Akibat angin kencang, Lion Air gagal mendarat di Kupang
Merdeka.com - Maskapai penerbangan Lion Air gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, sekitar pukul 14.35 WITA, akibat angin kencang yang mengganggu pendaratan pesawat jenis boeing tersebut.
Gabriel Lusi Keraf, salah seorang pejabat di bandara tersebut ketika dikonfirmasi, membenarkan hal itu, dan mengatakan pilot terpaksa membelokkan pesawat tersebut ke arah timur untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang melaporkan kecepatan angin permukaan di NTT saat ini berkisar antara 40-50 km/jam, sehingga memicu terjadinya gelombang besar dan mengganggu maskapai penerbangan saat melakukan pendaratan.
-
Kenapa pilot bisa keluar pesawat? Penyelidikan menyimpulkan bahwa kesalahan dalam pemasangan kaca depan pesawat selama pemeliharaan rutin sebelumnya telah menyebabkan kejadian ini terjadi.
-
Mengapa turbulensi pesawat terjadi? Biasanya, ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti awan badai, front cuaca, gelombang udara dari pesawat lain, serta udara yang terangkat melewati pegunungan tinggi.
-
Bagaimana laron menentukan arah terbang? Selain itu ada teori yang mengatakan cahaya digunakan laron sebagai alat bantu navigasi. Mereka menentukan arah terbang mengikuti sumber cahaya untuk mencari makan.
-
Dimana angin kencang terjadi? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Apa itu turbulensi pesawat? Mengutip dari laman Science Focus, Selasa (3/12), turbulensi terjadi ketika ada perubahan mendadak dalam aliran udara, yang menyebabkan pesawat bergoyang dan bergetar.
"Kami sudah memberikan peringatan dini kepala pihak bandara serta syabandar untuk lebih berhati-hati memberi izin pelayaran serta pendaratan, karena keadaan cuaca yang tidak bersahabat," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/6).
Dia mengatakan dalam dua hari ke depan, keadaan cuaca masih kurang bersahabat, sehingga para pengelola sarana angkutan laut dan udara agar lebih waspada.
Menurut Gabriel Lusi Keraf, Lion Air dalam penerbangan dari Jakarta-Surabaya-Kupang, hendak mendarat di Bandara El Tari Kupang pada pukul 14.45 WITA, namun pilot tidak sanggup mendaratkan pesawat tersebut akibat angin di atas bandara sangat kencang sehingga mengganggu manuver pesawat saat hendak mendarat.
Pilot langsung membelokkan pesawat tersebut ke arah timur sambil berputar-putar di atas bandara dan sekitarnya sambil menunggu angin reda untuk melakukan pendaratan.
Namun, setelah sekitar 10 puluh menit kemudian, Lion Air berhasil mendarat di Bandara El Tari Kupang, dan pada pukul 15.45 WITA langsung terbang kembali menuju Bandara Juanda Surabaya.
"Meskipun sedang terjadi cuaca ekstrim, umumnya aktivitas penerbangan dari dan ke Bandara El Tari Kupang masih berlangsung normal, kecuali Lion Air yang sempat melakukan rolling beberapa menit saat hendak mendarat pada Rabu siang," kata Keraf. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPembatalan sementara ini diakibatkan penyebaran abu vulkanik gunung Lewotobi Laki-laki di ruang udara dan sisi darat yang mempengaruhi lalu lintas penerbangan.
Baca SelengkapnyaPenyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air sempat berputar di langit Kota Binjai
Baca SelengkapnyaWarga dan petugas yang berjaga langsung melakukan evakuasi saat kecelakaan pesawat.
Baca SelengkapnyaPesawat membawa 5 penumpang yakni Pendeta Saul Bagau, Melek Bagau, Debora Bagau, James Bagau dan seorang anak kecil.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaInsiden pesawat milik Trigana Air itu menyebabkan dua penerbangan lainnya mengalami keterlambatan keberangkatan.
Baca Selengkapnya