![Alexander Marwata: 8 Tahun di KPK, Saya Akui Gagal Berantas Korupsi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/7/1/1719812767284-2m5luh.jpeg)
Alexander Marwata: 8 Tahun di KPK, Saya Akui Gagal Berantas Korupsi
"Kalau ditanya 'apakah Pak Alex berhasil?', saya tidak akan sungkan-sungkan (menjawab) saya gagal memberantas korupsi," kata Alex.
"Kalau ditanya 'apakah Pak Alex berhasil?', saya tidak akan sungkan-sungkan (menjawab) saya gagal memberantas korupsi," kata Alex.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengaku dirinya merasa gagal dalam memberantas korupsi. Hal ini dia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, di Senayan, Senin (1/7).
Mulanya, Alex menjelaskan permasalahan yang dihadapi KPK dalam hal koordinasi dan supervisi dengan Polri dan Kejaksaan.
Dia menyebut, dalam melaksanakan fungsi koordinasi dengan dua institusi tersebut tidak berjalan dengan baik.
"Memang di dalam UU KPK, yang lama maupun yang baru, ada fungsi koordinasi dan supervisi. Apakah berjalan dengan baik? Saya sampaikan, tidak berjalan dengan baik," kata Alex.
"Egosektoral masih ada, masih ada. Kalau kami menangkap jaksa misalnya, tiba-tiba dari pihak kejaksaan menutup pintu koordinasi supervisi, sulit. Dengan kepolisian juga demikian," sambungnya.
Dia menilai, jika permasalahan tersebut terus terjadi, maka dalam memberantas korupsi tidak akan berhasil.
"Jadi ini persoalan. Persoalan ketika kita berbicara pemberantasan korupsi ke depan, saya khawatir dengan mekanisme seperti ini, saya terus terang tidak yakin kita akan berhasil memberantas korupsi," ucap Alex.
Bahkan, dia mengakui dirinya merasa gagal memberantas korupsi meski sudah berkecimpung selama delapan tahun di KPK.
"Dan saya harus mengakui secara pribadi, 8 tahun saya di KPK, kalau ditanya 'apakah pak Alex berhasil?', saya tidak akan sungkan-sungkan (menjawab) saya gagal memberantas korupsi. Gagal!" imbuh dia.
Indeks Persepsi Korupsi Stagnan
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2023 stagnan di skor 34 dari 100. IPK ini berdasarkan survei Transparency International. Skor tersebut stagnan dari tahun 2022 saat Indonesia mendapat skor 34.
"Di tahun 2022 kita 34, di tahun 2023 kita 34. Rankingnya merosot 5 poin dari yang tadi 110 menjadi 115," kata Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko, Selasa (30/1).
IPK ini dihitung oleh Transparency International dengan skala 0-100, yaitu 0 artinya paling korup, sedangkan 100 berarti paling bersih.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengaku tak tahu dirinya dilaporkan ke Dewas KPK berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan.
Baca Selengkapnya"Perasaan itu saya dari dulu juga kalau di sini enggak enak," kata Alexander Marwata
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron sebelumnya melaporkan Dewas KPK terkait dugaan pencemaran nama baik.
Baca SelengkapnyaPermintaan Firli Bahuri, Polisi Periksa Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Hari Ini
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron sebelumnya melaporkan anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho ke Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaKPK menyatakan data tersebut tak bisa sembarangan disampaikan karena masuk dalam kategori data intelijen.
Baca Selengkapnya"Enggak ada, sama sekali enggak ada," kata Alexander Marwata.
Baca SelengkapnyaMenanggapi akan hal tersebut, Bahlil menanggapinya dengan santai dengan ketidaktahuan dirinya akan dilaporkan ke Komisi Antirasuah.
Baca SelengkapnyaAlex mengatakan KPK yang kini dipimpin Ketua sementara Nawawi Pomolango sepakat tak memberikan bantuan hukum kepada Firli Bahuri.
Baca Selengkapnya