi mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini rutin memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar siaga menghadapi bencana.
"BPBD juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk antisipasi bencana terjadi di sekolah. Bahkan jika diperlukan, BPBD juga siap untuk membantu evakuasi saat proses kegiatan belajar mengajar para siswa," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaSDN yang ruang kelasnya ambruk akibat goncangan gempa berada di Kampung Cilangiri, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Pastikan Infrastruktur Penting di Sumedang dalam Kondisi Baik Pascagempa
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca Selengkapnyatotal rumah yang rusak akibat bencana gempa magnitudo 6,2 mengguncang Garut berjumlah 110 unit
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaKecamatan Batang menjadi daerah yang paling banyak terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca Selengkapnya