ABK KM Linggar Petak 89 Belum Ditemukan Melompat dan Berpegangan Bola Jaring
Merdeka.com - Tim SAR gabungan akan kembali mencari sembilan orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 di Perairan Samudra Hindia yang belum ditemukan. Pencarian terus dilakukan dengan dibantu oleh dua Kapal Motor (KM) Bahari Nusantara dan Bahari Nusantara 25 dan untuk tim SAR Bali menggunakan KN SAR Arjuna 229.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada mengatakan untuk pencarian akan dilanjutkan pada besok Jumat (3/3) pagi, karena bila malam hari pencarian tidak efektif.
Selain itu, juga melihat kondisi gelombang di Selatan Bali atau Samudra Hindia yang saat ini kecepatan angin mencapai 20 hingga 25 knot dan gelombang rata-rata mencapai empat meter.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Bagaimana tim pencari harta karun mendeteksi bangkai kapal? Perusahaan ini dilengkapi dengan kapal bawah air tak berawak yang mampu menyelam hingga 6.000 meter di bawah permukaan laut, bersama dengan teknologi sonar yang baru.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Siapa yang menemukan kapal tersebut? Dilansir Arkeonews, kapal ini ditemukan pada Oktober 2023 oleh tim peneliti Institut Ilmu Laut Dalam dan Teknik Akademi Sains China.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Dimana kapal tersebut ditemukan? Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
"Sembilan korban masih dalam pencarian, dan dua kapal (Bahari Nusantara) masih melakukan pencarian saat ini dan rencana besok kita memberangkatkan lagi KN SAR Arjuna. Karena, malam sangat tidak memungkinkan dan tidak efektif. Jadi kami mempertimbangkan ABK dan kru di kapal juga," kata Darmada, di Dermaga Pasiran Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (2/3).
Dia menyebutkan, untuk area pencarian para korban sudah diperluas sejak tadi hingga 100 Nm. Selain itu, seluruh ABK saat kapal terbalik tidak menggunakan alat keselamatan.
"Informasi dari kapten (KM Linggar Petak 89) yang selamat dan (ABK) yang meninggal kapal itu hampir semuanya tidak menggunakan alat keselamatan. Sehingga, kami masih berspekulasi untuk berupaya mencari korban dalam kondisi selamat. Tapi upaya-upaya pencarian akan tetap dilakukan," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa kapal terbalik karena dihantam ombak dan diperkirakan gelombang di Selatan Bali atau sudah masuk Samudera Hindia ini, rata-rata mencapai empat meter.
"Itu kapal terbalik karena dihantam ombak. Rata-rata gelombang di selatan Bali ini rata-rata empat meter. Di selatan Bali kan sudah Samudra Hindia," sebutnya.
Lima Korban Selamat
Dia menyampaikan bahwa lima orang korban yang selamat saat itu berada di atas KM Linggar Petak 89 sebelum terbalik. Sementara, sisanya meloncat dari kapal dan berpegangan kepada bola-bola jaring ikan dan tidak ada yang terjebak di dalam kapal tersebut.
"Informasi dari nahkoda kapal, (ABK) yang meninggalkan kapal tidak menggunakan pelampung hanya berpegangan kepada bola-bola jaring itu. Lima orang yang berada di atas kapal itu yang masih selamat dan lainnya meninggalkan kapal," ujar dia.
"Informasinya, awalnya hanya berpegangan kepada bola-bola jaring, kalau jaring itu biasanya kayak pelampungnya berpegangan pada itu. Semua (korban) meninggalkan kapal tersebut," kata dia.
Dia melanjutkan bahwa untuk kedalaman Samudera Hindia itu mencapai hingga 100 atau 200 kilometer dan beberapa pengalaman dari pelaut yang sudah ditangani oleh Basarnas Bali, biasanya paling kuat bertahan di laut selama tiga hari tanpa makan dan minum.
"Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kita tangani beberapa pelaut yang ada, itu kalau tiga hari tanpa makan dan minum biasanya sudah peluangnya kecil, artinya di atas tiga hari. Tapi, kalau mengapung menemukan makanan kecil atau sesuatu yang bias diminum atau dimakan tentu ada harapan lagi hidupnya di laut," ujar dia.
Operasi pencarian sembilan ABK yang belum ditemukan akan dilakukan selama tujuh hari dan pihaknya juga sudah meminta bantuan melalui brocast ke kapal-kapal yang melintas di perairan tersebut agar ikut memperhatikan dan bisa mencari dan menyelamatkan para korban dan juga melakukan hal lainnya agar para korban bisa diselamatkan.
"Untuk pencarian SOP kami 7 hari. Namun kita lihat pertimbangan sekiranya ada tanda-tanda ditemukan itu memungkinkan kita perpanjang," ujar dia.
Daftar Korban
Daftar korban selamat dan berhasil dievakuasi:
1. Ariyono Wicaksono
2. Usnadi
3. Asep Maulana M
4. Muhamad Kevin Danuarta
5. Olof Luturmas.
Sementara, korban meninggal dunia adalah Hadi Supriadi. Kemudian sembilan ABK yang masih dilakukan pencarian di antaranya Dana Prasasty, Ryan Perdana Syah Putra, M. Bagas Syaifudin, Sendi Wahyudi, Jaya Rahman, Maman Sulaeman, Candra, Mohamad Jaelani, Indra Pamungkas.
Seperti yang diberitakan, Kapal Motor (KM) Linggar Petak 89, yang merupakan kapal pencari ikan terbalik dan tenggelam di Perairan Samudera Hindia, pada Selasa (28/2) siang kemarin.
Kapal dengan Person Over Board (POB)15 orang tersebut diperkirakan tenggelam sekitar pukul 13.00 WITA.
Gede Darmada selaku Kepala Kantor Basarnas Bali mengatakan, agen kapal PT. Sumber Mina Samudera menginformasikan bahwa 4 orang berhasil diselamatkan, 1 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sementara, rute kapal dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, menuju fishing ground. Namun nahas ketika berada di posisi koordinat 09°21'S - 115°03'T tiba-tiba datang ombak menerjang.
"Pukul 13.30 WITA, KM Bahari Nusantara 25 menemukan dan mengevakuasi lima orang ABK KM Linggar Petak 89, dan masih melakukan pencarian ABK lainnya," kata Darmada, Rabu (1/3).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaSeorang penumpang melompat dari KMP Pratita ke Selat Bali, Senin (7/8) petang. Pria itu dilaporkan masih hilang.
Baca Selengkapnya